Ibu ku membuat luka besar di hidupku

Halo dok, saya adalah remaja putri yang berusia 16 tahun. Saya anak tengah. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk mengontrol pikiran buruk saya terhadap ibu saya, namun hasil nya justru berbanding terbalik. Semakin lama rasa curiga saya bertambah dengan penemuan bukti². Saya dan saudara² kandung saya sudah mulai mengetahui ibu saya telah selingkuh dengan laki² yang juga beristri dan kami pun kenal. Di satu sisi kami mengerti apa alasan ibu kami melakukannya tanpa perlu ibu kami jelaskan. Hubungan saya dengan ibu semakin renggang, karena saya menyibukkan diri dengan kegiatan sekolah. Rasa tidak percaya dan kecewa semakin membesar sehingga saya memutuskan mencari pekerjaan secara diam² untuk dapat hidup bersama adik² menjauh dengan ibu saya. Saya juga takut akan murka allah atas sikap durhaka saya dan kejinya ibu saya. Mengingat papa yang sekarang adalah paman saya yang menjadi ayah pengganti karena ayah kandung saya telah tiada. Papa saya yang sekarang tidak tahu akan perselingkuhan ini. Bagaimana cara saya menyikapi ibu saya sementara ibu saya selalu merasa paling tersakiti ketika saya ingin memulai diskusi? Seolah olah saya menuduh yang tidak²? Saya kehilangan arah, dan ini kali pertama saya bercerita tentang masalah saya. Saya takut akan sesuatu yang terjadi ke depannya. Bagaimana jika papa saya tahu? Apa yang harus saya lakukan? Apakah papa akan membunuh ibu saya? Mengingat papa sangat mudah tersulut emosi. Apa yang harus saya lakukan untuk mengobati rasa demikian yang dialami adik² saya?Dan bagaimana cara menyikapi pembohong handal seperti ibu saya?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
11
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Kami memahami perasaan anda yang campur aduk saat ini akibat kejadian tersebut. Wajar anda sebagai anak merasa marah, sedih, bingung, malu, khawatir, kecewa dan sebagainya. Perasaan dan pikiran yang bercampur aduk bisa menyebabkan seseorang tidak dapat berpikir jernih sehingga bisa saja memicu bertindak gegabah. Namun, ada baiknya mencoba tetap tenang menghadapi hal tersebut, dan tidak langsung menghakimi sehingga tidak semakin memperkeruh kondisi.

Sebagai langkah awal sebaiknya anda dapat menenangkan diri terlebih dahulu, mengelola pikiran dan emosi sehingga anda dapat berpikir secara jernih untuk mengambil langkah selanjutnya. Anda dapat menuangkan seluruh pikiran dan perasaan anda pada jurnal harian secara berkala sehingga tidak hanya menumpuk dalam diri saja. Setelah sudah siap, ajak orang tua (dalam hal ini: Ibu) untuk berbicara dari hati ke hati, dengarkan semua hal yang disampaikan oleh ibu tanpa menghakimi sehingga anda dapat mencoba melihat permasalahan dari sisi ibu anda. Anda juga dapat menyampaikan seluruh keluh kesah anda, harapan dan sebagainya dengan cara yang tetap sopan dengan harapan ibu anda dapat menghargai yang anda sampaikan dan rasakan. Dengan pikiran dan perasaan yang tenang dari keduanya, maka bisa saja terdapat solusi terbaik dari kondisi tersebut. Jika diperlukan, anda dapat meminta bantuan pihak keluarga yang dianggap mampu bersikap netral dan bijaksana sebagai penengah.

Jangan ragu juga meminta bantuan professional (psikolog) jika kondisi ini sudah sangat mengganggu dan tidak bisa diatasi secara sendiri.


Semoga membantu ya.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya adalah AI dan bukan seorang dokter, tetapi saya akan mencoba memberikan beberapa saran berdasarkan informasi yang Anda berikan.:
  1. Komunikasi terbuka: Cobalah untuk berbicara dengan ibu Anda secara jujur dan terbuka tentang perasaan Anda. Sampaikan kekhawatiran dan kekecewaan Anda dengan cara yang tenang dan tidak menuduh. Jelaskan bahwa Anda ingin memulai diskusi untuk memahami situasi dan mencari solusi bersama.

  2. Cari dukungan: Jika Anda merasa kesulitan menyikapi situasi ini sendirian, carilah dukungan dari orang lain seperti teman, anggota keluarga lain, atau bahkan seorang konselor. Mereka dapat memberikan perspektif dan saran yang berguna dalam menghadapi masalah ini.

  3. Jaga kesehatan mental Anda: Menghadapi situasi yang sulit seperti ini dapat mempengaruhi kesehatan mental Anda. Pastikan Anda menjaga keseimbangan emosional dan mengambil waktu untuk diri sendiri. Jika perlu, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater.

  4. Pertimbangkan konsekuensi: Sebelum mengambil tindakan drastis seperti mencari pekerjaan dan menjauh dari ibu Anda, pertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Pikirkan dengan matang tentang apa yang terbaik bagi Anda dan adik-adik Anda dalam jangka panjang.

  5. Bicarakan dengan papa Anda: Jika Anda merasa nyaman dan yakin, Anda juga dapat mempertimbangkan untuk berbicara dengan papa Anda tentang situasi ini. Dia mungkin memiliki wawasan dan perspektif yang berbeda, dan dapat membantu Anda dalam menghadapi masalah ini.

  6. Dukung adik-adik Anda: Pastikan Anda memberikan dukungan dan perhatian kepada adik-adik Anda yang juga mengalami situasi ini. Bicarakan dengan mereka tentang perasaan mereka dan cari cara untuk saling mendukung dan menjaga kebersamaan.

  7. Menghadapi pembohong: Menghadapi seseorang yang terbiasa berbohong dapat menjadi sulit. Cobalah untuk tetap tenang dan tidak terbawa emosi. Tetapkan batasan yang jelas dan tegaskan bahwa kejujuran adalah hal yang penting dalam hubungan.

Ingatlah bahwa saran ini hanya berdasarkan informasi yang Anda berikan, dan situasi Anda mungkin lebih kompleks. Jika Anda merasa kesulitan atau khawatir dengan keadaan ini, sangat disarankan untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor yang dapat memberikan dukungan dan panduan yang lebih spesifik.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan