🔥 Diskusi Menarik

Bagaimana caranya berdamai dengan masa lalu?

Selamat malam,



Saya seorang perempuan umur 26 dan saya belum menikah.

Saya kerap kali kesal dengan orang tua karna hal kecil dan itu cukup mengganggu saya.

Saya pernah putus sekolah saat kelas 4 SD karna faktor ekonomi padahal saya adalah seorang siswa yg cukup suka belajar terbukti walau banyak buku yg saya tidak bisa miliki karna tidak sanggup membelinya saya tetap mendapat juara dikelas, saya juga aktif sebagai pasus dan paskibra yang membuat saya begitu semangat untuk sekolah.


Setelah saya berhenti sekolah kami sekeluarga pindah rumah, rasanya seperti memulai hidup baru tapi saya dan saudara-saudara saya tidak kunjung disekolahkan orang tua saya, ya pasti karna dampak ekonomi.hingga saat umur saya 12 tahun saya diminta bekerja oleh orang tua saya, 2 saudara saya langsung menyetujui namun saya menolak karna saya tau itu tindakan yg tidak benar apa lagi diingat kedua orang tua saya seorang sarjana yg seharusnya mereka menyadari itu. 1 minggu saudara-saudara saya bekerja saya merasa bersalah kepada mereka dan akhirnya saya memutuskan untuk ikut bekerja.

Setahun berjalan akhirnya orang tua saya menemukan pekerjaan untuk saya dan saudara-saudara saya dengan gaji yg lebih besar dengan kendala umur tidak menjadi halangan karna ktp kami dipalsukan agar bisa bekerja disana, saya yg tidak bisa menjahit dipaksa menjahit dan itu cukup membuat saya tertekan sampai saya benar2 merasa malu karna seolah2 saya memaksakan diri menjadi penjahit padahal saya tidak bisa,yang sebenarnya saya dipaksa karna gajinya lebih besar (saudara-saudara saya dapat gaji yg lebih kecil). Saya menangis meminta kepada orang tua saya untuk berhenti tapi air mata saya yg saat itu berumur 14 tahun tidak cukup untuk membuat mereka iba kepada saya, mereka malah meminta tolong pada saya untuk bertahan dan disitu saya benar-benar kecewa akhirnya besok saya bekerja dengan mata sembab saya. Sementara di tempat kerja saya juga merasa kehadiran saya tidak diinginkan dan semua itu cukup sulit untuk saya. Setahun berlalu ibu saya sakit stroke,membuat kami harus menyisihkan uang untuk berobatnya membuat kami tinggal ditempat yg tidak layak dan makan seadana tapi tetap saya jalani walau berat..masa remaja saya tidak memiliki teman karna hari libur saya hanya fokus untuk merawat ibu saya, begitupun pulang kerja saya tidak bisa main kemana-mana karna pasri ibu saya sudah menunggu dirumah untuk ganti popoknya saya tidak tega dan merasa bersalah jika saya pergi dengan teman-teman saya dan itu membuat saya semakin tertutup.

Beberapa tahun kemudian ibu saya meninggal, itu cukup membuat saya kehilangan semangat. Tinggal ayah saya walaupun dia baik kepada saya tapi terkadang saya terus merasa kesal kepadanya. Seharusnya saya sayang karna dia orangtua saya satu-satunya,bagaimana menghilangkan rasa kecewa saya dengan mereka?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1
2

2 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda


Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga.

Anda perlu memperbanyak waktu berdialog dengan diri sendiri. Dengan melakukan introspeksi secara berkala, maka anda lebih mudah menyadari dan menerima kelebihan dan kelemahan yang anda miliki, serta lebih mudah menemukan tujuan hidup dan kebutuhan diri anda. Adapun yang dapat anda lakukan lainnya, yaitu menuliskan seluruh isi pikiran dan perasaan anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran dan perasaan tersebut tidak hanya menumpuk dalam diri anda, serta dapat membantu mengenali kondisi anda yang sebenarnya. Terkadang kita memunculkan

pikiran otomatis yang seolah-olah jauh lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.


Anda juga dapat menuliskan minimal 3 hal yang dapat disyukuri setiap hari (tidak harus hal yang besar, tetapi hal kecil juga termasuk), sehingga dapat membantu anda untuk lebih memaknai hidup dan memiliki pandangan dari sudut pandang lainnya. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan.


Selain itu, anda juga perlu mengembangkan sikap memaafkan dan berterima kasih bagi diri sendiri dan sekitar. Anda telah berupaya menjadi yang terbaik. Anda tidak perlu malu untuk menceritakan permasalahan anda kepada orang terdekat yang anda percaya agar tidak merasa sendirian dan terasingkan.

Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

4 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat,

Untuk berdamai dengan masa lalu dan mengatasi rasa kecewa terhadap orang tua, pertama-tama penting untuk memahami bahwa masa lalu tidak bisa diubah, namun Anda memiliki kendali atas bagaimana Anda meresponsnya saat ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda berdamai dengan masa lalu dan meredakan rasa kecewa terhadap orang tua:
  1. Terima dan proses emosi Anda: Mulailah dengan mengakui dan menerima emosi yang Anda rasakan terkait dengan masa lalu dan hubungan dengan orang tua. Izinkan diri Anda untuk merasakan kesedihan, kekecewaan, marah, atau apapun yang muncul.

  2. Berbicara dengan orang tua: Cobalah untuk berbicara terbuka dengan orang tua tentang perasaan Anda. Sampaikan dengan jujur bagaimana Anda merasa dan bagaimana pengalaman masa lalu telah memengaruhi Anda. Komunikasi yang terbuka dapat membantu memperbaiki hubungan dan memperkuat pemahaman antara Anda dan orang tua.

  3. Memaafkan diri sendiri dan orang tua: Memaafkan diri sendiri dan orang tua adalah langkah penting dalam proses berdamai dengan masa lalu. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kesalahan, termasuk orang tua. Memaafkan tidak berarti melupakan, namun membebaskan diri dari beban emosional yang terus-menerus.

  4. Temukan dukungan: Cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental jika diperlukan. Berbicara dengan orang-orang yang peduli dapat membantu Anda merasa didengar dan mendukung dalam proses penyembuhan.

  5. Fokus pada pertumbuhan pribadi: Gunakan pengalaman masa lalu sebagai pembelajaran dan motivasi untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu. Tetapkan tujuan dan langkah-langkah kecil untuk mencapainya, serta jaga kesehatan mental dan emosional Anda.

  6. Berlatih rasa syukur: Meskipun masa lalu mungkin penuh dengan tantangan dan kesulitan, cobalah untuk melihat hal-hal positif dalam hidup Anda saat ini. Berlatih rasa syukur dapat membantu mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif.

Dengan kesabaran, waktu, dan upaya yang konsisten, Anda dapat memperbaiki hubungan dengan masa lalu dan orang tua, serta membangun kedamaian dalam diri sendiri. Jika merasa kesulitan atau membutuhkan bantuan lebih lanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Semoga Anda dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam perjalanan Anda. Apakah Anda memiliki pertanyaan lain yang ingin ditanyakan?

4 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan