Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaSaya merasa bersalah kepada anak saya
Dok sya seorang ibu satu anak laki2, saat ini usia anak sya 11 tahun. Sya sering bertengkar dgn suami kdg hal2 sepele sj bs menjdi mslh.suami sy sgt idealis,kaku,dn kasar secara verbal maupun nonverbal terutama sih mulutnya dok.kbetulan sy menikah dgn dia status ny duda wkt awl pernkhn smpai usia prnkhn kita 6 th msh bisa dikontrol sifat buruk ny it wlpun suka ribut jg tp cm sebentr2 sj krn kt sm2 bkerja tp stlah sy nonstop drumah br terlihat sifat buruk ny dn seringkali dia memarahi sy di dpn ank, tetangga,d dpn umum jg. Sampai sy menyadari sy suka mrh teriak2 kpd ank sy kdg untk hal2 yg g penting dn bgtupun jg ank sy dia sgt ksar dgn tmn2 ny dia sk mengamuk jg dgn sy. Sy takut dok klo ank sy akn terus seperti itu, sy tkt dia g bs bersosialisasi krn sekrg sj bnyk yg jauhin dia krn dia kasar scra verbal dan nonverbal dok dia jg ga mau ngalah dlm hal apapun saat bermain dgn tmn nya. Apa yg harus sy lakukan dok sdgkn suami merasa sifat itu biasa aj tdk ada mslh.
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Remaja merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan. Pada fase ini, remaja identik dengan pencarian jati diri sehingga akan banyak mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya, termasuk menampilkan perilaku yang terkadang menentang norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian, remaja sering kali memperoleh labelling “anak nakal atau membangkang” dari lingkungannya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa perilaku yang ditampilkan remaja tidak terlepas dari pola asuh dan pengalaman yang dia peroleh dari lingkungan keluarganya.
Perlu diketahui bahwa perilaku yang ditampilkan remaja terkadang merupakan cara mereka untuk mendapatkan perhatian dari lingkungan atau orang tuanya. Selain itu, perilaku tersebut juga terkadang akibat pengaruh dari teman sepergaulannya atau mungkin mencontoh perilaku orang-orang di sekitarnya. Namun, sebagai pengasuh dan pendamping anda tetap selalu berusaha mengambil peran dalam membimbing dan mengarahkan remaja untuk berperilaku yang adaptif, serta mencari tahu akar anak berperilaku demikian.
Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk menghadapi remaja, yaitu ajak mereka berdiskusi mengenai alasan mereka menunjukkan perilaku demikian, dengarkan pendapatnya, dan sebaiknya menghindari untuk menghakimi karena akan menyebabkan mereka menjadi pribadi yang menutup diri dari keluarga. Selain itu, libatkan remaja untuk membuat kesepakatan bersama yang berlaku dalam keluarga sehingga keberadaannya merasa dihargai. Anda juga perlu menegaskan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan konsekuensi yang akan diterima jika melanggar. Dengan demikian, remaja akan memiliki pandangan mengenai bagaimana dirinya harus bersikap. Tidak ada salahnya untuk anda jike menyampaikan langsung rasa bersalah yang anda rasakan ke anak. Namun, jika perilaku remaja telah melewati batas wajar, maka anda perlu bersikap tegas. Bantu anak dalam menemukan potensi diri yang dapat dikembangkan sehingga ia merasa berharga dan termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda atau konseling keluarga ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya memahami bahwa Anda merasa bersalah terhadap anak Anda karena sering bertengkar dengan suami Anda dan khawatir akan dampaknya pada anak. Pertama-tama, penting untuk diingat bahwa setiap keluarga menghadapi konflik dan tantangan dalam hubungan mereka. Namun, penting juga untuk mencari solusi yang sehat dan memastikan kesejahteraan anak.Berikut beberapa saran yang mungkin dapat membantu:
Komunikasi dengan suami: Cobalah untuk berbicara dengan suami Anda tentang kekhawatiran Anda terhadap perilaku kasar dan marahnya. Bicarakan bagaimana hal ini mempengaruhi anak dan cari solusi bersama untuk mengatasi masalah ini. Penting untuk mencari cara yang lebih baik dalam menyelesaikan konflik dan menghindari pertengkaran yang berlebihan di depan anak.
Konseling pernikahan: Jika masalah ini terus berlanjut dan sulit untuk diatasi sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang konselor pernikahan atau terapis keluarga. Mereka dapat membantu Anda dan suami Anda dalam memahami dan mengatasi masalah yang ada, serta memberikan strategi komunikasi yang lebih efektif.
Perhatikan pola perilaku Anda: Sadari dan perhatikan pola perilaku Anda terhadap anak. Jika Anda merasa sering marah dan teriak pada anak, cobalah untuk mengendalikan emosi Anda dan mencari cara yang lebih baik untuk berkomunikasi dengan anak. Bicarakan dengan anak tentang pentingnya berbicara dengan lembut dan mengungkapkan perasaan dengan cara yang sehat.
Berikan contoh yang baik: Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda dengan menunjukkan sikap yang positif dan menghormati orang lain. Ajarkan anak tentang pentingnya menghargai dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungan dengan orang lain.
Dukungan sosial: Cari dukungan dari keluarga dan teman-teman terdekat. Berbagi pengalaman dan mendengarkan saran dari orang lain dapat membantu Anda mengatasi masalah dan memberikan perspektif yang berbeda.
Terakhir, penting untuk diingat bahwa setiap keluarga memiliki tantangan dan kesulitan sendiri. Yang terpenting adalah berusaha untuk memperbaiki situasi dan menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi anak Anda. Jika masalah terus berlanjut atau memburuk, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog anak atau konselor keluarga. Mereka dapat memberikan panduan dan dukungan yang lebih spesifik sesuai dengan situasi Anda.
Semoga saran ini bermanfaat bagi Anda dan keluarga Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.
Related content