Ini cerita saya. Kesal, sedih, marah, capek
Dulu waktu ketika aku lahir bapak masih di Malaysia, setelah cuti melahirkan aku ditinggal ibuk yg saat itu masih ikatan dinas di luar kota. Aku tinggal dengan nenek buyut, karena kakong dan nenek aku merantau di Kalimantan. Karena keterbatasan nenek buyut aku juga, dulu waktu aku TK kecil aku sudah bisa mandi pakai baju pakai kaos kaki sendiri. Karena mungkin ibu aku ga pernah ngajarin aku ttg merawat diri, dulu aku sering dibilang bau badan jelek ga punya tata krama nakal ga bisa apa-apa. Aku SD ibuk pulang dari luar kota, kakong dan nenek juga pulang dari Kalimantan. Waktu kelas 3 SD malam pertama aku haid aku tidur di rumah nenek, karena ibuk diklat di Malang. Malam itu aku ngompol aku benar-benar dimarahin sama nenek, pas siangnya darah terus keluar di area kewanitaanku. Malam ibuk pulang dan aku bertanya tentang itu, ibuk malah marahin aku.Akhirnya SMP aku di pondok kan, kakong baik bgt selalu antar jemput aku waktu perpulangan. Saat aku kelas 9,kakong berpulang ke maha Kuasa. Akhirnya bapak pulang dari Malaysia dan ga balik lagi, selama itu bapak yang gantiin posisi kakong. Kakong adalah sosok pengganti bapak bagi aku yang aku ga pernah punya sosok itu dulunya. Setelah kakong meninggal, nenek minta macem-macem. Minta operasi mata satu, habis 10 juta padahal di awal kesepakatan ibuk dan adik2nya iuran tapi ujung-ujungnya ibuk sendiri yang bayar. Aku beli kacamata karena mins aku tambah, nenek pengen operasi mata yang satu lagi. Aku beli baju buat aku kuliah aku dimarahin, nenek bilang ke ibuk kalo aku dibelikan baju nenek minta dibelikan jajan. Nenek kalo makan ga enak jajan ga enak gamau, karena itu pola makan yang salah akhirnya nenek mengidap diabetes padahal di keturunan kami tidak ada yang punya riwayat penyakit itu. Ketika aku sakit gigi, kaki nenek luka. Aku minta ke ibuk buat bawa aku ke dokter gigi tapi ibuk malah marah-marah dan bilang kalo ke dokter gigi itu mahal. Ibuk bilang "tak kasih uang sejuta berangkato sendiri sama bapak" Disitu aku bener-bener nangis dan mohon, gapapa deh pakai BPJS biar murah. Akhirnya terpaksa ibuk bawa aku ke dokter gigi tanpa pakai BPJS dan itu hanya habis 80 ribu. Keesokan harinya nenek aku sakit, dibawa ke dokter habis 960 ribu dan ibuk bilang "sudah gapapa habis berapa aja yang penting nenek sembuh" Disitu aku mikir kenapa kok ibuk ga peduli ya sama aku. Kan aku anaknya, kalo aku sakit aku belum kerja terus minta ke siapa. Dan nenek juga sempet bilang ke ibuk "Sudah gapapa uangmu habis buat aku". Apa nenek ga mikirin aku dan sekolahku? Sekarang 24 jam gantian ibuk bapak yang jaga nenek di rumah nenek karena nenek gamau diajak ke rumahku, jadi sekarang aku di rumah sendiri. Aku kasih saran ke ibuk supaya gantian kan ada adiknya juga, ibuk bilang gapapa ibuk ikhlas ngerawat nenek. Tapi apa ibuk mikirin kalo itu semua juga imbasnya ke aku, aku sendiri aku ga punya siapa siapa di rumah. Dari kecil aku selalu di kunci di rumah kalo ibuk bapak keluar jadi aku ga punya temen di rumah, kadang aku pengen main sama teman pondok aku. Gitu pun selalu diantar dan di tunggu sama orang tua ku, jadi temanku merasa ga nyaman sama aku soalnya kalo main diawasi orang tuaku. Dulu setiap aku cerita, ibuk selalu pegang HP dan ga dengerin aku cerita. Akhirnya aku cerita di kertas, ibuk tau dan bilang ke aku "kalo ada apa-apa cerita ibuk" Tapi kenapa ibuk selalu ga dengerin cerita aku. Dulu ibuk fokus HP, WA sama selingkuhannya si Fawwaz itu. Kalo aku melakukan kesalahan ibuk marah, tapi pernah ga ibuk bilang ke aku baik-baik. Aku pernah tanya ke ibuk tentang selingkuhan ibuk, apa pernah aku marah dan ga nge bolehin ibuk gini gitu. Tapi kalo aku salah, aku dimarahin habis habisan ga boleh HP an dll. Semua orang juga punya salah, kalo aku ngelakuin kesalahan bilang baik baik bicara 4 mata. Udah ibuk ga ada waktu sama aku. Walaupun kuliah aku masih butuh perhatian waktu ibuk, buat apa liburan pulang kalo di rumah ga ada orang. Gimana aku bisa kebentuk pribadi yang baik. Kehidupan aja keras sama aku, gimana aku ga keras ke orang lain. Nenek pun dibilangin juga ga bisa, ibuk juga sama merasa paling benar
Halo, terima kasih atas pertanyaan anda
Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak terlepas dari kondisi lingkungan di mana seseorang berada. Diri pribadi seseorang dan lingkungan akan saling terikat dan saling mempengaruhi. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang kurang sehat, maka orang tersebut cenderung merasa tidak nyaman, mudah frustasi, bahkan stres, dan menimbulkan dampak buruk lainnya. Dengan demikian, diperlukan evaluasi dan introspeksi diri teradap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu anda dapat mengambil waktu sejenak untuk mengistirahatkan pikiran dan emosi anda, lalu ajak diri berdialog mengenai kebutuhan dan tujuan yang akan anda capai. Kemudian anda fokus pada hal tersebut, dengan menyadari dan memaksimalkan kelebihan yang anda miliki, serta mengembangkannya sehingga anda menjadi versi terbaik dari diri anda. Luangkan pula waktu untuk melakukan self talk positif, sampaikan permintaan maaf dan berterima kasih pada diri sendiri karena telah berjuang sejauh ini. Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga.
Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan. Tentu menghadapi sikap orang tua seperti yang anda ceritakan memiliki tantangan tersendiri sehingga dibutuhkan usaha dan kesabaran yang lebih. Namun, dengan komunikasi hangat dan terbuka bisa menjadi cara yang digunakan agar meminimalisir kesalahpahaman dan mengetahui kondisi masing-masing.
Selain itu, anda dapat menuliskan jurnal harian secara berkala setiap hari sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi. Temukan pula minimal 3 hal yang dapat anda syukuri setiap harinya (hal besar, maupun hal kecil dan sederhana) sehingga anda dapat menemukan makna hidup sekecil apapun itu dan dapat melihat dari sudut pandang lain. Temukan pula lingkungan yang membuat anda merasa dihargai. Anda tidak perlu ragu untuk meminta bantuan psikolog, agar mendampingi anda menghadapi kondisi tersebut.
Semoga membantu ya
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya memahami bahwa Anda mengalami banyak kesulitan dan perasaan yang sulit dalam kehidupan Anda. Saya tidak dapat memberikan solusi yang sempurna untuk situasi Anda, tetapi saya akan mencoba memberikan beberapa saran umum.:Komunikasi terbuka: Cobalah untuk berbicara dengan ibu Anda secara terbuka dan jujur tentang perasaan Anda. Sampaikan kepadanya bahwa Anda merasa tidak mendapatkan perhatian dan dukungan yang Anda butuhkan. Bicarakan dengan tenang dan hormati, dan cobalah untuk mencari pemahaman bersama.
Cari dukungan emosional: Selain berbicara dengan ibu Anda, cari dukungan emosional dari orang lain seperti teman, keluarga, atau bahkan konselor. Berbagi perasaan Anda dengan orang lain dapat membantu Anda merasa didengar dan didukung.
Jaga kesehatan mental dan fisik: Penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik Anda. Temukan cara-cara untuk mengelola stres dan perasaan negatif, seperti olahraga, meditasi, atau hobi yang Anda nikmati. Jika perlu, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau terapis.
Cari dukungan sosial: Cobalah untuk memperluas jaringan sosial Anda dengan mencari teman-teman baru atau bergabung dengan kelompok atau kegiatan yang sesuai dengan minat Anda. Ini dapat membantu Anda merasa lebih terhubung dan memiliki dukungan sosial yang lebih luas.
Fokus pada pertumbuhan pribadi: Meskipun situasi Anda sulit, cobalah untuk tetap fokus pada pertumbuhan pribadi dan mencapai tujuan Anda. Tetapkan tujuan yang realistis dan langkah-langkah kecil untuk mencapainya. Jangan biarkan keadaan sulit menghentikan Anda untuk menjadi pribadi yang baik dan sukses.
Terakhir, jika Anda merasa kesulitan mengatasi perasaan negatif atau situasi rumah yang tidak sehat, penting untuk mencari bantuan profesional. Seorang psikolog atau konselor dapat membantu Anda dalam mengatasi masalah ini dan memberikan dukungan yang Anda butuhkan.
Saya harap saran ini dapat membantu Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau membutuhkan bantuan tambahan, jangan ragu untuk bertanya.
Related content