Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaPengobatan untuk Alzaimer
Saya memiliki ortu (bapak) usia 75 tahun, habis operasi prostat tahun 2015, dalam 3 tahun belakangan ini timbul gejala pikun. (tidak bisa mengingat kejadian yang baru dilakukan)
apa terapi dan obat yang bisa di pergunakan
terima kasih dokter
1 komentar
Terbaru
Halo Suteja, terima kasih atas pertanyaannya.
Penyakit demensia adalah sekumpulan gejala yang memengaruhi kemampuan fungsi kognitif otak dalam mengingat (memori), berpikir, bertingkah laku, dan berbicara (berbahasa). Sebenarnya, demensia bukanlah penyakit sungguhan, melainkan istilah untuk menggambarkan sekelompok gejala yang mengganggu fungsi otak. Kondisi ini memiliki banyak sebutan lain, seperti gangguan neurokognitif mayor atau penyakit pikun. Meski, pada dasarnya tidak semua orang yang pikun (pelupa atau sering kali lupa) mengalami demensia. Tingkat keparahan kondisi ini bisa beragam, mulai berkisar dari yang ringan hingga berat sekali pun. Bahkan bukan tidak mungkin, kondisi yang memengaruhi fungsi otak ini bisa mengubah kepribadian seseorang.
Gejala terkait perubahan kognitif :
- Kehilangan ingatan
- Kesulitan berbahasa, berkomunikasi dengan orang lain, dan melakukan kegiatan sehari-hari.
- Mengalami disorientasi atau kebingungan akan waktu dan tempat.
- Kesulitan dalam berpikir dan mencerna informasi.
- Sering lupa dan salah saat meletakkan suatu benda.
Gejala terkait perubahan psikologis :
- Perubahan perilaku, kepribadian, dan suasana hati yang kerap terjadi secara tiba-tiba.
- Kehilangan inisiatif atau apatis pada hal apa pun, termasuk pada kegiatan yang sebelumnya pernah ditekuni.
- Kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
- Mengalami depresi.
- Mengalami halusinasi.
- Mengalami paranoia.
- Merasa gelisah.
Demensia dapat ditangani dengan menggunakan dua cara, yakni obat-obatan dan terapi:
1. Obat-obatan -> Ada beberapa obat yang digunakan untuk mengobati demensia alias penyakit pikun, di antaranya adalah:
- Obat penghambat kolinesterase -> Obat ini bekerja dengan meningkatkan senyawa kimia di otak yang terlibat dalam memori dan penilaian. Contoh obat-obatan yang digunakan adalah donepezil (Aricept), rivastigmine (Exelon) dan galantamine (Razadyne). Efek samping dari obat ini adalah gangguan pencernaan, denyut jantung melambat, dan gangguan tidur.
- Obat memantine -> Memantime bekerja dengan mengatur aktivitas glutamat, pembawa pesan kimiawi lain yang terlibat dalam fungsi otak, yakni pembelajaran dan pengolahan memori. Efek samping dari obat ini adalah kepala pusing.
2. Terapi demensia -> Cara mengobati dan mengatasi demensia selain obat adalah dengan mengikuti terapi. Perawatan ini bertujuan untuk membantu pasien memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Terapi yang dilakukan umumnya meliputi:
- Terapi okupasi. Perawatan ini membantu pengasuh pasien dan pasien ketika gejala muncul. Tujuannya, untuk mencegah terjadi kecelakaan atau terjatuh yang bisa memengaruhi kesehatan.
- Perubahan lingkungan. Suasana yang jauh dari kebisingan dan aman tentu membantu pasien demensia untuk lebih fokus dalam menjalankan aktivitas. Keluarga dan pengasuh biasanya akan diminta untuk menyembunyikan berbagai benda yang sifatnya membahayakan, seperti pisau.
- Menyederhanakan tugas harian. Pasien demensia mudah kesulitan melakukan aktivitas yang biasanya mudah dilakukan orang normal. Oleh karena itu, dalam terapi ini, pasie akan diajarkan untuk lebih fokus serta mengikuti langkah-langkah mudah dalam menyelesaikan suatu kegiatan.
Perawatan demensia di rumah :
- Anda harus membantu pasien mengikuti pengobatan yang direkomendasikan dokter. Bahkan, mengatur jadwal pengobatan rutin lanjutan agar kondisi tubuhnya tetap sehat.
- Anda perlu membantu pasien untuk melakukan perawatan diri, seperti menyiapkan makanan dan memastikan pola makannya sesuai anjuran dokter, membersihkan tubuhnya, dan mengajaknya untuk melakukan berbagai aktivitas yang memberi manfaat pada kesehatan otaknya, seperti berkebun atau olahraga.
- Cobalah berkomunikasi dengan pasien dengan cara yang benar, yakni menggunakan pilihan kata yang mudah dimengerti, tidak terburu-buru, dan gunakan gestur tubuh untuk menunjukkan suatu hal.
- Paling penting adalah bagaimana Anda bisa menjaga emosi pasien tetap stabil. Hindari berbicara membentak, dan tidak mengabaikannya.
Namun apabila gejala demensia semakin memberat, sebaiknya anda segera berkonsultasi dengan dokter spesialis Syaraf untuk penanganan lebih lanjut.
Sekian dan Terima Kasih