Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaBagaimana cara mengatasi suami yang manipulasi
Selamat pagi, Assalamualaikum wr. wb dok...
Saya sudah menjalani hubungan dgn pasangan sudah sekitar 1 tahun 3 bulan,,itu sdh terhitung pacaran 11 bulan nikah sdh 4 bulan dok,,jadi begini dok saya punya kebiasaan yg susah skali utk mengungkapkan perasaan yg sebenarnya terhdap psngan dok,itu memang sdh menjadi kebiasaan saya sejak kecil dgn kondisi keluarga yg kurang mampu, sehingga apapun yg saya inginkan sllu di pendam sendiri,lebih tepatnya karna sadar akan keadaan org tua pda saat itu,jadi akhirnya dgn terdidiknya saya dari kecil dgn hal yg demikian, akhirnya kebiasaan saya itu menjadi karakter saya dok dalam lingkungan keluarga,pertemanan, dan sampai pada hubungan rumah tgga,saya orgnya takut sekali memberikan masukan,pertanyaan,kepada org lain, dan bahkan utk meminta yg menjadi hak saya pun saya tdk punya keberanian,intinya semua saya usahakan utk apapun itu semuanya sendiri,saya lebih memilih memenuhi atau menyelesaikan pekerjaan itu sendiri karna tidak ingin kecewa dan tdk ingin merepotkan org lain, akhirnya dgn umur saya skrng sdh hampir 35 tahun saya sudah sampai di titik capek,lelah, depresi, bahkan saya sudah 3 x gagal dalam berumah tgga karna mungkin dgn karakter saya yg suka memendam apa yg saya rasakan itu yg membuat saya capek saat pasangan kurang mengerti, serta kurang peka terhadap karakter saya,Dan skrng ini saya sudah dalam hubungan dgn suami yg ke -4 dok,saya sudah berniat utk berusha merubah kebiasaan saya yg tdk mau terbuka ttng apa yg saya rasa, alami, atau kondisi saya yg sbnarnya,tapi dok psngan sy yg skrng ini dia punya sifat manipulatif/palying victim dan akhirnya saya yg berusha utk terbuka atas apa yg saya rasa, atau apapun yg saya ketahui ttng kslhan2nya saya berusha utk mengungkapkan, saya yg awalnya tdk perna menunjukan rasa cemburu kpd psangan sblm2nya, marah saya hanya diam, akhiirnya kalau saya sudah capek dgn sifat pasangan saya langsung memutuskan pisah, jadi dgn psangan ini saya bermagsd utk merubah semua hal2 yg menurut saya itu adalah kebodohan saya karna tdk terbuka dan tdk mau membahas dgn psngan,tapi apa yg saya trima dok batin saya hancur, mental sy terganggu, bahkan sampe kepikiran utk bunuh diri saja,karna semua yg saya ungkapakan atas apa yg saya rasakan semua kembali menjadi saya yg salah, pdhal jelas2 sy menemukan byk sx bukti, fakta2 kebohongan suami,tpi d saat sya terbuka akan apa yg saya ketahui malah semuanya berbalik, saya yg merasa gagal, insecure, menyalahkan diri sendiri,bahkan sampe terfikir enaknya mati saja, hidup sdh tllu capek,jdi gimana dok, apa yg harus saya lakukan karna saya sudah hampir putus asa bingung harus bgmna smntra saya punya keinginan utk merasakan bgmna rmh tgga yg bahagia, apalagi anak2 sudah besar dok,sdh sering di tegur kalau nikahnya cukup saja bun,tapi mau gimna lagi dok,saya tdk terbiasa dgn org tua,berkeluh kesahpun saya tdk terbiasa, jadi dgn saya menerima suami magsd saya itu biar saya masih punya tempat utk berkeluh kesah, tapi semuanya tdk sperti apa yg saya fikirkan,, mksih dok, mohon jwban dan solusinya dok 🙏🥺
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.
Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.
Permasalahan yang didiamkan dan dipendam oleh masing-masing, hanya akan menjadi pembahasan berulang di kemudian hari dan bisa saja meledak sewaktu-waktu bagaikan “bom waktu”. Ada baiknya anda dan pasangan meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati agar menemukan solusi terbaik bersama (misalnya liburan bersama ke tempat favorit, makan malam berdua, moment pillow talk, dsb). Ketika berkomunikasi menggunakan “I message”.
Kemudian anda dan pasangan dapat saling mengenali bahasa cinta masing-masing, serta melakukan ritual yang menjadi kesepakatan bersama misalnya memeluk dan mengucapkan kata cinta sebelum dan bangun tidur, sebelum dan berangkat kerja, dll. Selain itu, perlu dibahas juga terkait hubungan seksual dalam pernikahan anda. Perlu juga merencanakan mencoba hal-hal baru bersama agar semakin terasa keintimannya.
Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda pertimbangkan untuk mengatasi suami yang manipulatif:Komunikasi Terbuka: Cobalah untuk membuka komunikasi dengan suami Anda secara jujur dan terbuka. Sampaikan perasaan dan kekhawatiran Anda dengan jelas dan tanpa takut.
Tetapkan Batasan: Tentukan batasan yang jelas dalam hubungan Anda dan sampaikan konsekuensi jika batasan tersebut dilanggar. Pastikan Anda tidak membiarkan diri Anda dimanipulasi oleh suami.
Minta Bantuan: Jika merasa kesulitan mengatasi masalah ini sendirian, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari orang terdekat atau profesional seperti psikolog atau konselor.
Fokus pada Diri Sendiri: Ingatlah bahwa Anda memiliki hak untuk merasa aman dan bahagia dalam hubungan. Jangan biarkan diri Anda terus menerus menjadi korban manipulasi.
Pertimbangkan untuk Mengakhiri Hubungan: Jika tindakan manipulatif suami terus berlanjut dan berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosional Anda, pertimbangkan untuk mengakhiri hubungan tersebut.
Jaga Kesehatan Mental: Penting untuk menjaga kesehatan mental Anda dalam menghadapi situasi yang sulit seperti ini. Jika merasa terlalu berat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Semoga langkah-langkah di atas dapat membantu Anda mengatasi masalah dengan suami yang manipulatif. Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan dari ahli terkait. Apakah Anda memiliki pertanyaan lain?
Related content