🔥 Diskusi Menarik

Ayan/epilepsi

Dokter mau bertanya mengenai ayan atau epilepsi yg kambuh setelah 9 hari. Sebelumnya tidak ada penyakit bawaan dan kadar oksigen di tubuh bagus. Untuk pencegahan dan pengobatannya seperti apa ya ?

Terima kasih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
4
1

1 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.


Definisi epilepsi atau dikenal juga dengan sebutan ayan adalah penyakit kronis yang memiliki ciri khas berupa kejang kambuhan yang seringnya muncul tanpa pencetus. Penyakit terjadi karena adanya gangguan sistem saraf pusat (neurologis) yang menyebabkan kejang atau terkadang hilang kesadaran.


Kejang berbeda dengan penyakit epilepsi. Kejang memang gejala utama dari penyakit epilepsi. Namun, tidak semua orang yang mengalami kejang menderita ayan. Umumnya, seseorang tidak dianggap mengidap ayan jika ia tidak pernah mengalami dua kali kejang atau lebih dalam waktu 24 jam kejang tanpa alasan jelas. Namun pada pengidap epilepsi, kejang bisa terjadi lebih dari sekali alias berulang di waktu yang sama atau di waktu berbeda.


Bahkan, pada beberapa kasus, epilepsi bisa menyebabkan kejang di saat tidur. Kemungkinan besar ini terjadi karena adanya perubahan fase tubuh dari bangun ke tidur yang memicu aktivitas tidak normal di otak. Di samping itu, perbedaan kejang dengan epilepsi juga bisa dilihat dari penyebabnya. Kejang biasa terjadi akibat sel-sel saraf bekerja lebih cepat dan dengan kontrol yang kurang dari biasanya. Sementara penyakit epilepsi terjadi ketika ada gangguan pada otak.


ada 2 klasifikasi utama dari penyakit epilepsi di antaranya adalah:

a. Epilepsi umum -> Jenis ayan ini terjadi di kedua bagian otak yang meliputi epilepsi grand mal yang bisa menyebabkan seseorang hilang kesadaran, mioklonik yang menyebabkan tubuh menyentak singkat, dan klonik yang menimbulkan tubuh menyentak berulang.

b. Epilepsi parsial -> Jenis ayan ini hanya terjadi pada bagian otak tertentu sehingga menimbulkan gejala yang mungkin memengaruhi masalah indera, tremor, kejang hanya pada jari atau kaki.


Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala penyakit ayan (epilepsi) yang umumnya terjadi, baik pada bayi, anak atau orang dewasa.

- Kebingungan sementara.

- Mata kosong (bengong) menatap satu titik terlalu lama.

- Gerakan menyentak tak terkendali pada tangan dan kaki.

- Hilang kesadaran sepenuhnya atau sementara.

- Gejala psikis.

- Kekakuan otot.

- Gemetar (tremor) atau kejang, pada sebagian anggota tubuh (wajah, lengan, kaki) atau keseluruhan.

- Kejang yang diikuti oleh tubuh menegang dan hilang kesadaran secara tiba-tiba, yang bisa menyebabkan orang tersebut tiba-tiba terjatuh.


Beberapa tes diagnosis untuk penyakit epilepsi adalah:

- Pemeriksaan neurologis dilakukan untuk memeriksa fungsi otak, kemampuan motorik, dan perilaku pasien.

- Tes darah untuk menyingkirkan masalah kesehatan lain yang bisa menyebabkan tubuh kejang.

- Electroencephalogram (EEG) adalah tes epilepsi umum untuk melihat gelombang otak yang abnormal.

- Computerized tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), functional MRI (fMRI), dan positron emission tomography (PET), dan single-photon emission computerized tomography (SPECT) untuk tes pencitraan otak.


Pengobatan untuk penyakit epilepsi difokuskan untuk mengendalikan kejang, walau tidak semua orang dengan kondisi ini memerlukan perawatan.

1. Terapi obat epilepsi -> Banyak obat epilepsi yang tersedia untuk mengontrol kejang, seperti sodium valproate, carbamazepine, lamotrigine, levetiracetam, dan topiramate. Pilihan obat ini biasanya diresepkan berdasarkan faktor seperti toleransi pasien terhadap efek samping, penyakit lain yang dimiliki, serta metode penyampaian obat. Walau jenis ayan sangat bervariasi, pada umumnya obat epilepsi dapat mengendalikan kejang pada 70 persen pasien. Namun, terdapat beberapa efek samping dari obat epilepsi yang harus diwaspadai:

- Rasa kantuk

- Kekurangan tenaga

- Agitasi/gelisah

- Sakit kepala

- Gemetar yang tidak terkendali (tremor)

- Kerontokan rambut atau pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan

- Gusi bengkak

- Ruam


Namun sebaiknya anda berkosnultasi dengan dokter spesialis syaraf untuk penanganan lebih lanjut.


Sekian dan Terima Kasih



1 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan