🔥 Diskusi Menarik

Komunikasi yang buruk

Halo dok,tlg sarannya dok,apa yg sebaiknya saya lakukan dg mslh ini.suami sy tipe yg susah diajak diskusi klo ada mslh, membiarkan mslh berlalu tanpa ada penyelesaian,selama 15 thn pernikahan sy dibuat stress dg wataknya.sy dinikahkan paksa,tp sy berusaha mencintai dia,berusaha menerima sifatnya.mslh keuangan hematnya kebangetan, sampe2 sy ga pernah diajak jln2 walau hanya sekedar makan diluar,klo anak2 ada salah, diomelin kyk ibu tiri. Kami sama2 pegawai kantoran, jadi klo pulang kerja fisik sy sdh ga kuat, klo dia minta dilayani kdg ga liat kondisi, ditolak marah, diemin sy berhari2, asli capek dok hadapinya. Byk hal lain yg susah sy terima, sy merasa seperti hidup tanpa suami, ga da tempat cerita n membagi keluh kesah,ibaratkan saat ini raga hidup tp jiwa mati, selama menikah 2 kali sy minta diceraikan, saking depresi sy smpt mau bunuh diri,kali ini sy sdh lelah dok,tlg sarannya,, apakah sebaiknya sy ajukan gugatan cerai?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
3
2

2 komentar

Halo Erma Husanti, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.


Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.

Permasalahan yang didiamkan dan dipendam oleh masing-masing, hanya akan menjadi pembahasan berulang di kemudian hari dan bisa saja meledak sewaktu-waktu bagaikan “bom waktu”. Ada baiknya anda dan pasangan meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati agar menemukan solusi terbaik bersama (misalnya liburan bersama ke tempat favorit, makan malam berdua, moment pillow talk, dsb). Ketika berkomunikasi menggunakan “I message”, artinya lebih fokus menyampaikan “saya merasa hubungan kita terasa hambar, boleh gak kita ngobrol sambil mengingat perjuangan yang udah kita lewati?” bukan “kamu itu selalu menyalahkan dan tidak mau mengalah…..”.

Kemudian anda dan pasangan dapat saling mengenali bahasa cinta masing-masing, serta melakukan ritual yang menjadi kesepakatan bersama misalnya memeluk dan mengucapkan kata cinta sebelum dan bangun tidur, sebelum dan berangkat kerja, dll. Selain itu, perlu dibahas juga terkait hubungan seksual dalam pernikahan anda. Perlu juga merencanakan mencoba hal-hal baru bersama agar semakin terasa keintimannya.

Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

2 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Tidak cukup data untuk menjawab. Apakah Anda masih memiliki pertanyaan lain?
2 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan