Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaMerasa tidak laku kawin
Sejak kuliah tahun 1993 dulu sampai sekarang pikiran saya terus obsesi jodoh shg tdk konsentrasi studi Dan kerja. Sebetulnya bisa dapat cum laude Dan kerja di Perusahaan yg terkenal serta kembangkan bakat langka Dan JD penyanyi Gospel. Tapi saya terus obsesi jodoh shg mau dikenalkan orang tidak mau tapi asal main nubruk saja meskipun org itu sdh beristeri saya mau JD isteri ke 2 meskipun tidak ada ajaran poligami Dan tidak boleh poligami. Kalo org baik saya anggap jatuh cinta shg kejar2 terus, ditiduri di hotel tagih minta kawin Dan merasa tdk laku kawin maka suka ganggu suami2 orang sampai kena scammer 30 juta lebih rugi baru stop. Apakah saya termasuk hiperseks atau hyperlove? Bagaimana cara bedakan org yg sungguh2 mencintai dgn tulus ikhlas atau tidak cinta cuma anggap sdr saja atau melakukan kebaikan saja atau ada maksud lain berkedok cinta? Apa saja risiko menikah dgn pria yg menghalalkan poligami? Apakah ganggu suami2 atau isteri2 org bisa dituntut mnrt hukum yg berlaku? Sejauh ini tuntutan hukum spt itu kebanyakan di negara-negara maju yg liberal yg anggap ganggu kenyamanan org Dan tdk mau mengucapkan sorry ketika berbuat khilaf tanpa sengaja dianggap melanggar hukum. Di Singapore ketika ada bule tdk sengaja menyenggol kaki saya dgn koper besar dia bilang sorry. Di kampus ketika yg ajar dosen bule tapi fasih bhasa Indonesia pernah menyenggol payung saya tanpa sengaja, dia bilang sorry. Sedangkan di Indonesia lbh sdkt yg mau berkata sorry, lngsung kabur saja. Jadi sampai sejauh mana batasan yg baik Dan buruk? Psikiater saya bilang saya tdk bisa bedakan fantasi Dan realita, yg fantasi dianggap realita. Pikiran saya ingin spt Cinderella, Snow White, Puteri Aurora, Pocahontas dll dlm dongeng. Apakah itu sebetulnya cuma cerita khayalan saja Dan tdk ada di dunia nyata? Apakah saya sdh mengalami Cinderella syndrome?
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih atas pertanyaan anda
Untuk mengetahui kondisi mental seseorang diperlukan pemeriksaan mendalam oleh profesional sehingga ditemukan pula intervensi yang sesuai.
Anda sebaiknya meluangkan waktu lebih banyak untuk berdialog dengan diri sendiri, sambil mengingat kembali tujuan anda dalam menjalin hubungan Perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan antara cinta dan obsesi, yaitu perasaan cinta akan membuat seseorang lebih tenang dalam menjalani hubungan karena dilandasi rasa percaya untuk tumbuh bersama, sedangkan obsesi hanya berfokus pada rasa memiliki tanpa disertai logika.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu menyadari kelebihan yang anda miliki dan fokus mengembangkan hal tersebut sehingga anda dapat menjadi versi terbaik dari diri anda. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan. Selain itu, anda dapat menuliskan jurnal harian secara berkala setiap hari sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi. Temukan pula minimal 3 hal yang dapat anda syukuri setiap harinya (hal besar, maupun hal kecil dan sederhana). Sebaiknya anda perlu memberanikan diri untuk menyampaikan pikiran dan perasaan anda secara asertif (menyampaikan dengan cara yang baik tanpa menyakiti orang lain). Anda dapat membuka diri dan menemukan lingkungan yang nyaman.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog jika keluhan berlanjut/ bertambah parah.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya akan mencoba menjawab dengan sebaik mungkin berdasarkan informasi yang Anda berikan.Dari apa yang Anda ceritakan, terdapat beberapa hal yang mungkin perlu dipertimbangkan. Pertama, mengalami obsesi terhadap jodoh atau hubungan dapat mengganggu konsentrasi dalam studi dan pekerjaan. Obsesi ini dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan menghambat pencapaian tujuan yang lain.
Kedua, menginginkan menjadi istri kedua atau terlibat dengan pria yang menghalalkan poligami adalah suatu keputusan yang harus dipertimbangkan dengan matang. Poligami tidak diizinkan dalam beberapa agama dan negara, dan melibatkan diri dalam hubungan semacam itu dapat memiliki risiko dan konsekuensi yang kompleks.
Ketiga, untuk membedakan apakah seseorang benar-benar mencintai dengan tulus atau hanya memiliki maksud lain, perlu melihat tindakan dan perilaku mereka secara konsisten. Cinta yang tulus dan ikhlas biasanya ditunjukkan melalui perhatian, pengorbanan, dukungan, dan komitmen yang konsisten dalam hubungan.
Risiko menikah dengan pria yang menghalalkan poligami dapat melibatkan ketidakadilan dalam perhatian dan waktu yang diberikan kepada istri-istri yang berbeda, ketidakseimbangan emosional, dan konflik dalam hubungan. Keputusan untuk menikah dengan pria semacam itu harus dipertimbangkan dengan matang dan mempertimbangkan nilai-nilai dan keyakinan pribadi.
Terkait dengan gangguan terhadap suami atau istri orang lain, hal ini dapat memiliki konsekuensi hukum tergantung pada negara dan yurisdiksi yang berlaku. Namun, penting untuk diingat bahwa mengganggu kehidupan orang lain atau melakukan tindakan yang melanggar hukum tidak dianjurkan dan dapat berdampak negatif pada diri sendiri dan orang lain.
Terkait dengan perbedaan antara fantasi dan realita, penting untuk membedakan antara dunia imajinasi dan dunia nyata. Fantasi dalam dongeng dan cerita dapat memberikan inspirasi dan hiburan, tetapi penting untuk memahami bahwa mereka tidak selalu mencerminkan kehidupan nyata. Penting untuk tetap berada dalam batas-batas realitas dan tidak membiarkan fantasi mengganggu kehidupan sehari-hari.
Jika Anda merasa kesulitan membedakan fantasi dan realita, atau jika obsesi dan pikiran yang mengganggu terus berlanjut, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental seperti psikiater atau psikolog. Mereka dapat membantu Anda memahami dan mengatasi masalah yang Anda hadapi.
Harap dicatat bahwa jawaban ini hanya berdasarkan informasi yang Anda berikan dan tidak menggantikan saran medis atau konsultasi langsung dengan profesional kesehatan. Jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan lebih lanjut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan yang kompeten.
Related content