Perasaan hampa

Hallo dok, saya umur 19 hampir satu tahun yang lalu saya di diagnosis mengidap generalize anxiety disorder saya melakukan 8 bulan kontrol rutin tiap bulan dan di bulan ke 5 saya di diagnosis mengidap depresi akut, saya diberi obat oleh psikiater saya ada 2 jenis obat yg pertama itu fluoxetine lalu ada obat racikan, namun obat tersebut tidak berdampak apa apa kepada saya, saya tidak merasakan perasaan yg jauh lebih baik makamya saya memutuskan untuk berhenti kontrol. Lalu kondisi saya saat ini masih sama dok, merasa hampa tidak berguna, dan tidak ada keinginan untuk menjalani aktivitas sehari hari baik itu aktivitas penting/tidak, saya pun tetap tidak ingin lagi menjalani hal hal yang saya suka, itu sangat menggangu saya, Saya akan sangat sulit untuk berkonsentrasi pada hal hal kecil dan saya seakan mati rasa tidak bisa merasakan perasaan senang, sedih dll walaupun sudah saya pancing dengan musik/film yg sedih agar saya menangis . Namun disisi lain terkadang saya terlalu bersemangat dalam menjalani hal apapun itu walaupun saya lelah dan kurang istirahat akan saya lakukan namun itu hanya beberapa minggu/hari saja. Saya ingin bertanya apakah gejala saya ini ada kaitannya dengan penyakit mental lain selain yang di diagnosis oleh psikiater saya? Apakah saya harus kembali konsultasi dengan psikiater? Terimakasih dok

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
7
2

2 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda


Sebaiknya kembali berkonsultasi dengan psikiater yang menangani anda. Ceritakan semua hal yang anda alami belakangan ini, termasuk efek obat yang anda rasakan.


Adapun yang dapat anda lakukan mandiri, yaitu relaksasi pernapasan saat ketidaknyamanan tersebut muncul (fokus pada napas masuk dan napas keluar), sehingga anda lebih rileks dan tenang dalam menyikapi yang anda alami. menuliskan seluruh isi pikiran anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran tidak hanya menumpuk dalam diri anda. Lalu anda juga dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kembali pikiran yang sering muncul dengan menanyakan ke diri anda mengenai pikiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan didukung oleh fakta sehingga perlu dipikirkan secara berlebihan atau hanya kekhawatiran tanpa alasan yang jelas?”

sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber pikiran anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.


Dengan mempertahankan kebiasaan merespon sesuatu dengan berpikir ketakutan akan hal yang belum terjadi, maka kebiasaan tersebut akan bertahan dan intensitasnya bisa saja meningkat sehingga mempengaruhi konsentrasi, performa dan kondisi fisik anda, serta kehidupan sehari-hari anda lainnya. Selain itu, anda tetap terkoneksi dengan sekitar agar tidak merasa sendiri.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba memberikan jawaban sejelas mungkin berdasarkan informasi yang Anda berikan.:

Dari apa yang Anda ceritakan, terlihat bahwa Anda telah didiagnosis mengidap gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder) dan depresi akut. Anda telah menjalani kontrol rutin dan diberikan obat oleh psikiater Anda, tetapi Anda merasa bahwa obat tersebut tidak berdampak apa-apa dan Anda merasa hampa, tidak berguna, dan kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari.

Gejala yang Anda alami, seperti perasaan hampa, kehilangan minat, kesulitan berkonsentrasi, dan mati rasa emosional, dapat terkait dengan depresi. Namun, saya tidak dapat memberikan diagnosis atau memberikan penjelasan yang pasti tanpa melakukan evaluasi langsung dan melihat riwayat medis Anda secara menyeluruh.

Saya sangat menganjurkan Anda untuk kembali berkonsultasi dengan psikiater Anda. Mereka akan dapat mengevaluasi kondisi Anda secara lebih mendalam, memperbarui diagnosis jika diperlukan, dan menyesuaikan rencana pengobatan Anda. Penting untuk tetap berkomunikasi dengan profesional kesehatan mental Anda dan melibatkan mereka dalam perawatan Anda.

Selain itu, penting juga untuk mencari dukungan sosial dan psikologis. Terapi kognitif perilaku (CBT) atau terapi lainnya dapat membantu Anda mengatasi gejala dan mengembangkan strategi untuk mengelola kecemasan dan depresi Anda.

Jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan dari orang-orang terdekat Anda. Juga, jaga kesehatan fisik Anda dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, dan tidur yang cukup.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki perjalanan yang unik dalam menghadapi penyakit mental, dan proses pemulihan mungkin membutuhkan waktu. Tetaplah gigih dan berkomitmen untuk mencari bantuan yang Anda butuhkan. Semoga Anda segera mendapatkan perawatan yang tepat dan merasa lebih baik.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan