🔥 Diskusi Menarik

kesehatan mental anak broken home

hai dok, saya umur 17 tahun dan sering banget gabisa ngatur emosi, dan ga jarang suka melempar atau merusak barang yg ada di dekat saya saat saya marah. Tapi marah saya sering muncul saat orang tua saya sedang berantem atau saling teriak², sebenernya yg saya rasakan bukan hanya marah tapi sedih, frustasi, cemas, dll. Gajarang juga saya suka menyakiti diri saya sendiri saat saya marah seperti menggigit bagian tubuh saya seperti tangan atau kaki, terus ngejambak rambut sendiri, memukuli tubuh saya sendiri juga. Dan itu dilakukan secara tidak sadar. Setelah emosi reda saya baru sadar telah berbuat yg seharusnya tidak dilakukan seperti menyakiti diri sendiri dan merusak barang disekitar saya.

Sejujurnya saya punya trauma saat saya masih kecil selalu melihat orang tua saya berantem, tidak hanya cekcok tapi kadang ayah saya suka menyakiti ibu saya. saat saya kelas 4 sd orang tua saya cerai dan saya ikut ibu saya. saya umur 15th ibu saya menikah lagi dan hal yg sama terjadi lagii orang tua saya sering berantem didepan saya. jadi saya kadang suka bingung saya harus gimana. Merasa hidup saya tidak sebaik teman² saya yg lain. Hal itu juga berdampak pada kehidupan sosial saya. Saya jadi tumbuh menjadi pribadi yang pemalu selalu tdk percaya diri.sulit bersosialisasi juga :)


Tolong solusinya dok, terimakasih

11
61k
2 komen

2 komentar

Halo Anggun, terima kasih untuk pertanyaannya.


Permasalahan yang hadir dalam hidup terkadang membuat seseorang merasa kesulitan untuk berpikir jernih, apalagi mencari solusi terbaik untuk permasalahan tersebut. Selain itu, terkadang seseorang juga lebih memilih untuk memendam emosi negatif akibat dari permasalahan yang dialami daripada menceritakannya kepada orang terdekat. Hal ini terjadi karena tidak ingin membebani orang sekitar atau merasa bahwa orang lain tidak akan mengerti kondisinya, atau dengan alasan lainnya.


Adanya emosi negatif yang terus-menerus dipendam membuat seseorang terkadang menyakiti diri sendiri sebagai bentuk pelampiasan stres permasalahan yang dihadapi. Beberapa perilaku yang termasuk menyakiti diri sendiri, yaitu menarik rambut, mencakar, membenturkan diri ke tembok, menyayat tubuh, dan sebagainya. Perlu diketahui bahwa menyakiti diri sendiri merupakan strategi koping stres yang keliru dan tidak tepat, sehingga diperlukan strategi koping lainnya yang lebih adaptif dalam menyelesaikan permasalahan.


Anda dapat memperhatikan hal berikut yaitu memperbanyak waktu berdialog dengan diri sendiri. Dengan melakukan introspeksi secara berkala, maka anda lebih mudah menyadari dan menerima kelebihan dan kelemahan yang anda miliki sehingga lebih percaya diri. Anda juga dapat menuliskan jurnal harian secara berkala agar emosi negative tidak menumpuk di dalam diri (diary). Kenali kekhawatiran anda yang membuat merasa selalu ingin menghindar sehingga lebih mudah mengatasinya. Terkadang pikiran kita memikirkan berbagai hal yang seolah-olah yang dialami lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi. Selain itu, anda juga perlu mengembangkan sikap memaafkan dan berterima kasih bagi diri sendiri dan sekitar. Anda tidak perlu malu untuk menceritakan permasalahan anda kepada orang terdekat yang anda percaya. Anda juga dapat aktif pada kegiatan sosial sehingga membantu meningkatkan kepercayaan diri anda.


Sebagai informasi tambahan bahwa marah merupakan salah satu bentuk emosi sebagai respon yang muncul akibat situasi yang dialami oleh seseorang. Munculnya emosi marah tersebut adalah hal yang wajar, tetapi jika berlebihan maka perlu untuk dikendalikan, terutama apabila mengganggu aktivitas sehari-hari dan merusak hubungan dengan orang sekitar maka perlu untuk segera dikonsultasikan kepada tenaga profesional. Respon emosi marah yang muncul juga tidak terlepas dari pikiran yang hadir saat itu.


Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan marah anda agar tidak meledak-ledak yaitu, melakukan relaksasi pernapasan sampai anda merasa tenang dan rileks. Dengan kondisi tenang, anda dapat berpikir lebih jernih untuk mempertimbangkan kembali keputusan anda merespon dengan marah yang meledak-ledak. Selain itu, anda juga dapat berhitung mundur dan melakukan self-talk untuk mencoba tetap tenang dalam merespon. Anda juga dapat menjalani pola hidup sehat, seperti berolahraga, asupan nutrisi yang tercukupi, pola tidur yang cukup sehingga akan membantu untuk menstabilkan kondisi emosi anda. Anda dapat mendengarkan musik relakasi, atau menuliskan situasi yang memicu emosi marah anda pada jurnal harian secara berkala, sehingga anda dalam melihat secara objektif apakah hal tersebut perlu direspon dengan marah yang berlebihan atau tidak.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.


1 tahun yang lalu
Suka
Balas
2
@Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Hallo Anggun, km bs jg berdoa, dialog sj ke Tuhan ttg apa yg km rasakan dan alami dan mnta ke Tuhan suatu komunitas yg bisa membantu km dlm soal kemarahan mu dan yg mensupport kamu dlm situasi km ini. Sebaiknya jangan or gak ush bnyk2 cari teman2 di online (apalagi cowok), takut nya nanti km malah ktemu org yg "salah". Mngkn km bs jg perbanyak bc buku atau melakukan hal2 yg km sukai sprti masak mungkin,hehheee... tetap kuat, tetap semangat dan jaga kesehatan selalu y krn masa dpn itu msh ada selama km tdk brhenti berharap

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
1
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.