Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaMarah yang sulit dikontrol
Selamat sore
Kalau sy terlanjur marah dan sempat memukul balita solusi apa yg bs sy lakukan untuk menyembuhkan luka hati anak sy? Terima kasih
1 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaan anda.
Saya memahami kekhawatiran yang anda rasakan. Marah merupakan salah satu bentuk emosi sebagai respon yang muncul akibat situasi yang dialami oleh seseorang. Munculnya emosi marah tersebut adalah hal yang wajar, tetapi jika berlebihan maka perlu untuk dikendalikan, terutama apabila mengganggu aktivitas sehari-hari, atau bahkan menjadikan diri sendiri/ orang lain sebagai pelampiasan, maka perlu untuk segera dikonsultasikan kepada tenaga profesional. Respon emosi marah yang muncul juga tidak terlepas dari pikiran yang hadir saat itu.
Perlu diketahui bahwa mendisiplinkan anak dengan terus menerus memarahi atau memukul justru akan membuat anak merasa tidak nyaman, bahkan berdampak pada trauma di kemudian hari. Selain itu, bisa saja anak meniru cara tersebut dalam mengekspresikan kemarahannya.
Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan marah anda agar tidak meledak-ledak yaitu, melakukan relaksasi pernapasan sampai anda merasa tenang dan rileks. Dengan kondisi tenang, anda dapat berpikir lebih jernih untuk mempertimbangkan kembali keputusan anda merespon dengan marah yang meledak-ledak. Selain itu, anda juga dapat berhitung mundur dan melakukan self-talk untuk mencoba tetap tenang dalam merespon. Anda juga dapat menjalani pola hidup sehat, seperti berolahraga, asupan nutrisi yang tercukupi, pola tidur yang cukup sehingga akan membantu untuk menstabilkan kondisi emosi anda. Anda dapat mendengarkan musik relakasi, atau menuliskan situasi yang memicu emosi marah anda pada jurnal harian secara berkala, sehingga anda dalam melihat secara objektif apakah hal tersebut perlu direspon dengan marah yang berlebihan atau tidak.
Anda tidak perlu malu untuk menyampaikan permintaan maaf anda kepada anak, serta berikan apresiasi atas perilaku baik atau pencapaiannya agar termotivasi untuk mengulanginya kembali. Ajak anak berdiskusi mengenai kesulitan yang dialami selama proses belajar, dan luangkan waktu lebih banyak dalam mendampingi anak, termasuk bermain dan dalam pengasuhan.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda atau anak anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.