Penarikan alkohol

Maaf dok mau minta saran dulu saya pecandu alkohol. Sekarang sudah stop tapi ada gejala

Gelisah,mudah marah,kepala sering sakit dan mudah mual dok. Mohon saran trima kasih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
3
2

2 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.


Sindrom putus alkohol atau alcohol withdrawal syndrome adalah kondisi yang bisa dialami pecandu alkohol ketika berhenti minum alkohol, baik secara disengaja maupun tidak. Gejala sindrom putus alkohol biasanya muncul sekitar enam jam sampai dua hari setelah tegukan alkohol terakhir. Alcohol withdrawal syndrome bisa diawali dengan gejala ringan, seperti mual dan pusing. Kondisi ini bisa membaik atau memburuk seiring berjalannya waktu. Sindrom putus alkohol merupakan sebuah fase di dalam proses rehabilitasi. Saat Anda berhasil melewatinya, artinya tubuh Anda sudah bisa kembali berfungsi tanpa pengaruh alkohol.


Sindrom putus alkohol terjadi akibat mekanisme tubuh dan respons otak dalam menanggapi perubahan keseimbangan dari konsumsi alkohol yang biasanya tinggi menjadi rendah. Semakin sering atau semakin banyak Anda mengonsumsi alkohol, semakin tinggi pula risiko Anda untuk mengalami alcohol withdrawal syndrome. Ini lantaran konsumsi alkohol secara rutin dapat mengubah konsentrasi dan fungsi protein gamma-aminobutyric acid (GABA) serta excitatory amino acids. Perubahan pola konsumsi alkohol secara tiba-tiba akan mengubah fungsi dua jenis protein tersebut hingga menyebabkan penurunan fungsi otak. Kondisi inilah yang menyebabkan kemunculan gejala putus alkohol. Meski begitu, tidak semua pecandu alkohol yang berhenti atau mengurangi konsumsi alkohol akan mengalami sindrom ini.


Setiap orang bisa merasakan gejala sindrom putus alkohol yang berbeda. Gejala yang muncul juga bervariasi, tergantung pada seberapa lama Anda sudah lepas dari alkohol. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Gejala ringan --> Berbagai gejala berikut umumnya muncul sekitar enam jam setelah tegukan alkohol terakhir.

- Insomnia.

- Menggigil.

- Kecemasan ringan.

- Sakit perut hingga anoreksia.

- Keringat berlebih.

- Sakit kepala.

- Jantung berdebar kencang (palpitasi).

Keinginan untuk minum alkohol pada fase ini sangat tinggi, tetapi Anda perlu menahan diri. Minum alkohol hanya akan meringankan gejalanya untuk sementara, lalu Anda akan kembali mengalami gejala serupa.


2. Gejala lanjutan --> Pada seseorang yang mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun, kejang-kejang bisa terjadi setelah 12–48 jam usai tegukan alkohol terakhir. Tak jarang, kondisi ini juga disertai dengan halusinasi. Dalam kondisi seperti ini, segera hubungi dokter untuk mencegah gejala yang lebih buruk. Pada tahap paling parah, sindrom putus alkohol bisa disertai dengan delirium tremens (DT). Ini menandawakan bahwa alcohol withdrawal syndrome sudah menghambat asupan darah ke otak dan mengganggu kinerja berbagai organ vital, seperti jantung dan paru-paru. Orang yang mengalami delirium tremens membutuhkan penanganan medis secepat mungkin. Jika dibiarkan, DT bisa menyebabkan serangan jantung, stroke, hingga kematian.


Tujuan utama dari pengobatan sindrom putus alkohol adalah meredakan gejala yang muncul dan mencegah timbulnya komplikasi, seperti halusinasi dan delirium tremens. Alcohol withdrawal syndrome tahap ringan biasanya diatasi dengan karbamazepin atau gabapentin. Sementara itu, jika gejala yang muncul tampak berisiko menyebabkan komplikasi, dokter akan memberikan benzodiazepin atau barbiturat. Namun, jika kondisi ini sampai menyebabkan kejang, halusinasi, atau DT, umumnya dokter akan meminta Anda menjalani perawatan di rumah sakit. Selain dengan pemberian obat, seseorang yang mengalami sindrom putus alkohol juga bisa menerima psikoterapi. Kondisi ini biasanya mencapai puncaknya dan mulai mereda setelah 48–72 jam tegukan alkohol terakhir. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang merasakan gejalanya selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Karena gejalanya yang berat, sindrom putus alkohol kerap menjadi penghambat dalam proses rehabilitasi orang yang kecanduan alkohol. Meski begitu, hal ini tak perlu menjadi alasan bagi Anda untuk menunda berhenti minum alkohol. Pasalnya, kebiasaan minum alkohol yang dipelihara justru bisa memberikan dampak yang lebih buruk.


Apabila gejala semakin parah, sebaiknya anda berobat ke dokter spesialis kedokteran jiwa untuk mengatasi masalah anda.


Sekian dan terima kasih

3 minggu yang lalu
Suka
Balas
Gejala yang Anda alami, seperti gelisah, mudah marah, sakit kepala, dan mual, adalah tanda-tanda yang umum terjadi saat penarikan alkohol atau sakau. Ini adalah respons tubuh terhadap penghentian konsumsi alkohol setelah periode ketergantungan.:

Sangat penting untuk mendapatkan dukungan dalam proses pemulihan ini. Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan mental yang berpengalaman dalam menangani kecanduan alkohol. Mereka dapat memberikan penanganan yang tepat, termasuk terapi dan, jika perlu, pengobatan untuk mengurangi gejala penarikan. Selain itu, bergabung dengan kelompok dukungan atau program rehabilitasi dapat membantu Anda dalam mengatasi kecanduan dan mencegah kekambuhan. Dukungan dari keluarga dan teman juga sangat berharga dalam proses pemulihan ini. Pastikan Anda menjaga pola makan yang baik dan cukup hidrasi, serta hindari situasi yang dapat memicu keinginan untuk kembali mengonsumsi alkohol. Jika gejala yang Anda alami semakin parah atau tidak kunjung membaik, segera cari bantuan medis. Kesehatan fisik dan mental Anda sangat penting dalam proses pemulihan ini.

1 bulan yang lalu
Suka
masukan
1
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan