Perasaan merasa terkekang
Saya sedang merasakan tertekan, gampang cemas, gelisah dan over tingking. Karna setelah bertengkar hebat dengan pacar atau pasangan, saya masih merasakan bahwa pacar masih menyimpan emosi, padahal saya rasa masalah sudah di selsaikan bebrpa hari, berbicra dri hatii ke hti dan jujur mengungkapkan isi hati dan prasaan.
Dan disaat sya bertengkar dngan pacar, emosi keduanya sngat membludak sehingga keluar lah kata² yang saling menyakiti yang benar² sngat menyakitkan, tetapi di sisi lain itu saya masih sangt mencintainya, dengn scra emosi dn tak sengaja saling keluar kata² yg saling menyakiti.
Kemudian setelah bebrpa hari berbaikan dan memberinya waktu untuk, sya mersa emosi nya sudah reda,. Tetapi saya menjadi orng yang tiba² baperan alias gampang terbwa prasaan, seperti disaat sya chatingan bersma pacar itu saya merasa seakan dia masih jengkel namun diam saja, dan sya seolah membnyangkan dia masih emosi di saat dia mengirim pesan² singkat nya.
Memang sya rasa sudh reda dan selsai permslahan tetapi saya menjadi gampang baperan hanya karna pesan² atau chat dari pacar yg singkat dan jika ada kata² yg kurang pas, sya mersa haru saya panas menggebu gebu dan tidak nyaman kemudian memnyebaban saya over tingkin, dan itu sangatlah tidak nyaman dan mengganggu keseharian sya, karene pesan apa pun dari dia hari ini sangat lah berpengaruh pada diri sya dan mood saya, seperti hari ini dia mengirim pesan² singkat mengatakan hal yg tidak sya suka dan tidak mau cerita, itu membuat sya over tingkin dan berpikir dia sedang malas dengan sya atau jengkel. Namun sebaliknya, jika dia selalu bercerita dan curhat kpada saya, bercrita hari² nya, dia keluar atau pergi kemana dia berkabar dengn sopan dan hal² baik lain sekecil apa pun, itu sangatlah sudah membuat hari² saya tenang nyaman dan tidak over tingking, membuat hari² sya berasa terisi kembali dan hati sya yg tenang mood bhagia sya pun kmbali.
Lalu bagaimana saya harus merubah atau cara untuk, agar saya tidak gampang lagi bertengkar, over tingking, merasa gelisah, mersa sendiri, mrasa tidak tenang dlam hati.
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Saya bisa mengerti kondisi dan kekhawatiran anda. Saya juga mengapresiasi upaya anda dalam mempertahankan hubungan.
Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang anda alami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut, maka dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.
Menghadapi hubungan seperti yang anda ceritakan tentu memiliki tantangan tersendiri. Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Anda juga memiliki hak untuk menetapkan batasan toleransi atas sikap pasangan anda dan berhak mengambil keputusan demi kebaikan diri anda sendiri. Dalam pengambilan keputusan sebaiknya dilakukan dalam kondisi pikiran yang tenang. Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi tetap dikomunikasikan dengan pasangan. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan anda dengan pasangan, kemudian bersama sama mencari solusi yang terbaik.
Terkait kekhawatiran yang anda alami dapat dilakukan, yaitu menuliskan seluruh isi pikiran anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran tidak hanya menumpuk dalam diri anda. Lalu anda juga dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kembali pikiran yang sering muncul dengan menanyakan ke diri anda mengenai pikiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan didukung oleh fakta sehingga perlu dipikirkan secara berlebihan atau hanya kekhawatiran tanpa alasan yang jelas?”, sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber pikiran anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.
Lakukan relaksasi pernapasan saat ketidaknyamanan tersebut muncul (fokus pada napas masuk dan napas keluar), sehingga anda lebih rileks dan tenang dalam menyikapi yang anda alami. Dengan mempertahankan kebiasaan merespon sesuatu dengan berpikir ketakutan akan hal yang belum terjadi, maka kebiasaan tersebut akan bertahan dan intensitasnya bisa saja meningkat sehingga mempengaruhi konsentrasi, performa dan kondisi fisik
anda, serta kehidupan sehari-hari anda lainnya.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda atau melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar segera tertangani.
Tolong bantu atau beri saya nasehat agar lebih baik, wahai orang² yng mengerti