Bingung
Halo dok, saya ingin sekali bertanya tentang apa yang terjadi pada diri saya. Sebelum itu ijinkan saya untuk memperkenalkan diri, saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara, namun kita beda ayah.
Saya sekarang baru saja menamatkan pendidikan sekolah saya dan berencana untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Saat saya berumur satu tahun, ibu saya dengan berani menitipkan saya kepada nenek saya dan pergi merantau entah kemana dan meninggalkannya saya bertumbuh sendiri di sebuah desa yang terbilang cukup jahat.
Karena status saya yang terbilang anak 'HAR*AM' saya selalu saja mnjdi bahan olokan sejak usia lima tahun. Awalnya saya tidak terlalu mengerti, namun semakin saya dewasa semakin banyak hal gila yang saya ketahui.
Ayah biologis saya yang tidak mengakui saya ternyata memiliki anak dengan tante saya. Sebut saja lita, ia adalah anak dari kakaknya nenek saya.
Tapi ada yang aneh disni. Berbanding terbalik dengan saya yang selalu mendapat perlakuan yang kurang pantas, Anak itu malah selalu diperhatikan bak malaikat yang disakiti. Ia benar-benar hidup dengan aman, nyaman, tidak seperti saya.
Semua berjalan sesuai yang saya duga. Saudara-saudara nenek saya selalu saja memojokkan saya bahkan disaat natal tidak jarang tatapan mata mereka seolah ingin menyingkirkan saya.
Hingga tak terasa umur saya menginjak usia 15 tahun dan saya lulus dari SMP. Nenek dan kakek saya tentu sangat tau dengan keadaan saya selama ini kemudian berinisiatif ingin mengirim saya kembali ke ibu saya yang sekarang telah memiliki keluarga yang harmonis.
Awalnya saya benar-benar menolak tawaran itu. Saya sangat menyayangi nenek dan kakek saya, saya bahkan tak pernah hidup berjauhan dengan mereka selama ini. Saya takut dengan dunia luar.
Namun dengan ucapan kakek saya bahwa beliau sudah tak mampu membiayai saya karena tuntutan biaya kuliah om saya yang masih dibebankan kepada mereka langsung membuat diri saya begitu terpukul.Entah itu hanya alasan atau apapun yang jelas itu membuat saya mau tak mau harus meyakinkan diri saya untuk pergi menuju tempat ibu saya yang berada sangat jauh dari sini.
Oh ya ibu saya juga sudah mualaf demi menikahi suaminya sekarang.
Singkat cerita akhirnya saya tiba dan melihat ibu saya pertama kali setelah 15 tahun. Perasaan saya campur aduk. Wanita yang biasanya hanya saya dengar lewat telepon kini berada di depan saya.
Ekspetasiku benar-benar melambung tinggi, saya benar-benar berharap bisa hidup lebih baik, secara tidak ada siapapun yang mengenal latar belakangku disini.
Dan tak lupa akhirnya aku melihat saudari-saudariku serta ayah Sambungku.
Singkat cerita kita sampai di rumah dan hari-hariku diisi dengan sekolah lalu sepulangnya aku menjaga tokoh. Aku selalu menuruti mereka walaupun aku merasa terlalu disepelekan disini.
Aku tidak boleh kemana-mana dan harus tetap tinggal disaat keluarga mereka liburan bersama.
Puncak aku merasa sakit adalah ketika mereka ingin membuat foto keluarga namun tidak ingin aku ikut serta didalamnya. Aku menangis malam itu, aku bahkan tak segan-segan menegur ibuku untuk meminta keadilan, namun sayang alasannya tetap sama, bahwa ia hanyalah seorang istri yang tak berani melawan suami.
Ia selalu pasrah dan tak berjuang apapun untukku.
Aku yang selalu lembur hingga tengah malam bahkan selalu diremehkan oleh ayahku, ia selalu saja menyebutku orang paling malas disaat teman-temannya berkumpul.
Oh ya, disni aku dilarang mengaku kalo aku ini adalah anak ibuku. Setiap kali orang-orang bertanya siapa aku, aku wajib menjawab bahwa aku adalah adik dari ibuku.
Minggu berganti minggu tahun berganti tahun, aku memendam semua rasa kesalku didalam sana. Hingga tak terasa aku menyelesaikan studiku.
Aku yang termasuk dalam jejeran siswa berprestasi berkesempatan untuk lolos pada jalur tanpa tess untuk perguruan tinggi, namun seperti biasa ibuku menentangnya lagi.
Ibuku mengeluarkan banyak kata-kata yang tak pantas untukku hingga membuatku benar-benar jatuh sejatuh jatuhnya. Hingga aku memutuskan ingin pergi.
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Kami turut prihatin dan sedih atas apa yang anda alami. Kami juga menyampaikan banyak terima kasih karena telah percaya kepada Komunitas Hello Sehat untuk berbagi cerita. Tentunya untuk menceritakan hal ini bukan hal yang mudah. Begitu banyak pengalaman dan lika liku kehidupan yang anda lewati, baik itu suka maupun duka. Saya salut dengan perjuangan anda yang bisa bertahan sampai saat ini, dan tetap menebarkan kebaikan bagi orang-orang di sekitar anda.
Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak terlepas dari kondisi lingkungan di mana seseorang berada. Diri pribadi seseorang dan lingkungan akan saling terikat dan saling mempengaruhi. Perlu disadari bahwa bagaimana pun kondisi lingkungan, maka akan mempengaruhi kondisi mental kita. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang kurang sehat, maka orang tersebut cenderung merasa tidak nyaman, mudah frustasi, bahkan stres, dan menimbulkan dampak buruk lainnya. Dengan demikian, diperlukan evaluasi dan introspeksi diri teradap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu menyadari kelebihan yang anda miliki dan fokus mengembangkan hal tersebut sehingga anda dapat menjadi versi terbaik dari diri anda. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan. Selain itu, anda dapat menuliskan jurnal harian secara berkala setiap hari sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi. Temukan pula minimal 3 hal yang dapat anda syukuri setiap harinya (hal besar, maupun hal kecil dan sederhana) sehingga anda dapat menemukan makna hidup sekecil apapun itu dan dapat melihat dari sudut pandang lain. Anda dapat mencoba untuk mengajak ibu anda berbicara dari hati ke hati agar dapat saling memahami kondisi masing-masing.
Saya bisa memahami kondisi yang anda alami saat ini, semoga jawaban di atas dapat membantu, serta membantu pula agar anda lebih siap menghadapi kenyataan yang terjadi. Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog jika kondisinya
semakin memburuk agar tertangni dengan tepat.