Saya ibu dari satu anak diusia 25 tahun, anak saya

Saya ibu dari satu anak diusia 25 tahun, anak saya sekarang berumur 3 tahun

Saya ingin bertanya, bagaimana cara nya menghadapi pasangan yang gampang marah dan yang sibuk dengan dunianya sendiri sementara anak dan istri tidak dikasih perhatian dan waktu luang bersama keluarga kecil nya,

Ketika marah taunya hanya mengancam dan tidak mau kalah, kalau berdebat selalu saja ada alasan seolah olah istri nya lah yang selalu salah,

Datang dan tidur bareng hanya pas lagi ada maunya

Menuntut istri seperti ini dan itu, bahkan kalau istri lagi tidak bisa memenuhi nafsu nya dia akan marah tanpa bertanya baik baik kenapa, malah mencari pelampiasan melalui hp.

Kalau istri lagi sakit bahkan tidak mau libur kerja barang sehari untuk menjaga istri dan anak, terpaksa istri minta anterin kerumah adek

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
5
2

2 komentar

Halo Yuni, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.


Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.

Permasalahan yang didiamkan dan dipendam oleh masing-masing, hanya akan menjadi pembahasan berulang di kemudian hari dan bisa saja meledak sewaktu-waktu bagaikan “bom waktu”. Ada baiknya anda dan pasangan meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati agar menemukan solusi terbaik bersama (misalnya liburan bersama ke tempat favorit, makan malam berdua, moment pillow talk, dsb). Ketika berkomunikasi menggunakan “I message”, artinya lebih fokus menyampaikan “saya merasa hubungan kita terasa hambar, boleh gak kita ngobrol sambil mengingat perjuangan yang udah kita lewati?” bukan “kamu itu selalu menyalahkan dan tidak mau mengalah…..”.

Kemudian anda dan pasangan dapat saling mengenali bahasa cinta masing-masing, serta melakukan ritual yang menjadi kesepakatan bersama misalnya memeluk dan mengucapkan kata cinta sebelum dan bangun tidur, sebelum dan berangkat kerja, dll. Selain itu, perlu dibahas juga terkait hubungan seksual dalam pernikahan anda. Perlu juga merencanakan mencoba hal-hal baru bersama agar semakin terasa keintimannya.

Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

3 minggu yang lalu
Suka
Balas
Untuk menghadapi pasangan yang mudah marah dan sibuk dengan dunianya sendiri, sementara Anda merasa kurang diperhatikan, penting untuk membangun komunikasi yang efektif dan mencari solusi bersama:

Pertama, cobalah untuk berbicara dengan suami Anda secara terbuka dan jujur tentang perasaan Anda. Sampaikan bahwa Anda merasa kurang diperhatikan dan membutuhkan waktu berkualitas bersamanya dan anak Anda. Pilih waktu yang tepat untuk berbicara, ketika Anda berdua dalam keadaan tenang dan tidak terburu-buru. Kedua, cobalah untuk memahami penyebab kemarahan dan kesibukan suami Anda. Apakah ada masalah di tempat kerja atau hal lain yang membuatnya stres? Dengan memahami penyebabnya, Anda dapat lebih mudah mencari solusi bersama. Ketiga, tetapkan batasan yang jelas. Jika suami Anda marah atau mengancam, jangan biarkan hal itu terjadi. Tegaskan bahwa Anda tidak akan mentolerir perilaku tersebut dan minta dia untuk berbicara dengan lebih hormat. Keempat, luangkan waktu untuk diri sendiri (me time). Jangan biarkan diri Anda terlalu larut dalam urusan rumah tangga dan anak-anak. Lakukan hal-hal yang Anda sukai dan membuat Anda merasa bahagia. Hal ini akan membantu Anda mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup Anda. Kelima, jika masalah terus berlanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Konseling pernikahan atau terapi keluarga dapat membantu Anda dan suami Anda untuk berkomunikasi dengan lebih baik dan menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu, penting juga untuk menjaga keintiman dalam hubungan Anda. Cobalah untuk meluangkan waktu berdua saja, tanpa gangguan anak-anak. Lakukan hal-hal yang membuat Anda berdua merasa dekat dan terhubung. Jika suami Anda mencari pelampiasan melalui HP ketika Anda tidak dapat memenuhi kebutuhan seksualnya, ini adalah masalah serius yang perlu dibicarakan. Sampaikan bahwa Anda merasa terluka dan tidak dihargai dengan perilakunya. Jika perlu, cari bantuan profesional untuk mengatasi masalah ini. Ingatlah bahwa membangun hubungan yang sehat dan bahagia membutuhkan usaha dari kedua belah pihak. Dengan komunikasi yang baik, kerjasama, dan dukungan satu sama lain, Anda dapat mengatasi masalah yang ada dan menciptakan keluarga yang harmonis. Jika masalah ini terus berlanjut, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari psikolog, terapis keluarga, atau konseling pernikahan.

3 minggu yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan