minta pendapat
dok mau nanya , saya perempuan berusia 21 thn . pacar saya melarang saya bekerja karna awal mulanya kami berdua sepakat bahwa pacar saya saja yang bekerja dan saya free(dirumah saja) atau berdagang . tetapi skrng pola pikir saya berbeda saya jadi ingin kerja karna alasan ekonomi/orang tua . dan pacar saya meninggalkan saya jika saya bekerja karna alasan saya tidak komitmen dalam berbicara . mnurut dokter sebaiknya langkah yang saya ambil bagaimana?
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Dalam menjalani sebuah hubungan pacaran/ pernikahan, terkadang sulit membedakan antara cinta dan obsesi. Namun, pada kenyataannya kedua hal tersebut sangat berbeda. Cinta merupakan salah satu emosi positif yang memunculkan perasaan bahagia, menghargai, serta adanya keinginan untuk tumbuh berproses bersama. Sedangkan obsesi adalah emosi negatif yang mementingkan kepuasan akan keinginan dan ego semata.
Anda sebaiknya meluangkan waktu lebih banyak untuk berdialog dengan diri sendiri, sambil mengingat kembali tujuan anda dalam menjalin hubungan dan kebutuhan anda saat ini. Perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan lainnya antara cinta dan obsesi, yaitu perasaan cinta akan membuat seseorang lebih tenang dalam menjalani hubungan karena dilandasi komitmen dan rasa percaya untuk tumbuh menjadi versi terbaik masing-masing, sedangkan obsesi hanya berfokus pada rasa memiliki saja. Dengan beberapa gambaran perbedaan antara cinta dan obsesi di atas, dapat membantu anda untuk mengevaluasi diri dan perasaan anda saat ini untuk memutuskan menjalin relasi dengan pasangan.
Perlu disadari bahwa hal yang dapat dilakukan agar tercapainya hubungan yang sehat dan harmonis, yaitu membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi, serta saling menghargai. Hal ini penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama bukan hanya sepihak saja. Selain itu, dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.
Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan, pikiran, perasaan, perilaku, dbs), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi tetap dikomunikasikan dengan pasangan. Setiap keputusan yang anda ambil, sebaiknya diputuskan dalam kondisi yang tenang dan pikiran yang jernih. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan dalam hubungan anda dengan pasangan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang terbaik.
Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah, agar segera tertangani dengan tepat.