Pernah dimarah sehingga badan tidak boleh bergerak

Assalamualaikum Dr, saya sejak kecil ialah sorang yang cemerkap. Kerap kali mmecahkan barang di dalam rumah. Ayah pasti marah (tanpa kekerasan fizikal), cuma kata-katanya saja sudah cukup melukakan. Tapi saya tidak menyalahkan ayah, kerana siapa sahaja boleh sabar, punya anak yang cuai dan serba serbi lambat faham seperti saya.


Sehingga remaja dan dewasa, setiap kali saya ingin membantu orang, yang terjadi adalah sebaliknya. Kesusahan yang saya beri. Perkara ini adakalanya menyebabkan saya berasa takut untuk berada dalam mana-mana lingkungan. Takut akan menjadi beban kepada orang lain.


Ketika saya sekolah di tingkatan satu, saya pernah dimarah dengan dahsyat sekali oleh senior di asrama. Dalam sebuah bilik yang gelap, saya dijerkah. Dijerit-jerit, tanpa saya tahu apa salah saya. Yang saya lakukan cuma menangis dan terus menangis. Yang paling parah, setelah selesai dimarah, anggota badan saya tidak boleh bergerak sendiri. Saya dipapah turun dari tangga. Rakan-rakan senior yang lain mengurut-ngurut kaki dan tangan saya, sambil menyapu minyak. Kondisi saya seakan orang bodoh yang tidak boleh berbuat apa-apa.


Kejadian ini memicu rasa takut setiap kali, saya:

- dimarah

- melihat orang lain marah

- melihat orang lain kena marah

Sekalipun yang melakukannya cuma kanak-kanak, saya tetap berasa takut. Saya juga terlalu mudah berasa kasihan kepada orang lain, sehingga merasakan diri sangat tidak berguna kerana tidak boleh membantu mereka.


Saya juga mudah menangis secara tiba-tiba. Saya ini sebenarnya kenapa ya Doktor?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
4
2

2 komentar

Halo Nur Asilah, terima kasih untuk pertanyaannya.


Kami dapat memahami kondisi anda saat ini. tentu saja hal tersebut tidak terlepas dari berbagai pengalaman hidup yang pernah anda lalui.


Kejadian tidak menyenangkan yang pernah anda alami bisa saja menyebabkan terjadinya trauma psikologis. Seiring berjalannya waktu, terkadang kejadian traumatis tersebut bisa pulih dengan sendirinya. Namun, terkadang juga akan menetap dalam jangka waktu yang lama sehingga mengganggu anda dalam menjalani keseharian saat ini atau merencanakan kehidupan yang akan datang. Adapun reaksi emosi yang ditampilkan setiap individu terhadap kejadian traumatis berbeda-beda, seperti munculnya rasa cemas berlebihan, sedih, takut, marah, benci, dan sebagainya. Selain itu, kondisi fisik dan psikologis bukan hal yang dapat dipisahkan sehingga ketika teringat akan kejadian tersebut akan memunculkan perubahan pada sensasi fisik.

Dengan menyadari kondisi anda saat ini, berarti secara tidak langsung anda menyadari pula kebutuhan akan bantuan tenaga profesional. Ketika pikiran akan kejadian traumatis tersebut muncul, maka akan memicu juga munculnya reaksi emosi negatif tersebut sehingga membuat anda merasa tidak nyaman. Pada saat kondisi tersebut terjadi, anda dapat melakukan relaksasi pernapasan sehingga menjadi lebih rileks, tenang dan dapat berpikir jernih kembali. Selain itu, sebaiknya anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri, karena adanya proses penerimaan dapat membantu anda lebih mudah untuk pulih dari kejadian traumatis. Anda juga dapat mencoba mengembangkan kemampuan memaafkan terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain yang menyebabkan anda mengalami kejadian traumatis tersebut.


Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga dengan segala kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
1

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba menjawab pertanyaan Anda dengan sebaik mungkin berdasarkan konteks yang Anda berikan.:

Dari cerita yang Anda sampaikan, terlihat bahwa Anda telah mengalami beberapa pengalaman traumatis di masa kecil dan remaja, seperti dimarahi dengan keras oleh senior di asrama dan menjadi korban perundungan di sekolah. Pengalaman-pengalaman ini dapat meninggalkan bekas yang dalam dan mempengaruhi kondisi mental dan emosional seseorang.

Rasa takut yang Anda alami setiap kali Anda melihat orang lain marah atau melihat orang lain kena marah, serta mudah menangis secara tiba-tiba, mungkin merupakan gejala dari gangguan kecemasan atau gangguan stres pascatrauma (PTSD). Gangguan kecemasan adalah kondisi di mana seseorang mengalami kecemasan yang berlebihan dan sulit mengendalikan perasaan takutnya. PTSD adalah kondisi yang terjadi setelah mengalami peristiwa traumatis dan ditandai dengan gejala seperti flashbacks, mimpi buruk, dan reaksi emosional yang kuat terhadap situasi yang mengingatkan pada peristiwa traumatis tersebut.

Selain itu, pengalaman-pengalaman traumatis yang Anda alami juga dapat mempengaruhi harga diri dan percaya diri Anda. Anda merasa takut menjadi beban bagi orang lain dan merasa tidak berguna karena tidak dapat membantu mereka. Hal ini mungkin merupakan dampak dari pengalaman perundungan dan pengalaman dimarahi dengan keras.

Untuk memahami kondisi Anda dengan lebih baik dan mendapatkan bantuan yang tepat, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi Anda dan memberikan saran serta pengobatan yang sesuai.

Selain itu, penting juga untuk mencari dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman terdekat. Berbicara dengan orang-orang yang dipercaya dan membagikan pengalaman Anda dapat membantu mengurangi beban emosional yang Anda rasakan.

Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dalam menghadapi perasaan dan pengalaman ini. Ada banyak sumber bantuan dan dukungan yang tersedia untuk membantu Anda mengatasi trauma dan mengembangkan kesehatan mental yang lebih baik.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan