Perubahan emosi pada penderita epilepsi
selamat malam dok. kakak saya sudah mengalami epilepsi sejak kelas smp dan sekarang sudah berusia 24 tahun. bentuk kumat epilepsi badan seperti kaku, hilang kesadaran dan mengeluarkan liur. 4 bulan terakhir, kakak saya hampir tidak pernah kumat. namun belakangan emosi menjadi meledak, teringat akan semua kenangan tidak menyenangkan, dan terkadang mengancam akan bunuh diri. pemikiran akan menyakiti diri sendiri dapat terjadi tiba tiba, bahkan saat tidak ada pemicu. kira kira bagaimana solusi agar menghindari pemikiran untuk menyakiti diri sendiri ya dok? terimakasih
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Setiap orang memiliki respon yang berbeda dalam menghadapi permasalahannya. Kondisi mental seseorang ikut serta mempengaruhi bagaimana respon yang dimunculkan. Sebagian orang ada yang optimis ketika menghadapi masalah, sehingga akan menjadi peribadi yang jauh lebih kuat dan tangguh saat berhasil melewati masa sulitnya, serta mau untuk berjuang menjalani kehidupannya kembali. Sebaliknya, beberapa orang juga akan merasa terpuruk, menarik diri dari lingkungan, dan sebagainya.
Apabila anda melihat perilaku kakak berubah dan merasa ada masalah, anda dapat mengajak ia untuk berbicara. Pembicaraan tidak harus langsung mengarah kepada permasalahan yang bersangkutan, tetapi dimulai dengan pembicaraan ringan dan santai, seperti “bagaimana kabarmu, ayo kita ngobrol berdua”, “belakangan ini kamu terlihat mudah marah dan lebih sensitif, ada yang bisa aku bantu?”, “kayaknya ada yang lagi kamu pikiran, sini cerita sama aku”. Apabila sudah mengarah ke pembahasan terkait permasalahan, anda dapat menunjukkan ketertarikan terhadap apa yang disampaikan, sehingga ia merasa mendapatkan kesempatan untuk bercerita secara jujur dan terbuka.
Sebagai orang terdekatnya, anda hanya perlu menjadi pendengar yang baik tanpa menghakimi atau memberikan ceramah, serta validasi emosi dan pikiran yang diutarakan. Terkadang seseorang yang mengalami permasalahan tidak dapat berpikir secara rasional sehingga tidak mampu untuk melihat alternatif solusi lain dari permasalahannya. Dengan meluapkan apa yang ada dipikiran dan perasaan seseorang tersebut kepada anda, maka akan membantunya untuk merasa lebih lega dan bisa memandang masalah lebih baik. Anda dapat memberikan masukan sesuai kemampuan anda jika ia memintanya. Hal tersebut diharapkan dapat sebagai bahan introspeksi. Anda bisa saja menemui tantangan dan membutuhkan proses yang lama sampai yang bersangkutan dapat menerima kondisinya dan mulai melihat dari perspektif yang berbeda. Anda juga tidak perlu ragu memberikan tawaran untuk mendapatkan bantuan professional ke psikolog dan psikiater agar segera tertangani dengan tepat.
Semoga dapat membantu ya
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Anda dengan sebaik mungkin berdasarkan informasi yang Anda berikan.:Perubahan emosi yang Anda sebutkan pada kakak Anda, seperti meledaknya emosi, mengingat kenangan tidak menyenangkan, dan pemikiran untuk menyakiti diri sendiri, bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan mental yang perlu ditangani secara serius. Meskipun epilepsi dan masalah emosi tidak selalu terkait langsung, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita epilepsi memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.
Saya sangat menyarankan Anda untuk segera mencari bantuan profesional untuk kakak Anda. Anda dapat menghubungi dokter spesialis saraf atau psikiater yang berpengalaman dalam menangani penderita epilepsi dan masalah kesehatan mental. Mereka akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi kakak Anda dan memberikan penanganan yang sesuai.
Selain itu, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu kakak Anda menghindari pemikiran untuk menyakiti diri sendiri:
Dukungan Emosional: Berikan dukungan dan perhatian kepada kakak Anda. Dengarkan dengan empati dan tunjukkan bahwa Anda peduli dengan perasaannya. Jangan ragu untuk menunjukkan bahwa Anda siap mendukungnya dalam menghadapi masalah ini.
Jangan Biarkan Sendirian: Pastikan kakak Anda tidak menghabiskan waktu sendirian dalam kondisi yang berisiko. Ajak dia untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama teman atau keluarga, atau temukan grup dukungan yang dapat membantu dia berbagi pengalaman dengan orang lain yang mengalami hal serupa.
Terapi Psikologis: Terapi psikologis, seperti terapi kognitif perilaku (CBT), dapat membantu kakak Anda mengatasi pemikiran negatif dan mengembangkan strategi untuk mengelola emosi yang lebih sehat. Konsultasikan dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan rekomendasi terapi yang tepat.
Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk membantu mengelola gejala emosional yang terkait dengan epilepsi. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan apakah obat-obatan ini diperlukan dan aman untuk digunakan.
Ingatlah bahwa setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda, jadi penting untuk mendapatkan penanganan yang disesuaikan dengan kondisi kakak Anda. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional segera dan berikan dukungan yang kuat kepada kakak Anda selama proses pemulihan.
Related content