🔥 Diskusi Menarik

Cemas berkepanjangan.

Saya sudah menyadari kena depresi karena pola asuh yang keras dari ibuku. Tapi saya sudah memaafkan dan saya tidak marah dg mereka. Meski saya salah pilih pasangan karena mereka. Saya juga tegar dan PD menghadapi itu. Setelah bercerai saya kira, kehidupan saya akan lebih damai. Ternyata saya sering kepikiran dengan sikap keluarga. Yang pertama keluarga mempertanyakan hutang puasa dan shalat subuhku yang telat karena konsumsi obat. Dulu jika sedang depresi,saya punya beberapa hari tidak kuat puasa. Apalagi saat hamil. Saya sebulan tidak puasa. Hal itu memicu kekambuhan depresiku,karena merasa disudutkan karena tidak mampu beribadah dengan baik. Tapi akhirnya bisa saya atasi. Saya jelaskan ke keluarga hingga keluarga bisa megmahami. Dan saat anakku speech delay. Perjuangan yang sulit sekali. Aku bisa terapikan anak, disamping itu anak sering sakit radang. Anak dapat jam terapi siang langsung opname. Akhirnya anak hanya paud. Itupun saya putuskan berangkat 2 hari saja. Saya tetap mampu mengajar di sekolah dan bimbel karena saya mampu fokus ke paud anak dan melepas keinginan anak bisa bicara. Tapi saat itu hanya kritik dari adik yang kerja di jakarta dan ibuku. Karena anakku hanya paud 2 hari saja. Dan aku jarang interaksi ke anak. Karena saya sibuk ngajar. Kritikan mereka membuat saya overthiking dan down. Karena aku bisa mampu ngajar dg kondisi anak speech delay. Itu demi ibuku supaya tidak marah ke aku karena aku minder dg kondisi anakku dan tdk mampu ngajar. Aku akhirnya overthinking berbulan". Tapi akhirnya aku mampu menerapikan anakku dengan minta jam pagi,dia juga sekarang masuk tk. Tapi kondisi saya tetap tegang. Jika mengajar pun minder,karena takut jika anakku kelak tidak mampu seperti anak yang lain. Obat dari psikiater sekarang ditambah fluoxetine di pagi hari 20 mg. Padahal dulu hanya clozapine di malam hari saja. Kenapa saya jadi begini. Padahal saya kuat hadapi perceraian. Apa ini karena trauma masa kecil saya. Apa saya harus ceritakan ke keluarga yang selama ini saya pendam. Saya keluar dari grup WA keluarga, supaya saya bisa waras.

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
26
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Kami turut prihatin atas apa yang anda alami, serta mengapresiasi setiap upaya yang anda lakukan untuk bertahan sampai saat ini. Tentunya untuk menceritakan hal ini bukan hal yang mudah.


Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak terlepas dari kondisi lingkungan di mana seseorang berada. Diri pribadi seseorang dan lingkungan akan saling terikat dan saling mempengaruhi. Perlu disadari bahwa bagaimana pun kondisi lingkungan, maka akan mempengaruhi kondisi mental kita. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang kurang sehat, maka orang tersebut cenderung merasa tidak nyaman, mudah frustasi, bahkan stres, dan menimbulkan dampak buruk lainnya. Dengan demikian, diperlukan evaluasi dan introspeksi diri teradap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.

Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu menyadari kelebihan yang anda miliki dan fokus mengembangkan hal tersebut sehingga anda dapat menjadi versi terbaik dari diri anda. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan. Selain itu, anda dapat menuliskan jurnal harian secara berkala setiap hari sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi sehingga anda dapat mengenali kondisi anda dan lebih dapat menguraikan permasalahan satu persatu. Temukan pula minimal 3 hal yang dapat anda syukuri setiap harinya (hal besar, maupun hal kecil dan sederhana) sehingga anda dapat menemukan makna hidup sekecil apapun itu dan dapat melihat dari sudut pandang lain.


Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga.

Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog jika kondisinya semakin memburuk agar tertangni dengan tepat.


2 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Tidak cukup data untuk menjawab. Apakah Anda masih memiliki pertanyaan lain?
2 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan