🔥 Diskusi Menarik

kenapa saya bisa bergetar saat perasaan saya sedang meluap luap?

saya adalah seseorang yang tidak sering melampiaskan perasaan di waktu itu juga. saya biasanya menahan sedih, amarah, kecewa dll nya sampai semuanya terasa penuh di dalam diri saya. namun belakangan saya menyadari sesuatu saat saya sedang mengeluarkan semua emosi yang sudah terpendam itu saya merasa tubuh saya sedikit bergetar, lalu pernah suatu waktu saat saya sedang menangis juga saya merasa emosi yang ada di diri saya tidak keluar jika saya tidak merasa sakit (berupa sakit di bagian fisik ) jadi sesekali saya menjambak rambut saya sendiri, memukulkan tangan ke tembok, mencubit dll kepada diri saya sendiri. saya sadar itu tidak baik namun saat itu saya seakan tidak dapat mengontrol diri saya sendiri karena terlalu sakit jika di pendam maka sebaiknya saya selesaikan di saat itu juga. saya pernah memikirkan untuk melakukan self harm seperti menyayat nyayat tangan dll bahkan sampai bunuh diri namun saya masih dapat sadar alhamdulillah. kejadian kejadian seperti ini memang lah tidak sering terjadi namun ini merupakan hal baru yang saya alami saat saya mulai menginjak umur 15 / 17 tahun saya lupa tepatnya kapan. saat saya sedang dalam hal buruk itu saya tidak merasa itu salah dan aneh namun setelah beberapa hari kemudian saat mengingat kejadian kemarin baru saya sadar bahwa yang saya lakukan adalah hal yang buruk dan mungkin telah terjadi sesuatu dengan kesehatan mental saya. saya tidak pernah menceritakan ini sebelumnya kepada siapapun dan saya belum memiliki niat untuk pergi ke psikiater karena saya merasa hal ini masih jarang terjadi dan mungkin semuanya hanya self diagnose saya saja. mohon pencerahannya dok sebenarnya apa yang sedang saya alami dan saya hrus bagaimana ?

4
60k
4 komen

4 komentar

Halo Halimah Tussa'diyah, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap orang memiliki respon yang berbeda dalam menghadapi permasalahannya. Kondisi mental seseorang ikut serta mempengaruhi bagaimana respon yang dimunculkan. Sebagian orang ada yang optimis ketika menghadapi masalah, sehingga akan menjadi peribadi yang jauh lebih kuat dan tangguh saat berhasil melewati masa sulitnya, serta mau untuk berjuang menjalani kehidupannya kembali.


Namun, sebagian orang juga terkadang merasa pesimis ketika menghadapi masalah. Adanya tekanan hidup terus-menerus atau kegagalan yang berulang menyebabkan seseorang memunculkan pikiran-pikiran “tidak berdaya”, “hidup tidak lagi berarti”, “sudah tidak memiliki harapan hidup”, dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa untuk mendiagnosa seseorang mengalami gangguan mental memerlukan pemeriksaan mendalam oleh ahlinya, sehingga anda tidak dianjurkan untuk melakukan self diagnose (mendiagnosa diri sendiri).


Permasalahan yang dihadapi terkadang membuat seseorang tidak mampu berpikir jernih untuk menemukan solusi terbaik terhadap permasalahannya, sehingga tanpa disadari akan menyakiti diri sendiri sebagai pelampiasan, bahkan mengembangkan pikiran bunuh diri untuk mengakhiri semuanya.


Dengan menyadari kondisi diri anda saat ini merupakan langkah awal yang baik untuk dilakukan. Menyadari kondisi diri dapat membantu anda untuk menentukan langkah selanjutnya yang dapat anda lakukan sebagai upaya mencari pertolongan. Anda dapat mencari lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk berbagi. Selain itu, anda dapat mengidentifikasi permasalahan anda melalui menulis jurnal harian secara berkala sehingga anda lebih mengenali diri anda dan permasalahan yang dialami. Anda juga dapat menemukan aktivitas yang dapat mengalihkan menyakiti diri sendiri (menulis cerita, puisi, bermain musik, olahraga, dll), karena hal tersebut hanya memberikan kelegaan sesaat, bahkan memunculkan masalah baru. Jika dirasa belum maksimal, anda tidak perlu ragu mencari bantuan profesional sehingga kondisi anda segera tertangani dengan tepat. Semoga dapat membantu ya


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.


1 tahun yang lalu
Suka
Balas
@Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi., Psikolog

terimakasih banyak mbak sudah mau membalas lagi. saya akan berusaha memberanikan diri untuk menemui psikolog/ psikiater. namun mbak jika saya boleh bertanya lagi meurut mbak melalui pandangan mbak atas apa yang telah saya ceritakan sebelumnya apakah kondisi saya saat ini dapat di katakan buruk?

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
@Halimah Tussa'diyah

Saya bisa mengerti kondisi anda, berat rasanya menghadapi sendirian.

Namun, anda tidak perlu ragu atau malu ke psikolog/ psikiater karena dapat membantu anda dengan pendekatan sesuai bidang ilmu yang bersangkutan, dengan tetap memperhatikan kode etik profesi (seperti menjaga kerahasiaan dan kenyamanan, dsb).

Jika belum berani untuk bertatap muka secara langsung, saat ini sudah banyak flatform yang menyediakan konsultasi online (chat, call, video call).

Tetap semangat ya, anda tidak sendirian 😊

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
@Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi., Psikolog

terima kasih juga mbak sebelumnya sudah menjawab pertanyaan saya. saya sudah sering juga mencoba berbagai kegiatan untuk mengalihkan perhatian dan kekesalan dan saya juga sudah mencoba untuk menulis jurnal namun tetap saja saat sedang meluapkan amarah rasanya tidak tertahankan jika tidak menyakiti diri sendiri, seakan akan amarah, kesal dan sedih saya tidak dapat keluar jika tidak ada yang sakit pada tubuh saya. saya juga ingin menemui profesial kedepannya namun ntah mengapa rasanya saya takut sekali. ditambah lagi saya rasa saya tidak dapat menemui tenaga profesional sendirian, namun jika saya menceritakan hal ini kepada keluarga yang ada malah saya akan di suruh lebih banyak sholat dan mendekatkan diri kepada tuhan dan mereka akan berkata bahwa ini semua hanyalah pikiran saya.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.