Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaMarak Remaja Hadang Truk Demi Konten, Apa Ini Masalah Kesehatan Psikologi?
Marak anak remaja hadang truk demi konten dan saya menduga ini demi mendapatkan pengakuan dari lingkungannya.
Aksi ini sudah memakan korban luka-luka bahkan ada yang meninggal dunia. Apasih yang membuat remaja bisa nekat melakukan ini padahal sudah pasti tahu ini hal yang berbahaya?
Apa yang harus orang tua dan lingkungan lakukan untuk mencegah hal serupa terjadi?
2 komentar
Terbaru
Halo Dimas Satya, terima kasih untuk pertanyaannya.
Perkembangan teknologi dengan segala fiturnya yang semakin canggih bertujuan untuk memberikan kemudahan seseorang agar lebih produktif. Namun, tidak bisa dihindari bahwa terdapat dampak negative dibaliknya jika tidak digunakan secara bijak. Tren saat ini bagi sebagian orang mencari popularitas dengan membuat berbagai konten yang diupload di sosial media sehingga menjadi “viral”. Semakin banyak yang tertarik atau menonton konten tersebut, maka akan semakin memberikan kepuasan. Sehingga semakin lama akan menjadi sebuah kebutuhan akan pengakuan dan perhatian.
Remaja merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan. Pada fase ini, remaja identik dengan pencarian jati diri sehingga akan banyak mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya, termasuk melakukan berbagai hal tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Mereka hanya akan fokus pada perasaan senang, dan kebutuhan akan pengakuannya terpenuhi. Sehingga sebagai orang tua, tetap mengambil peran dalam membimbing dan mengarahkan remaja untuk memilih lingkungan pertemanan yang sehat karena pada fase remaja, ia akan lebih dekat dengan peer groupnya dibandingkan dengan orang tua.
Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk membantu mengarahkan remaja, yaitu ajak mereka berdiskusi mengenai hubungan pertemanan, dengarkan pendapatnya, dan sebaiknya menghindari untuk menghakimi atau memberikan label negatif karena akan menyebabkan mereka menjadi pribadi yang menutup diri dari orang tua. Anda juga sesekali memberikan nasihat ketika anak selesai berbicara. Dengan kata lain, dalam keluarga dibangun pola komunikasi terbuka dan 2 arah. Selain itu, libatkan remaja untuk membuat kesepakatan bersama mengenai aturan penting yang berlaku dalam keluarga sehingga keberadaannya merasa dihargai. Anda juga perlu menegaskan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan konsekuensi yang akan diterima jika melanggar. Dengan demikian, remaja akan memiliki pandangan mengenai pertemanan yang sehat sehingga secara tidak langsung akan membantu remaja dalam mengambil keputusan untuk memilih lingkungan pertemanan. Anda juga dapat mendampingi anak mengenai cara mengelola stres agar tidak dilampiaskan pada perilaku yang menyimpang. Dampingi pula anak dalam menggunakan gadget agar lebih terarah.
Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Kok sekarang banyak anak remaja yang ngelakuin hal-hal ekstrem begini ya.