Ketidakmampuan mengontrol diri
Halo dok, saya seorang perempuan dengan usia 27 tahun, saya sudah menikah sekitar 1 tahun, saya berpacaran dengan suami sekitar 1 tahun juga, saya menyadari beberapa kondisi ini sudah terulang sejak kami berpacaran, ketika pacaran suami saya mulai melarang-larang, dan larangannya harus diikuti dan kalau tidak diikuti dia akan memberikan silent treatment, silent treatment ini membuat saya memendam emosi hingga akhirnya pernah meledak ketika saya pacaran, saya menjedotkan kepala ketembok, menangis kencang, dan memukul tembok, sampai saya merasa emosi saya habis, setelah menikah sudah lebih dari 4 kali kejadian ini berulang, dan puncaknya adalah tadi malam, saya menyiram dirisaya dengan air sebanyak banyaknya, kejadiannya juga sama, suami marah karena suatu hal, kemudian saya coba meregulasi emosi dengan berkata iya iya saja, namun suami melanjutkan tambah marah, akhirnya saya mendapat silent treatment, tapi karena saya sudah posisi lelah sepulang kerja, emosi saya langsung meledak setelah suami mempermainkan psikologi saya, dengan mengambil bantal untuk tidur di kamar lain, seperti bersiap siap mau keluar rumah dll, saya marah saya berteriak, suami tambah berteriak, saya akhirnya menyiramkan semua air ke bak dalam posisi masih pakai baju lengakap sampai emosi saya hilang, saya cukup lelah dengan seperti ini dok. saya selalu coba meregulasi emosi saya, menjaga mood, agar tidak meledak seperti itu, namun hal hal seperti suami saya lakukan dan sudah berulang ulang seperti teknik saya untuk meregulasi emosi sendiri itu gagal, mohon bantuannya dok, jika ada obat yang harus diminum
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang anda alami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut, maka dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.
Menghadapi pasangan yang sulit diajak berkomunikasi dan kurang mampu mengelola emosi memiliki tantangan tersendiri. Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Anda juga memiliki hak untuk menetapkan batasan toleransi atas sikap pasangan anda dan berhak mengambil keputusan demi kebaikan diri anda sendiri. Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi tetap dikomunikasikan dengan pasangan. Anda juga dapat menuliskan pikiran dan perasaan anda pada jurnal harian secara berkala sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan anda dengan pasangan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang terbaik.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri/ pasangan anda atau melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar segera tertangani.