🔥 Diskusi Menarik

Ketergantungan ini menyiksaku

Halo Bapak / Ibu / Kakak sekalian, perkenalkan saya seorang pria sudah menikah dan sudah dikaruniai anak laki juga perempuan.


Pernikahan saya sudah berjalan selama 6 tahun bersama istri, selama berumahtangga saya dan istri itu bekerja freelance yg otomatis kami selalu bersama tidak pernah terpisahkan.

Masalah ini muncul ketika saya hendak mencari pekerjaan, dari pernikahan yang sudah berjalan 6 tahun ini saya sudah mencoba kerja selama 3 kali dan semuanya selalu tidak dilanjut dalam waktu kurang dari 1minggu.


Saya selalu merasa sepi, hampa, cemas dan gelisah hingga berkeringat jika jauh dari istri dan juga anak saya. Saya selalu merasakan rasa kehilangan, perasaan kosong dan juga pikiran-pikiran negatif lainnya seperti merasa tidak berguna, merasa tidak pantas dan selalu menjadi beban. Padahal hubungan kami baik-baik saja namun semua itu ( konflik hati dan pikiran ) tidak dapat saya kendalikan, semua itu mengganggu keseharian saya bahkan sampai tidak pernah dapat tidur hingga 2 - 3 hari yang pada akhirnya saya baru tidur jikalau ketiduran ( tidak sengaja ) , sekeras apapun saya berusaha untuk tidur selalu tidak pernah bisa.


Saya sangat ketergantungan pada kebersamaan dengan anak dan istri, saya hanya merasakan ketenangan saat bersama mereka namun dengan keadaan yang menganggur ( kerjaan freelance sedang tidak ada ) dan tidak ada pemasukan sama sekali pikiran saya selalu seperti yg sudah saya jelaskan diatas. Saya gatau harus gimana lagi, apakah saya bisa kembali hidup normal sebagaimana orang yg ceria dan riang kembali, apa yg harus saya lakukan, gimana cara mengatasi hati dan pikiran ini ?


Mohon maaf kalau penulisan saya atau alurnya ruwet, saya harap para pembaca dapat mengerti serta paham maksud dari curahan hati saya. Mohon kiranya Bapak / Ibu / Kakak dapat membantu mengenai keluhan saya tersebut dengan cara apapun.


Terimakasih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
9
1
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Sering munculnya pikiran bercabang dan mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi bisa saja menyebabkan hadirnya perasaan cemas yang berlebihan. Pada dasarnya, perasaan cemas sangat wajar dialami oleh setiap individu sebagai bentuk kewaspadaan terhadap sesuatu. Namun, apabila perasaan cemas berlangsung secara berlebihan, terus-menerus, dan tanpa alasan yang kuat, serta dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, maka perlu segera meminta bantuan professional jika sudah tidak dapat diatasi secara mandiri.


Dalam diri individu terjadi proses mental yang saling berkaitan antara pikiran, perasaan, perilaku, dan sensasi tubuh/ fisik. Dengan anda mengelola pikiran yang menyebabkan munculnya kecemasan, secara tidak langsung juga akan meminimalisir keluhan lainnya yang anda alami.


Adapun yang dapat anda lakukan, yaitu lakukan relaksasi pernapasan saat ketidaknyamanan tersebut muncul (fokus pada napas masuk dan napas keluar), sehingga anda lebih rileks dan tenang dalam menyikapi yang anda alami. Selanjutnya menuliskan seluruh isi pikiran anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran tidak hanya menumpuk dalam diri anda. Lalu anda juga dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kembali pikiran yang sering muncul dengan menanyakan ke diri anda mengenai pikiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan didukung oleh fakta sehingga perlu dipikirkan secara berlebihan atau hanya kekhawatiran tanpa alasan yang jelas?”, sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber pikiran anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.


Dengan mempertahankan kebiasaan merespon sesuatu dengan berpikir ketakutan akan hal yang belum terjadi, maka kebiasaan tersebut akan bertahan dan intensitasnya bisa saja meningkat sehingga mempengaruhi konsentrasi, performa dan kondisi fisik anda, serta kehidupan sehari-hari anda lainnya. Selain itu, anda tetap terkoneksi dengan sekitar agar tidak merasa sendiri. Bangun komunikasi terbuka dengan pasangan agar saling mengetahui kondisi masing-masing, serta dapat saling memberikan dukungan secara tepat.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin dapat membantu Anda mengatasi perasaan ketergantungan dan kecemasan yang Anda alami.
  1. Cari dukungan sosial: Selain mengandalkan kebersamaan dengan istri dan anak, penting untuk memiliki jaringan dukungan sosial yang lebih luas. Anda dapat mencari teman atau keluarga yang dapat Anda ajak berbicara dan berbagi perasaan Anda. Juga, pertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok dukungan atau konseling untuk mendapatkan dukungan tambahan.

  2. Cari hobi atau kegiatan yang dapat mengisi waktu luang Anda: Ketika Anda tidak bekerja, cobalah untuk menemukan kegiatan yang dapat mengisi waktu luang Anda dan memberikan rasa pencapaian atau kepuasan pribadi. Ini dapat membantu mengalihkan perhatian Anda dari perasaan ketergantungan dan memberikan Anda rasa kepuasan yang lebih mandiri.

  3. Cari bantuan profesional: Jika perasaan ketergantungan dan kecemasan yang Anda alami terus berlanjut dan mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, sangat disarankan untuk mencari bantuan dari seorang profesional seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu Anda dalam mengatasi masalah ini melalui terapi atau pengobatan yang sesuai.

  4. Latihan relaksasi dan teknik mengatasi stres: Cobalah untuk melibatkan diri dalam latihan relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga. Teknik-teknik ini dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan mental Anda.

  5. Jaga kesehatan fisik Anda: Pastikan Anda menjaga pola makan yang sehat, tidur yang cukup, dan rutin berolahraga. Kesehatan fisik yang baik dapat berdampak positif pada kesehatan mental Anda.

  6. Komunikasikan perasaan Anda dengan istri Anda: Bicarakan perasaan Anda dengan istri Anda secara terbuka dan jujur. Mungkin dia dapat memberikan dukungan dan pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang Anda alami.

Ingatlah bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang unik, dan saran ini hanya merupakan panduan umum. Jika Anda merasa perlu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional yang dapat memberikan saran yang lebih spesifik dan sesuai dengan situasi Anda. Semoga Anda dapat menemukan cara untuk mengatasi perasaan ketergantungan dan kembali hidup dengan lebih riang dan bahagia. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan