🔥 Diskusi Menarik

Mohon bantuan solusinya

Selamat pagi dok..

Saya ingin curhat masalah saya dan sekaligus solusi untuk saya dan pasangan saya kedepannya..

Jadi saya dan suami saya 1 tahun pertama masih oke walau kadang ada sedikit perbedaan pendapat masih bisa diselesaikan, tapi di th ke2 dan sekrng masuk th3 dia semakin sensitif dan brutal, salah sedikit kata" binatang yang keluar dan ini sering terjadi.. apapun kesalahannya baik saya ataupun dia, pasti pada akhirnya saya yang disalahkan.. contoh 1: biasanya saya yg cucikan baju sampai rapi di lemari, lemari kami awalnya digabung, kami punya 2 lemari khusus baju kantor khusus baju rumah. Tapi di hari itu dia tidak menemukan baju yg dia inginkan di lemari 1, dan sampai diacak acak. Saya tetap mencoba sabar berinisiatif untuk membantu dia tapi awalnya ditolak, tapi mungkin krna dia sudah emosi jadi diberikanlah saya mencari, ternyata ketemu, dan itu ditumpukan baju yg dia acak". Saya kira setelah saya bantu dia, dia akan berterimakasih malah saya yg dilapiaskan emosinya, yang dia bilang begini "mulai sekrng urus cucian masing-masing, taruh bajumu di lemari lain" saya masih nurut walau air mata dan kebendung, disaat saya diam mulailah dia dengan kata" yg menurut saya cukup membuat saya sakit hati dengan mengomentari perkerjaan rumah saya, padahal posisi saya itu baru pulang bekerja dan masih berseragam, dengan kondisi cape, lapar yg awalnya saya nurut dan sabar dengernya lama" telinga saya panas. Baru lah saya balas perkatanaanya tpi tidak menggunakan bahasa binatang seperti dia saya masih memanggil nama dia. Tapi yg saya dapatkan malah perlakuan fisik yg menyakitkan, dan saya lebih memilh menghindar sama sekali tak bersuara. Namun lagi lagi cara saya salah dia kembali menyalahkan saya dan dengan bodohnya saya jawab "iya saya salah saya minta maaf, saya ga lagi nyentuh pakaian km"

Dalam lubuk hati terdalam saya ingin lagi menjawab "hrusnya km yg minta maaf udh ngrusak baju saya tiap kali bertengkar"

Tapi cara cuman bisa diam dan ga lagi nasehatin apapun krna percuma dan alhasil akan terjadi pertengkaran lagi

Saya cape dengan hubungan ini, tapi disisi lain saya takut perpisahan, dan saya lebih berusaha untuk tetap ngalah walau sebenarnya sifat saya keras. Apa yang hrus saya buat jika terjadi hal seperti ini lagi dok ? Bagaimana komunikasi yang baik untuk suami yg tempramental begini dok ? Mohon solusinya dok. Terimakasih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
3
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.


Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.

Permasalahan yang didiamkan dan dipendam oleh masing-masing, hanya akan menjadi pembahasan berulang di kemudian hari dan bisa saja meledak sewaktu-waktu bagaikan “bom waktu”. Ada baiknya anda dan pasangan meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati agar menemukan solusi terbaik bersama (misalnya liburan bersama ke tempat favorit, makan malam berdua, moment pillow talk, dsb). Ketika berkomunikasi menggunakan “I message”, artinya lebih fokus menyampaikan “saya merasa hubungan kita terasa hambar, boleh gak kita ngobrol sambil mengingat perjuangan yang udah kita lewati?” bukan “kamu itu selalu menyalahkan dan tidak mau mengalah…..”.

Kemudian anda dan pasangan dapat saling mengenali bahasa cinta masing-masing, serta melakukan ritual yang menjadi kesepakatan bersama misalnya memeluk dan mengucapkan kata cinta sebelum dan bangun tidur, sebelum dan berangkat kerja, dll. Selain itu, perlu dibahas juga terkait hubungan seksual dalam pernikahan anda. Perlu juga merencanakan mencoba hal-hal baru bersama agar semakin terasa keintimannya.

Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

3 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat,

Maaf, saya tidak dapat memberikan saran atau solusi terkait pertanyaan yang Anda berikan. Jika Anda memiliki pertanyaan lain, silakan beritahu saya.
3 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan