🔥 Diskusi Menarik

People pleaser dan bucin dengan ortu sendiri.

Hallo sehat. Saya penyintas depresi psikotik yang sudah stabil, dan masih konsumsi obat di bawah pengawasan psikiater. Saya sakit sejak usia 19 tahun dan sekarang usia saya 32 tahun. Bukan hal yg mudah tuk bisa pulih. Selain rutin kontrol ke psikiater, saya juga menjadikan bekerja sebagai terapi. Saya juga gabung dengan grup" Kesehatan jiwa seperti kpsi,dll. Mengikuti banyak sekali akun psikiater,psikolog dan mental health di ig. Karena hanya psikiater yg tercover bpjs sedangkan psikolog tidak. Jadi sebagai ganti psikolog, saya mengikuti akun" Tersebut. Jadi saya bisa tahu, cara yang benar tentng sehat jiwa,jika sedang ada masalah. Psikolog danang baskoro pernah bilang, orang bisa sakit depresi. Karena ada hal yg tidak benar yg terus menerus dilakukan sehingga menyebabkan depresi. Hal itu juga saya rasakan, maka sampai saat ini saya memperbaiki pola pikir, cara bersosialisasi dll. Dan yang saya rasakan saya dulu adalah people pleaser bagi orang tua saya. Karena memaknai tentang berbakti kepada ortu yg terlalu berlebihan saat saya kecil. Sehingga saya punya inner child. Saya selalu rangking, juara pidato, beasiswa di sekolah. Semua itu demi memuaskan ortu. Dan saya sangat ingin membanggakan mereka. Dan saat saya kroscek dg teman saya semasa sma, mereka pun mengamini kalau saya dulu karakternya people pleaser terhadap ortu. Hal itu berlanjut sampai saya menikah pun dengan tujuan supaya ortu bahagia. Sayapunya perasaan bersalah ke ortu karena saya anak pertama, dan pindah kuliah karena depresi saya pertama kali dipicu salah jurusan. Dan saya tidak ingin jadi penghalang untuk adik saya menikah. Dan kini saya sadari pernikahan demi ortu bahagia bukanlah solusi. Karena yg menjalani pernikahan adalah saya. Tetapi rasa tertekan dan vertigo ibu kambuh jika saya tdk menerima pinangan tsb. Bagaimana cara berubah untuk tidak jadi people pleaser dg orang tua?. Kenapa rasanya senang jika bisa patuh dengan ortu. Apakah itu efek dari people pleaser yg sudah saya lakukan puluhan tahun. Kenapa di otak seperti bingung seperti ada cinta dan benci karena orang tua.Terima kasih atas jawabannya.

0
68k
2 komen

2 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda


Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga.

Perlu disadari bahwa kita tidak dapat bertanggung jawab untuk menyenangkan semua orang. Kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Dengan demikian, komunikasi hangat dan terbuka dapat menjadi jembatan agar saling memahami dan menumbuhkan toleransi terhadap perbedaan pandangan.


Sebaiknya memperbanyak waktu berdialog dengan diri sendiri. Dengan melakukan introspeksi secara berkala, maka anda lebih mudah menyadari dan menerima kelebihan dan kelemahan yang anda miliki, serta lebih mudah menemukan tujuan hidup dan kebutuhan diri anda. Adapun yang dapat anda lakukan lainnya, yaitu menuliskan seluruh isi pikiran dan perasaan anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran dan perasaan tersebut tidak hanya menumpuk dalam diri anda, serta dapat membantu mengenali kondisi anda yang sebenarnya. Terkadang kita memunculkan pikiran otomatis yang seolah-olah jauh lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.

Anda juga dapat menuliskan minimal 3 hal yang dapat disyukuri setiap hari (tidak harus hal yang besar, tetapi hal kecil juga termasuk), sehingga dapat membantu anda untuk lebih memaknai hidup dan memiliki pandangan dari sudut pandang lainnya. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan.


Selain itu, anda juga perlu mengembangkan sikap memaafkan dan berterima kasih bagi diri sendiri dan sekitar. Anda telah berupaya menjadi yang terbaik. Anda tidak perlu malu untuk menceritakan permasalahan anda kepada orang terdekat yang anda percaya agar tidak merasa sendirian dan terasingkan.

Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

1 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Berdasarkan konteks yang Anda berikan, tampaknya Anda mengalami kesulitan dalam mengatasi perasaan people pleaser terhadap orang tua dan ingin belajar bagaimana untuk tidak terlalu memenuhi keinginan mereka. Hal ini bisa menjadi langkah penting dalam membangun batasan yang sehat dan memprioritaskan kebutuhan dan kebahagiaan Anda sendiri. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda pertimbangkan untuk mengubah pola pikir dan perilaku people pleaser terhadap orang tua Anda: 1. Sadari dan terima diri sendiri: Mulailah dengan mengakui bahwa Anda memiliki kecenderungan untuk memenuhi keinginan orang tua secara berlebihan. Terimalah bahwa Anda memiliki hak untuk merasa bahagia dan memprioritaskan kebutuhan Anda sendiri. 2. Komunikasi yang jujur: Bicarakan secara terbuka dengan orang tua Anda tentang perasaan dan kebutuhan Anda. Sampaikan dengan jelas bahwa Anda ingin membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati, di mana keputusan dan pilihan Anda juga dihargai. 3. Tetapkan batasan yang sehat: Tentukan batasan yang jelas dalam hubungan Anda dengan orang tua. Misalnya, Anda bisa menentukan waktu untuk diri sendiri, menentukan keputusan sendiri tanpa terlalu mempertimbangkan keinginan orang tua, dan belajar untuk mengatakan tidak jika sesuatu tidak sesuai dengan keinginan Anda. 4. Fokus pada diri sendiri: Mulailah untuk lebih memperhatikan dan memenuhi kebutuhan dan kebahagiaan Anda sendiri. Temukan kegiatan atau hobi yang membuat Anda bahagia dan memberikan kepuasan pribadi. 5. Dukungan profesional: Jika Anda merasa kesulitan untuk mengubah pola pikir dan perilaku people pleaser, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang psikolog atau terapis yang dapat membantu Anda dalam proses ini. Perubahan tidak akan terjadi secara instan, namun dengan kesabaran dan komitmen untuk memprioritaskan diri sendiri, Anda dapat membangun hubungan yang lebih sehat dengan orang tua Anda dan merasa lebih bahagia dalam hidup Anda. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam perjalanan menuju kesehatan mental yang lebih baik. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.
1 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan