Berpisah atau bertahan demi anak²
Saya ibu rumah tangga anak yg mempunyai 2 balita yg usianya berdekatan
Saya bingung harus berpisah atau bertahan demi anak² karena suami saya masuk kedalam kategori maniak
Sudah kedua kalinya saya menemukan suami saya selingkuh...
Selingkuh pertama saya sudah memutuskan untuk berpisah tapi tidak jadi karena nasehat dari kedua orang tua dan mertua,
Katanya dia hilaf dia menyesal dan berjanji kepada saya dan ke2 orang tua saya kalo dia tidak akan mengulanginya lagi , dan sudah berjanji kepada saya kalo sampe ketahuan lagi resikonya adalah Cerai
Namun ternyata sekarang selang setahun dia ketahuan selingkuh lagi ...
Saya kembali merasa sakit yg belum sepenuhnya sembuh
Maka saya curhat ke ipar saya Kakak kandung suami saya dengan maksud ingin meminta tolong agar dibantu
Dan saya juga curhat ke ibu saya tapi saya tidak langsung bilang kalo suami saya selingkuh lagi, saya hanya bilang sama mama saya layaknya anak kecil yg mengadu kepada ibunya saya hanya bilang mak sakit lalu ibu saya bertanya sakit apa? Saya hanya jawab sakit yg tidak terlihat/tidak berdarah!
Disitu suami saya marah karena saya sudah curhat ke ipar & ibu saya,
Lalu dia bilang ya sudah semua keluarga sudah tau maka kita cerai saja....
Saya bingung apakah saya salah jika saya bercerita kepada org terdekat...
Disitu saya berfikir apakah dia sudah tidak cinta lagi sama saya , apa seharusnnya saya berpisah meskipun anak² yg jadi korbannya
Apakah seperti itu dikarenakan dia sudah tidak mencintai saya sehingga selingkuh lagi dan tidak ada rasa bersalah kemudian menyuruh saya pulang kerumah org tua karena sudah cerita ke ipar & ibu sayaa
Halo Listiana Jaya, terima kasih untuk pertanyaannya.
Kami dapat memahami kondisi yang anda alami, serta salut dengan upaya dan kesabaran anda dalam menghadapi pasangan. Tentunya setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka anda dan pasangan perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.
Perlu disadari bahwa untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang anda alami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja.
Menghadapi pasangan seperti yang anda ceritakan memiliki tantangan tersendiri. Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Anda juga memiliki hak untuk menetapkan batasan toleransi atas sikap pasangan anda, serta berhak mengambil keputusan untuk kehidupan dan kebahagiaan anda sendiri. Setiap keputusan yang anda ambil, sebaiknya diputuskan dalam kondisi yang tenang dan pikiran yang jernih, untuk membantu anda mengambil keputusan dapat menuliskan di kertas terkait keuntungan dan kerugian hal tersebut. Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi dikomunikasi juga dengan pasangan. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan dalam hubungan anda dengan pasangan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang terbaik, atau meminta bantuan pihak keluarga yang dianggap mampu bersikap netral dan bijaksana.
Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah, agar segera tertangani dengan tepat.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya memahami bahwa Anda sedang menghadapi situasi yang sulit dengan suami Anda yang selingkuh. Saya tidak bisa memberikan saran yang spesifik karena setiap situasi rumah tangga berbeda dan keputusan akhir ada pada Anda. Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda pertimbangkan:Pertimbangkan kesejahteraan anak-anak: Anak-anak adalah prioritas utama dalam situasi ini. Pertimbangkan bagaimana keputusan Anda akan mempengaruhi mereka. Apakah mereka akan lebih baik jika Anda bertahan dalam hubungan yang tidak sehat atau jika Anda berpisah dan mencari kebahagiaan yang lebih baik untuk diri sendiri dan anak-anak?
Evaluasi hubungan Anda: Pertimbangkan apakah hubungan Anda dengan suami Anda masih sehat dan memenuhi kebutuhan emosional Anda. Jika suami Anda terus selingkuh dan tidak menunjukkan perubahan atau penyesalan yang nyata, mungkin ada pertanyaan tentang apakah dia masih mencintai Anda atau tidak. Anda berhak mendapatkan hubungan yang sehat dan setia.
Dukungan dari keluarga dan teman: Penting untuk memiliki dukungan dari orang-orang terdekat Anda. Mendiskusikan situasi ini dengan orang tua dan mertua Anda, serta dengan saudara atau teman dekat, dapat memberikan perspektif dan saran yang berharga. Namun, akhirnya keputusan ada pada Anda.
Pertimbangkan konseling pernikahan: Jika Anda masih ingin mencoba memperbaiki hubungan Anda, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari konselor pernikahan. Konseling dapat membantu Anda dan suami Anda untuk mengatasi masalah dan menemukan cara untuk membangun kembali kepercayaan dan komunikasi yang rusak.
Jaga kesehatan dan kebahagiaan Anda sendiri: Penting untuk menjaga kesehatan dan kebahagiaan Anda sendiri. Jika Anda merasa terus-menerus sakit dan tidak bahagia dalam hubungan ini, pertimbangkan untuk mencari solusi yang lebih baik untuk diri sendiri dan anak-anak.
Ingatlah bahwa keputusan ini adalah keputusan yang sulit dan hanya Anda yang dapat membuat keputusan terbaik untuk diri sendiri dan anak-anak Anda. Jika Anda merasa kesulitan dalam mengambil keputusan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari konselor atau terapis yang dapat membantu Anda menjelajahi pilihan Anda dengan lebih mendalam.
Related content