🔥 Diskusi Menarik

Perasaan Bersalah

Hallo Dok, saya izin bercerita terkait masalah yang saya alami akhir-akhir ini. Saya mengalami konflik dengan teman saya yang merupakan lawan jenis. Pada saat itu ia berhasil membuka HP saya di mana ia melihat isi chat saya dengan seorang teman yang menurutnya bikin ia patah hati. Saya tidak tahu kalau dia memiliki perasaan dengan saya karena saya pikir ia masih punya rasa suka dengan teman saya dari setiap curhatan yang dia sampaikan ke saya.


Lalu, dia menyudutkan saya menjadi wanita yang sukanya memainkan perasaan pria. Padahal saya tak punya hubungan spesial dengan siapa pun. Saya akui memang saya salah membalas pesan dari lawan jenis, apalagi jika dikaitkan dengan hukum agama yang saya anut tidak baik menjalin interaksi antara pria dan wanita jika tidak ada kepentingan. Tapi di sisi lain saya ingin menjalin hubungan baik dengan siapa pun tanpa meninggalkan kesan negatif ke saya.


Apalagi saat itu saya sudah berusaha menjelaskan panjang lebar kepada dia kalau saya bukan wanita yang mudah mengumbar perasaan dengan pria lain tapi dia tak mempercayai saya dan mencap hal yang bikin saya cukup merasa bersalah. Bagaimana tanggapannya terkait hal ini? Apakah memang saya pantas mendapatkan tekanan psikologis seperti itu? Padahal setelah saya pikir2 pun, saya juga berusaha menjelaskan dengan kejujuran tapi tetap dia mencap saya A, B, C, D. Di sini membuat saya tak bergairah menjalankan hidup.


Bagaimana cara saya bisa berusaha bangkit dari keterpurukan ini, Dok?


Saya berusaha untuk berpikir positif dan menjalankan aktivitas saya tapi kadang masih saja terpikirkan tentang hal itu. Sampai saya punya pikiran untuk datang ke rumahnya dengan menempuh jarak berkilo-kilo meter jauhnya. Dengan itu saya berpikir bahwa bisa mendapatkan permintaan maaf dari dia.


Saya jadi takut dan trauma jika bersikap baik dengan laki-laki lagi Dok. Mengenai hal itu, saya harus bagaimana ya? Terimi kasih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
11
1
2

2 komentar

Halo Windy Nur Malasari, terima kasih untuk pertanyaannya.


Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak terlepas dari kondisi lingkungan di mana seseorang berada. Diri pribadi seseorang dan lingkungan akan saling terikat dan saling mempengaruhi. Perlu disadari bahwa bagaimana pun kondisi lingkungan, maka akan mempengaruhi kondisi mental kita. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang mendukung, maka orang tersebut relatif lebih nyaman dalam menjalani keseharian. Sebaliknya, apabila seseorang berada pada lingkungan yang kurang sehat, maka orang tersebut cenderung merasa tidak nyaman, mudah frustasi, bahkan stres, dan menimbulkan dampak buruk lainnya. Dengan demikian, diperlukan evaluasi dan introspeksi diri terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.


Apapun kondisi anda saat ini, anda tetap berharga dengan segala kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Anda hanya perlu fokus pada diri anda, mengenali dan mengeksplor kelebihan anda, dan menerima kekurangan menjadi bagian dari diri anda, serta memahami kebutuhan diri anda sendiri. Dengan demikian, anda dapat menjadi versi terbaik dari diri anda, dan juga bisa berguna untuk orang di sekitar anda. Anda juga dapat menuliskan minimal 3 hal yang dapat disyukuri setiap hari (tidak harus hal yang besar, tetapi hal kecil juga termasuk), sehingga dapat membantu anda untuk lebih memaknai hidup dan memiliki sudut pandang lain. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan.


Adapun terkait kondisi yang anda alami, anda dapat memulai dengan menyampaikan secara asertif mengenai perasaan tidak nyaman yang anda alami atas perilaku dia, agar mengetahui keadaan anda. Dengan meminta maaf terlebih dahulu, bukan berarti anda yang bersalah tetapi hal tersebut sebagai upaya agar anda lebih lega dan hubungan perlahan dapat diperbaiki. Temukan lingkungan yang baru yang membuat anda lebih merasa dihargai. Anda tidak perlu menunggu ajakan tetapi anda dapat berinisiatif juga untuk mengajak.


Dengan menyadari kondisi diri anda saat ini merupakan langkah awal yang baik untuk dilakukan. Anda dapat mengidentifikasi permasalahan anda melalui menulis jurnal harian secara berkala sehingga anda lebih mengenali diri anda dan permasalahan yang dialami, serta sebagai media katarsis. Anda juga dapat menemukan aktivitas produktif dan menyenangkan yang dapat mengalihkan pikiran negative anda. Kemudian anda dapat mengaplikasikan pola hidup sehat, misalnya berolahraga, mengatur pola tidur, konsumsi makanan bergizi, dan sebagainya. Jika dirasa belum maksimal, anda tidak perlu ragu mencari bantuan professional (psikolog) sehingga kondisi anda segera tertangani dengan tepat. Semoga membantu ya


2 tahun yang lalu
Suka
Balas

Halo Windy Nur Malasari klo menurut saya sih si laki-laki gak punya hak untuk marah2 ke kamu. dia patah hati itu satu hal, tapi dia marah2 apalagi klo sampai memaki itu hal lain. ini kan krn ada kesalahpahaman sepertinya di antara kalian, apa kalian pacaran atau sudah tunangan? ada kejelasan tidak soal itu? apakah si laki2 pernah mengungkapkan perasaannya? Ya kalau dia tidak pernah ngasih kejelasan soal hubungan kalian dan perasaan yg dia miliki, ya dia gak berhak marah dong, wong dia yg salah krn gk klir soal perasaannya. Dan kamu gak perlu meminta maaf ke dia. Jalani saja apa yg menurutmu benar, laki2 seperti tidak layak diperjuangkan.

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan