🔥 Diskusi Menarik

Beda narkoba dengan obat psikiater

Apakah beda narkoba dengan obat psikiater spt antidepressants, minor and major tranquilizer, obat tidur, obat epilepsi dll.? Krn beda tipis Dan sama2 bisa sebabkan kecanduan Dan jika overdosis bisa meninggal Dan timbul efek samping macam2 kalo tdk cocok. Dulu saya tdk cocok Anatensol tapi tetap dikasih dgn alasan tdk ada obat lain yg lbh cocok serta ditambah Largactil. Waktu itu diagnosis psychasthenia. Sekarang sdh diberi obat yg cocok Dan kalo krg cocok diganti. Skrg diberi vitamin B kompleks 3 Kali sehari. Apakah vitamin B kompleks termasuk B2 bisa mengurangi gejala kejiwaan? Krn dulu saya pernah baca psikosa krn krg vitamin B2. Tapi apakah narkoba juga diberikan dokter sbg obat bius bagi pasien yg sedang menjalani operasi? Jadi kalau tes narkoba jenis narkoba apa saja yang dites dlm urine? Kalau ingin minta surat keterangan sehat jasmani Dan Rohani apa saja yang diperiksa? Apakah juga dilakukan tes MMPI? Kalau berobat rutin ke psikiater apakah bisa dpt rekomendasi? Kenapa msh bnyk ODGJ yg tdk patuh minum obat yg diresepkan Dan keluarganya menutup2i agar tdk ketahuan orang lain? JD perlukah kejujuran dgn kondisi apa adanya jikalau ingin melamar kerja atau melanjutkan studi?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
138
1

1 komentar

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba menjawab dengan detail.

Narkoba dan obat psikiater memiliki perbedaan yang signifikan. Narkoba adalah zat-zat yang ilegal dan digunakan secara tidak sah untuk tujuan rekreasi atau penggunaan yang tidak terkontrol. Narkoba seperti kokain, heroin, atau metamfetamin memiliki efek psikoaktif yang kuat dan dapat menyebabkan kecanduan serta berbagai efek samping yang berbahaya bagi kesehatan.

Sementara itu, obat psikiater adalah obat yang diresepkan oleh dokter spesialis psikiatri untuk mengobati gangguan kejiwaan seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, atau skizofrenia. Obat-obat ini termasuk antidepresan, antianxiety, mood stabilizer, dan antipsikotik. Meskipun obat psikiater juga dapat menyebabkan efek samping dan kecanduan jika digunakan secara tidak tepat, penggunaannya diawasi oleh dokter dan dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Vitamin B kompleks, termasuk vitamin B2, memiliki peran penting dalam fungsi otak dan sistem saraf. Kekurangan vitamin B kompleks dapat mempengaruhi kesehatan mental dan menyebabkan gejala seperti kelelahan, depresi, dan kecemasan. Namun, vitamin B kompleks tidak dapat menggantikan peran obat psikiater dalam mengobati gangguan kejiwaan. Vitamin B kompleks dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatan secara umum, tetapi tidak dapat mengatasi gangguan kejiwaan secara langsung.

Dalam konteks operasi, narkoba dapat digunakan sebagai obat bius oleh dokter anestesi untuk membuat pasien tidak merasakan sakit selama operasi. Namun, ini berbeda dengan penggunaan narkoba secara ilegal atau tidak terkontrol.

Tes narkoba biasanya dilakukan dengan menguji sampel urine pasien untuk mendeteksi keberadaan narkoba tertentu. Tes ini dapat mendeteksi berbagai jenis narkoba seperti kokain, heroin, amfetamin, dan ganja.

Surat keterangan sehat jasmani dan rohani biasanya melibatkan pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan laboratorium seperti tes darah, tes urine, dan tes fungsi organ tertentu, serta evaluasi psikologis. Tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) adalah salah satu tes psikologis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan mental dan kepribadian seseorang.

Jika Anda berobat rutin ke psikiater, dokter tersebut dapat memberikan rekomendasi atau surat keterangan terkait kondisi kesehatan Anda. Namun, keputusan akhir terkait penerimaan kerja atau melanjutkan studi biasanya dilakukan oleh pihak yang berwenang berdasarkan berbagai faktor, termasuk kesehatan fisik dan mental.

Terkait dengan orang-orang dengan gangguan jiwa yang tidak patuh dalam mengonsumsi obat yang diresepkan, hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidakpercayaan terhadap pengobatan, efek samping yang tidak diinginkan, atau kurangnya pemahaman tentang pentingnya pengobatan. Keluarga yang menutup-nutupi hal ini mungkin karena rasa malu atau stigma terhadap gangguan jiwa.

Dalam melamar pekerjaan atau melanjutkan studi, penting untuk menjadi jujur tentang kondisi kesehatan Anda. Namun, keputusan akhir tetap ada pada pihak yang menerima lamaran, dan mereka harus mempertimbangkan berbagai faktor termasuk kualifikasi dan kemampuan Anda.

Saya harap jawaban ini dapat membantu. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.

9 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan