🔥 Diskusi Menarik

Halo doc

Halo doc,Numpang Curhat + Bertanya,pertama Tama perlu diketahui Saya hanya 13 Tahun,Saya mempunyai Trauma secara religius,Sexual assault,dan juga gifted kid burn out, Lingkungan keluarga saya sangat tidak supportif dengan saya,hingga saya tidak merasa memiliki tempat untuk menceritakan semuanya. Saya orang yang cenderung introvert tetapi Saya berusaha untuk tetap berbuat baik kepada semua orang,Untuk membuat semua orang suka dengan saya,untuk membuat semua orang melihat saya sebagai orang yang sempurna. Saya adalah anak yang sangat berprestasi,Dari kabupaten sampai nasional sudah saya menangkan,ini membuat orang orang di sekitar saya memuji saya,Dan ini semua dorongan orang tua saya,Mereka ingin saya menjadi anak yang "baik" dan "sempurna",sy ok ok saja pertamanya,dan lama lama sy seperti tidak memiliki control dari diri saya sepenuhnya,saya merasa saya hanyalah boneka untuk orang tua saya membuat anak yang sempurna dan idaman semua orang tua,saat kelas 3 sekolah dasar saya mulai merasa saya tidak bisa merasakan sensasi hidup seperti anak anak biasanya,Sensasi merasakan sesuatu perasaan,sy menjadi "emotionless",dan saat ini Sexual assaultnya sedang parah parahnya,sy juga sudah sangat muak saat itu,hingga saya memutuskan untuk mencoba bunuh diri, alhasil namun tidak berhasil. Saya pun mencoba self-harm diri saya sendiri, seperti Starve,Cutting,Head banging to walls,etc,hanya untuk merasakan suatu sensasi perasaan, Sensasi sakit satu satunya hal yang saya bisa rasakan waktu itu. Hingga akhirnya saya muak,muak sekali,hingga saya mulai merasa dorongan untuk membunuh orang tua saya dikarenakan apa yang mereka lakukan kepada saya,Saya muak. Sangat muak. Dari saat itu saya mulai menjadi sensitif dan egoist kepada mereka,terutama ayah saya yang sudah meng sexual assault saya selama setidaknya 6/7 tahun. Setengah dari hidup saya isinya hanya trauma,trauma dan trauma lagi. Saya benar benar muak dengan mereka,hingga suatu saat saya kelas 5,isi buku diary sy yg sy buat untuk curhat di buka,dan saya diceramahi habis habisan,Muak nya pun memuncak,Rasa ingin bunuh diri kembali lagi,Dan ini sudah percobaan gagal kedua yang saya lakukan,Saya merasa orang tua saya tidak akan bisa di ajak kompromi,tidak bisa di ajak bicara hati ke hati,karena pasti saya di salahkan karena "kmu sih, egois." Semua sikap saya adalah cerminan orang tua saya,dengan ini saya mengsalahkan kedua orang tua saya tentang trauma berat yang saya alami,aku muak di kontrol,aku muak selalu ditelantarkan bila saya tidak bisa meraih sesuatu prestasi,saya muak hidup begini,saya muak dengan kedua orang tua saya. Hingga sekarang total sy sudah percobaan bunuh diri 4 kali dengan cara yang berbeda beda,recently,saya mengunjungi dokter karena dada sy rasanya sakit seperti di tusuk tusuk,katanya karena saya memiliki sesuatu yang di pendam,ornag tua saya pun bertanya"kmu kenapa? Kalau ada apa apa cerita." pertanyaan nya, bagaimana saya bisa mengajak orang tua saya mengerti apa yang saya rasakan kalau Meraka adalah sumber masalah saya, pasti ujung ujungnya saya yg di salahkan ,dikalau saya ajak bicara langsung pasti saya langsung break dan menangis nanti saya lagi di salahkan karena "belum cerita aja nangis",sy benar benar sudah muak. Banyak hal yang masih sy keluhkan tapi yaaa gt,tolong jngn hubung hubungkan hal ini dengan "Tuhan akan menyembuhkan Mu" sy muak dengarnya,lm lm mending sy bomb dunia ini SE isi isinya

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
20
1
1

1 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Kami turut prihatin dan sedih atas apa yang anda alami. Tentu tidak mudah melewati ini sendirian. Kami juga menyampaikan banyak terima kasih karena telah percaya kepada Komunitas Hello Sehat untuk berbagi cerita. Tentunya untuk menceritakan hal ini bukan hal yang mudah. Begitu banyak pengalaman dan lika liku kehidupan yang anda lewati, baik itu suka maupun duka. Kami salut dengan perjuangan anda yang bisa bertahan sampai saat ini, dan tetap menebarkan kebaikan bagi orang-orang di sekitar anda.


Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak terlepas dari kondisi lingkungan di mana seseorang berada. Diri pribadi seseorang dan lingkungan akan saling terikat dan saling mempengaruhi. Perlu disadari bahwa bagaimana pun kondisi lingkungan, maka akan mempengaruhi kondisi mental kita. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang kurang sehat, maka orang tersebut cenderung merasa tidak nyaman, mudah frustasi, bahkan stres, dan menimbulkan dampak buruk lainnya. Dengan demikian, diperlukan evaluasi dan introspeksi diri teradap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.


Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu menyadari kelebihan yang anda miliki dan fokus mengembangkan hal tersebut sehingga anda dapat menjadi versi terbaik dari diri anda. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan. Selain itu, anda dapat menuliskan jurnal harian secara berkala setiap hari sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi. Temukan pula minimal 3 hal yang dapat anda syukuri setiap harinya (hal besar, maupun hal kecil dan sederhana) sehingga anda dapat menemukan makna hidup sekecil apapun itu dan dapat melihat dari sudut pandang lain.


Saya bisa memahami kondisi yang anda alami saat ini, semoga jawaban di atas dapat membantu, serta membantu pula agar anda lebih siap menghadapi kenyataan yang terjadi. Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika kondisinya semakin memburuk agar tertangni dengan tepat.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan