Overthinking
Selamat pagi dok,
Saya punya anak cowok kelas 1 sma. Sementara dia tinggal diasrama dan sekolah di sma it. Sebelumnya baik2 saja, cuma ngeluh masalah pelajaran matematika ngga bisa dan saya sudah bilangin gpp jalani aja nanti lama2 bisa ngga usah mikirin nilai.
Tetapi seminggu ini dengan tiba tiba pengen pindah sekolah dan bilang susah susah disini ma gitu aja.
Saya tanya katanya alasan pengen pindah sekolah apa?
1. Merasa belom mampu untuk ikut tazsmi quran. Klo hafalan dia mampu, tapi untuk tampil di depan publik dia belom bisa.(kurang pd)
2. Merasa susah adaptasi dengan teman2 lain kelas.
Sebelum mencoba hal2 baru anaknya sering meras down dulu dan merasa klo saya tidak bisa.
Untuk point 1 saya sudah koordinasi dengan ustadnya dan sudah ada keringan.
Tindakan dan saran apa yang perlu saya sampaikan ke ananda ya dok?
Halo Betty Sitadewi, terima kasih atas pertanyaan anda
Kami dapat memahami kekhawatiran anda, tentunya setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak. Namun, perlu diingat bahwa terkadang persepsi yang terbaik menurut orang tua, belum tentu sesuai dengan anak sehingga dalam kondisi ini anak diberikan kesempatan untuk memilih dan menentukan tujuan hidup sesuai bakat, minat, dan potensinya.
Pada usia remaja (13-21 tahun) berada pada tahap perkembangan psikososial āIdentity vs Identity Confusedā, yang berarti bahwa pada fase tersebut remaja sedang dalam pencarian jati diri sehingga pada saat itu juga remaja akan rentan dengan krisis identitas/ krisis kepercayaan diri. Adapun beberapa penyebab remaja kesulitan menemukan jati dirinya, diantaranya karena sering mendapat penolakan, kritikan, disalahkan, tidak diapresiasi dengan pencapaiannya (termasuk hal sederhana), sering dibandingkan dengan anak lainnya, dan sebagainya. Dengan demikian, remaja jadi tidak dapat mengenali potensinya, kurang dapat berkembang menjadi versi terbaik diri, mengembangkan rasa benci dan marah serta menolak keberadaan dirinya, bahkan bisa mengarah pada gangguan kecemasan dan depresi.
Hal yang dapat diperhatikan adalah ajak anak untuk berbicara dari hati ke hati, bantu ia mengenali kekhawatirannya dan berikan apresiasi pada hal-hal yang berhasil ia lakukan, serta bantu anak untuk mengingat setiap keberhasilan yang pernah ia capai. Tanyakan juga harapannya serta sampaikan juga harapan anda beserta alasan anda bersikap demikian terhadapnya. Selain itu, bantu ia mengenali potensi yang ia miliki dan fokus mengembangkan hal itu saja terlebih dahulu agar ia merasa berharga dan dapat mempengaruhi kepercayaan dirinya. Anda dan pasangan dapat menyampaikan seperti āayah dan ibu kagum dengan usaha kerasmu sampai saat ini, terima kasih ya nak sudah berjuang keras. Kamu tidak sendirian, ada ayah dan ibu yang selalu ada buat kamu dan akan mendukung setiap keputusan yang kamu ambil dengan penuh rasa tanggung jawabā. Berikan pelukan agar ia merasa lebih tenang dan mendapat dukungan dari sekitarnya.
Jika diperlukan, anda dapat mendampingi buah hati anda bertemu psikolog remaja/ psikolog pendidikan agar segera tertangani dengan tepat.
Semoga membantu ya, salam sehat dan sukses