🔥 Diskusi Menarik

Kecemasan

Dok, saya sering merasa cemas, gelisah, takut dibohongi dan dikecewakan trutama oleh suami. Saya sering merasa takut ketika suami pulang terlambat. Padahal suami hanya pergi bekerja tapi saya berfikir berlebihan dan takut ditinggal dalam waktu yang lama. Gejala ini muncul ketika saya baru bertemu dengan suami hingga sampai saat ini. Dl saat saya kelas 2 SMA saya kehilangan ayah saya karena beliau wafat. Hubungan saya dengan ayah cukup dekat, sedangkan ibu saya adalah orang yang keras. Sehingga hubungan saya dan ibu tidak begitu baik. Setelah saya ditinggal ayah saya, tidak lama kemudian, ibu saya menemukan pasangan baru yang pada dasarnya saya kurang menyukainya. Sejak saat itu ibu saya mulai berubah dan hubungan kami semakin menjauh. Ibu saya jauh lebih membela pasangannya daripada saya anaknya sendiri. Selain itu, ibu saya hampir jarang ada di rumah. Ada satu peristiwa yang paling membuat saya kecewa ketika ibu saya tidur satu kamar dengan pasangannya yg saat itu belum menjadi suaminya. Ibu saya bukan menjelaskan baik-baik ke saya, tapi malah memarahi dan memukul saya. Singkat kata ketika saya kelas 3 SMA ibu saya pernah meninggalkan saya berbulan-bulan lamanya. Saya tinggal sendiri di rumah dan lebih sering menginap di rumah teman. Sampai saya lulus SMA ibu saya tidak pernah ada dan mendampingi saya. Saya ingin bertanya banyak hal pada ibu saya tapi saya takut karena beliau orang yang pemarah. Pada akhirnya setelah lulus saya melanjutkan kuliah di semarang dan tinggal bersama dengan sepupu saya dan tentunya dengan suasana yang tidak selamanya nyaman. Saya bertemu dengan ibu saya hanya di momen lebaran. Setiap kali sehabis lebaran saya selalu meminta kepada ibu saya untul memberikan waktu untuk saya walaupun hanya sehari. Tapi tidak semuanya dipenuhi. Lagi dan lagi ibu saya lebih mementingkan pekerjaan dan suaminya. Saya merasa lelah dan menyerah dengan sikap ibu saya. Saya membiasakan diri untuk hidup mandiri. Di tahun 2009 saya bertemu dengan pasangan saya. Awalnya hubungan kami baik-baik sampai lama-kelamaan ada yang aneh dari sikap saya. Sebagai contoh ketika suami pulang telat, saya langsung marah besar sampai main tangan dan berkali-kali terjadi. Saya sering marah, menangis, teriak-teriak sampai merusak barang. Tadinya saya berfikir setelah kami menikah, kondisi saya akan lebih membaik. Tapi sayangnya tidak sama sekali, malah semakin memburuk sampai saat ini. Saya pernah konsultasi dengan psikolog sampai hipnoterapi tapi tidak ada yang berhasil mengatasi kecemasan saya. Saya mohon penjelasan dari dokter, sebenarnya apa yang selama ini saya alami dan apa yang harus saya lakukan?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
8
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Kejadian tidak menyenangkan yang pernah anda alami bisa saja menyebabkan terjadinya trauma psikologis. Seiring berjalannya waktu, terkadang kejadian traumatis tersebut bisa pulih dengan sendirinya. Namun, terkadang juga akan menetap dalam jangka waktu yang lama sehingga mengganggu anda dalam menjalani keseharian saat ini atau merencanakan kehidupan yang akan datang. Adapun reaksi emosi yang ditampilkan setiap individu terhadap kejadian traumatis berbeda-beda, seperti munculnya rasa cemas berlebihan, sedih, takut, marah, benci, dan sebagainya. Selain itu, kondisi fisik dan psikologis bukan hal yang dapat dipisahkan sehingga ketika teringat akan kejadian tersebut akan memunculkan perubahan pada sensasi fisik.

Dengan menyadari kondisi anda saat ini, berarti secara tidak langsung anda menyadari pula kebutuhan akan bantuan tenaga profesional. Ketika pikiran akan kejadian traumatis tersebut muncul, maka akan memicu juga munculnya reaksi emosi negatif tersebut sehingga membuat anda merasa tidak nyaman. Pada saat kondisi tersebut terjadi, anda dapat melakukan relaksasi pernapasan sehingga menjadi lebih rileks, tenang dan dapat berpikir jernih kembali. Selain itu, sebaiknya anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri, karena adanya proses penerimaan dapat membantu anda lebih mudah untuk pulih dari kejadian traumatis. Anda juga dapat mencoba mengembangkan kemampuan memaafkan terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain yang menyebabkan anda mengalami kejadian traumatis tersebut.

Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga dengan segala kelebihan dan kelemahan yang dimiliki.

Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.


5 hari yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Kecemasan dan ketakutan berlebihan yang Anda alami, terutama terkait suami yang pulang terlambat, dapat dipahami sebagai respons terhadap pengalaman traumatis di masa lalu, seperti kehilangan ayah dan hubungan yang buruk dengan ibu. Gejala ini sering kali berakar dari perasaan terabaikan dan kurangnya dukungan emosional, yang dapat memperburuk kecemasan dalam hubungan pernikahan:

Penting untuk menyadari bahwa kecemasan yang Anda rasakan mungkin berkaitan dengan pola pikir dan pengalaman masa lalu yang belum sepenuhnya diproses. Reaksi marah dan destruktif terhadap suami bisa jadi merupakan cara untuk mengekspresikan rasa sakit dan ketidakamanan yang mendalam. Meskipun Anda telah mencoba terapi, mungkin pendekatan yang digunakan belum sesuai dengan kebutuhan Anda. Saran saya adalah untuk mencari terapi yang lebih spesifik, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), yang dapat membantu Anda mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang berkontribusi pada kecemasan. Selain itu, pertimbangkan untuk melakukan terapi pasangan, di mana Anda dan suami dapat belajar berkomunikasi lebih baik dan saling mendukung dalam mengatasi kecemasan. Anda juga bisa mencoba teknik manajemen stres, seperti latihan pernapasan dalam, meditasi, atau aktivitas fisik yang dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh. Mengidentifikasi pemicu kecemasan dan berbicara tentangnya dengan suami atau teman dekat dapat membantu mengurangi rasa terasing. Jika kecemasan Anda terus berlanjut dan mengganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental yang dapat memberikan dukungan lebih lanjut dan mungkin merekomendasikan pengobatan jika diperlukan. Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dalam perjuangan ini, dan ada banyak sumber daya yang tersedia untuk membantu Anda mengatasi kecemasan.

6 hari yang lalu
Suka
masukan
1
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan