sakit hati sampai membuat marah dan nangis histeris
halo dok saya seorang perempuan berumur 26 tahun. saya lahir dari keluarga sederhana. saya anak kedua dari 3 bersaudara. untuk saat ini baru saya yg disekolahkan sampai perguruan tinggi.
ketika saya melakukan kesalahan atau ketika orang tua saya marah, mereka selalu membahas tentang pengeluaran untuk menyekolahkan saya. ibu saya selau mengatakan bahwa saya harus balas budi dg cara menguliahkan jg adik saya. perkataan itu selalu mereka bahas dari saya smp hingga sekarang. saya kadang merasa marah dan sedih sampai nangis. ibu saya selalu menjelek"an saya ke orang laik, baik tetangga, ayah, maupin saudara yg lain bahwa saya tidak pernah melakukan pekerjaan rumah padahal saya sudah melakukan apapun krna ibu saya kena stroke (tidak bisa berjalan dg normal) ibu saya selalu mengatakan beliau apa apa sendiri, melakukan pekerjaan sendri sdngkn itu bohong. nah ketika ibu saya berkata yg tidak" tentang saya hatiku sakit, enek, marah sampai suka teriakk sambil nangis, aku merasa tidak terima, sedih merasa semua yg sudah saya lakukan tidak di hargai. saya jg sedih dan amarah jika dibandingkan dg saudaraku. saya pernah berteriak histeris hingga tak sadar membanting atau merusak barang" di sekitarku, hingga terlintas jg untuk mengakhiri hidup saya. saya merasa capek, sakit, tidak dihargai. saya sangat tidak suka, benci ketika ibuku mengatakan hal buruk yg tidak sesuai kebenarannya. saya sampai acuh, dan ky rasa simpati ku hilang, bicara sama beliau pun sungkan krna kalau ngobrol sama ibu ada saja perkataannya yg membuatku sakit hati. kalau saudaraku bilang memang sudah sifat ibuku kalau bicara menyakiti hati, tp saya tidak ingin jadi anak durhaka. jadi apa yang harus saya lakukan? dan saya kenapa menjadi seperti ini?
mohon do jawab dok,terima kasih
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Kami turut prihatin dan dapat memahami kondisi yang anda alami. Setiap orang memiliki respon yang berbeda dalam menghadapi permasalahannya. Kondisi mental seseorang ikut serta mempengaruhi bagaimana respon yang dimunculkan.
Permasalahan yang dihadapi terkadang membuat seseorang tidak mampu berpikir jernih untuk menemukan solusi terbaik terhadap permasalahannya, sehingga tanpa disadari akan mengembangkan pikiran bunuh diri untuk mengakhiri semuanya. Namun, cara tersebut bukanlah strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
Apapun kondisi anda saat ini, anda tetap manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan sama seperti yang lainnya dengan keunikan masing-masing. Anda tetap berharga dengan segala kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Anda hanya perlu fokus mengembangkan potensi agar menjadi versi terbaik dari diri anda. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan. Selain itu, anda dapat menuliskan jurnal harian secara berkala setiap hari sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi.
Dengan menyadari kondisi diri anda saat ini merupakan langkah awal yang baik untuk dilakukan. Menyadari kondisi diri dapat membantu anda untuk menentukan langkah selanjutnya yang dapat anda lakukan sebagai upaya mencari pertolongan. Anda dapat mencari lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk berbagi. Selain itu, anda dapat mengidentifikasi permasalahan anda melalui menulis jurnal harian secara berkala sehingga anda lebih mengenali diri anda dan permasalahan yang dialami. Anda juga dapat menuliskan minimal 3 hal yang dapat disyukuri setiap hari (tidak harus hal yang besar, tetapi hal kecil juga termasuk), sehingga dapat membantu anda untuk lebih memaknai hidup. Anda juga dapat menemukan aktivitas yang dapat mengalihkan pikiran bunuh diri. Jika dirasa belum maksimal, anda tidak perlu ragu mencari bantuan professional (psikolog/ psikiater) sehingga kondisi anda segera tertangani dengan tepat.
Semoga dapat membantu ya
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya memahami bahwa Anda sedang mengalami kesulitan emosional dan merasa tidak dihargai oleh orang tua Anda. Situasi ini bisa sangat menekan dan mempengaruhi kesejahteraan mental Anda. Saya akan mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin dapat membantu Anda:Cari dukungan emosional: Penting untuk memiliki seseorang yang bisa Anda percaya dan berbagi perasaan Anda. Anda bisa mencari teman, anggota keluarga lain, atau bahkan konselor profesional yang dapat mendengarkan dan memberikan dukungan.
Komunikasi terbuka dengan orang tua: Cobalah untuk berbicara dengan orang tua Anda secara jujur dan terbuka tentang perasaan Anda. Sampaikan bagaimana kata-kata dan tindakan mereka membuat Anda merasa sakit hati dan tidak dihargai. Mungkin mereka tidak menyadari dampak yang mereka berikan pada Anda, dan dengan berbicara, Anda bisa mencoba mencapai pemahaman bersama.
Tetapkan batasan: Anda memiliki hak untuk menetapkan batasan dalam hubungan Anda dengan orang tua. Jika ada komentar atau perilaku yang merugikan, Anda bisa mengkomunikasikan batasan Anda dengan tegas dan menghindari situasi yang memicu emosi negatif.
Cari cara untuk mengelola emosi: Ketika Anda merasa marah atau sedih, penting untuk memiliki strategi pengelolaan emosi yang sehat. Anda bisa mencoba teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau olahraga. Juga, menulis jurnal atau berbicara dengan seseorang yang dipercaya dapat membantu Anda mengungkapkan dan memproses emosi Anda.
Cari bantuan profesional: Jika Anda merasa kesulitan mengatasi emosi dan situasi ini sendiri, tidak ada salahnya mencari bantuan dari seorang profesional seperti psikolog atau konselor. Mereka dapat membantu Anda mengatasi perasaan negatif dan memberikan strategi yang lebih efektif dalam menghadapi situasi ini.
Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dalam menghadapi perasaan seperti ini, dan ada bantuan yang tersedia untuk Anda. Jaga kesehatan mental Anda dengan baik dan jangan ragu untuk mencari dukungan yang Anda butuhkan.
Related content