Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaDepresi dan trauma
Halo dok saya perempuan umur 21 tahun, saya pacaran udh hampir 3 tahun dan setahun terakhir ini pacar saya selingkuh. Selingkuh dari mulai dktin cewe, karoke malem bahkan sampe berhubungan badan sama PSK. semenjak saya tau itu saya selalu nangis dok selama sebulan full saya selalu nangis teriak teriak seperti orang gila karna ga merasa dia cukup sm saya. Saya depresi dan selalu gebuk gebuk badan sy sendiri, apa yang harus saya lakukan dok? Hingga skrg itu jdi trauma untuk saya dan klo tbtb keinget akan kejadian itu saya selalu sedih menangis dan merasa sendiri dok, hingga sekarang saya masih berpacaran dengan dia karna dia tidak ingin putus tetapi dia masi di lingkungan yg seperti itu. Saya harus apa dok? Dan apa yang saya alami ini menjadi trauma dalam tanda kutip kesehatan mental? Terimakasih banyak dokter..
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih atas pertanyaan anda
Tidak bisa dipungkiri bahwa pengalaman dikhianati bisa saja berdampak pada kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan yang mendalam, apalagi oleh orang terdekat yang dicintai. Setiap orang melewati proses kesedihan tersebut dengan cara berbeda-beda, sehingga tidak ada batasan tertentu yang dianggap normal untuk menghilangkan kesedihan. Akibat pengalaman tersebut tidak hanya menyebabkan kesedihan yang mendalam, tetapi bisa juga berdampak kepada kondisi psikologis lainnya dan juga kondisi fisik, bahkan bisa mengganggu seseorang dalam menjalani aktivitas keseharian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses tersebut, yaitu memberikan waktu pada diri sendiri untuk mengakui, memahami dan menerima emosi yang hadir, karena dengan menolak emosi tersebut hanya akan menyebabkan proses berdamai membutuhkan waktu yang lebih lama, atau bahkan malah membuat kondisi diri semakin buruk.
Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Perlu disadari bahwa cinta dan obsesi sekilas terlihat sama, tetapi nyatanya berbeda. Cinta merupakan salah satu emosi positif yang memunculkan perasaan bahagia, menghargai, serta adanya keinginan untuk tumbuh berproses bersama. Sedangkan obsesi adalah emosi negatif yang mementingkan kepuasan akan keinginan dan ego semata. Selain itu, terdapat perbedaan antara cinta dan obsesi, yaitu perasaan cinta akan membuat seseorang lebih tenang dalam menjalani hubungan karena dilandasi komitmen dan rasa percaya untuk tumbuh bersama, sedangkan obsesi hanya berfokus pada rasa memiliki saja.
Dengan beberapa gambaran perbedaan antara cinta dan obsesi di atas, dapat membantu anda untuk mengevaluasi diri dan perasaan anda saat ini untuk memutuskan menjalin relasi. Anda sebaiknya meluangkan waktu lebih banyak untuk berdialog dengan diri sendiri, sambil mengingat kembali tujuan anda dalam menjalin hubungan.
Menghadapi hubungan seperti yang anda ceritakan tentu memiliki tantangan tersendiri. Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Anda juga memiliki hak untuk menetapkan batasan toleransi atas sikap pasangan anda dan berhak mengambil keputusan demi kebaikan diri anda sendiri. Dalam pengambilan keputusan sebaiknya dilakukan dalam kondisi pikiran yang tenang. Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi tetap dikomunikasikan dengan pasangan. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan anda dengan pasangan, kemudian bersama sama mencari solusi yang terbaik.
Jika diperlukan, anda dapat meminta bantuan psikolog dalam mendampingi anda