Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaKecemasan berlebih
Saya sedang melakukan publikasi untuk jurnal yang saya buat sebagai salah satu syarat kelulusan, namun beberapa kali jurnal saya ditolak dan tenggat pengumpulan nya sekitar 1 Minggu lagi. Saya bingung, saya stress kemana lagi harus mempublikasikan jurnal saya. Disisi lain pacar saya menjadi sangat sibuk dan kesibukannya membuat ketakutan ketakutan muncul dalam diri saya. Kami LDR dan saya takut dia selingkuh dll. Tak jarang juga saya menangis hanya karena memikirkan itu semua. Dilanjut ibu saya sakit, ketakutan itu semakin menjadi, pikiran- pikiran buruk terus menyerang kepala saya, saya takut, saya takut semua kemungkinan" buruk yang ada di kepala saya terjadi, dan akhirnya saya hanya bisa menangis dan mengurung diri dikamar. Menurut dokter, bagaimana saya harus menyikapi ketakutan saya ini, terimakasih
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih atas pertanyaan anda
Memikirkan berbagai hal dalam satu waktu tentu akan terasa berat dan akan menghabiskan energi, sehingga akan mudah merasa lelah, tidak bersemangat, penuh kebingungan dan kekhawatiran. Dengan demikian, anda perlu meluangkan waktu berdialog dengan diri sendiri, mencoba menguraikan permasalahan anda satu persatu. Sebaiknya menentukan skala prioritas anda saat ini dan memanajemen waktu dengan efektif (misalnya fokus pada penyelesaian tugas akhir dan mengerjakan pekerjaan rumah). Temukan hal yang dapat membangkitkan motivasi anda untuk menyelesaikan yang telah anda mulai. Kenali kesulitan anda terkait jurnal yang ditolak, lalu meminta bantuan teman untuk bertukar informasi terkait jurnal.
Mengenai kekhawatiran terkait pasangan, dapat disampaikan melalui komunikasi hangat dan terbuka agar saling memahami kondisi masing-masing. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan. Selain itu, anda dapat menuliskan jurnal harian secara berkala setiap hari sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi. Temukan pula minimal 3 hal yang dapat anda syukuri setiap harinya (hal besar, maupun hal kecil dan sederhana) sehingga anda dapat menemukan makna hidup sekecil apapun itu dan dapat melihat dari sudut pandang lain.
Anda tidak perlu ragu untuk meminta bantuan dan dukungan kerabat terdekat. Jika dirasa belum maksimal, maka anda dapat mengunjungi psikolog agar mendampingi anda menghadapi kondisi tertekan tersebut.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Dari cerita yang Anda sampaikan, terlihat bahwa Anda mengalami kecemasan yang berlebihan terkait dengan beberapa hal yang sedang terjadi dalam hidup Anda. Pertama-tama, terkait dengan jurnal yang ditolak, mungkin Anda bisa mencoba untuk mencari tahu alasan penolakan tersebut dan mencoba memperbaiki jurnal Anda sebelum mengirimkannya ke jurnal lain. Jangan terlalu membebani diri dengan pikiran bahwa jurnal Anda harus diterima, karena penolakan adalah hal yang wajar dalam dunia akademik.Kedua, terkait dengan pacar Anda, cobalah untuk berbicara terbuka dengan dia mengenai ketakutan Anda dan cari solusi bersama. Jangan biarkan pikiran-pikiran buruk menguasai Anda, karena hal tersebut hanya akan membuat Anda semakin cemas dan tidak produktif.
Ketiga, terkait dengan ibu Anda yang sakit, cobalah untuk memberikan dukungan dan perhatian yang dibutuhkan oleh ibu Anda. Jangan biarkan kecemasan Anda mengganggu kesehatan mental dan fisik Anda sendiri.
Untuk mengatasi kecemasan yang berlebihan, Anda bisa mencoba teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga, berolahraga secara teratur, dan mencari dukungan dari keluarga atau teman-teman terdekat. Jika kecemasan Anda terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Semoga bermanfaat.
Related content