Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaAssallamuallaikum dok permisi mau tanya
Jadi gini, saya punya pacar.
Dilihat dari latar belakangnya,pacar saya itu sudah yatim piatu dari umur 3 SD.awalnya dia tinggal sama neneknya tapi stlh bberapa lama stelah org tuanya meninggal dia dipindahkan ke kota jadi tinggal sma tantenya. Trs disana dia kurang perhatian kurang kasih sayang.yang akhirnya dia jadi suka mabuk.
Stlah umur 14 thn dia dibwa pulang ke kampung sma tantenya dan disuruh tinggal sama neneknya lagi.
Yang akhirnya dia malah jadi anak yang keras kepala dan temperament.
Sudah bberapa kejadian dia suka ngamuk ngamuk gara gara minta uang.dan terakhir minggu kemarin di umur 20 thn dia melakukan hal yang sama lagi(tempramen) dengan motif yang sama.
Pertanyaan saya, bagaimana kondisi mentalnya dan bagaimana cara menghadapi orang seperti itu?apakah bisa berubah atau tidak.
Sekian, terimakasih dok mohon di jawab
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Kami dapat memahami kondisi dan kekhawatiran yang anda alami. Tentunya setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka anda dan pasangan perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.
Perlu disadari bahwa untuk mengubah kondisi atau pandangan seseorang (termasuk pasangan) diperlukan kesadaran dari diri sendiri, anda sebagai pasangan hanya sebagai penguat saja untuk perubahannya. Ada baiknya anda meluangkan waktu berdialog dengan diri anda sendiri dan sambil mengingat kembali tujuan anda menjalin relasi tersebut.
Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja sehingga dapat meminimalisir kesalahpahaman.
Menghadapi pasangan seperti yang anda ceritakan memiliki tantangan tersendiri. Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Anda juga memiliki hak untuk menetapkan batasan toleransi atas sikap pasangan anda, serta berhak mengambil keputusan untuk kehidupan dan kebahagiaan anda sendiri. Setiap keputusan yang anda ambil, sebaiknya diputuskan dalam kondisi yang tenang dan pikiran yang jernih. Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi dikomunikasi juga dengan pasangan. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan dalam hubungan anda dengan pasangan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang terbaik.
Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah, agar segera tertangani dengan tepat.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya akan mencoba menjawab dengan sebaik mungkin berdasarkan informasi yang Anda berikan.Dari latar belakang yang Anda ceritakan, tampaknya pacar Anda telah mengalami banyak kesulitan dan kekurangan perhatian serta kasih sayang dalam kehidupannya. Hal ini dapat berdampak pada kondisi mentalnya dan mungkin menjadi penyebab perilaku temperamental dan kecenderungan untuk menggunakan alkohol sebagai pelarian.
Untuk menghadapi orang dengan kondisi seperti ini, penting untuk memahami bahwa perubahan tidak akan terjadi dengan cepat dan membutuhkan waktu serta dukungan yang konsisten. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:
Komunikasi terbuka: Ajak pacar Anda untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman masa lalunya. Dengarkan dengan empati dan tunjukkan bahwa Anda peduli. Komunikasi yang baik dapat membantu membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan.
Dukungan emosional: Berikan dukungan emosional kepada pacar Anda. Bantu dia merasa didengar, dipahami, dan diterima. Jangan menyalahkan atau menghakimi, tetapi dorong dia untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Bantuan profesional: Sarankan kepada pacar Anda untuk mencari bantuan dari seorang psikolog atau konselor yang dapat membantu mengatasi masalah mental dan emosional yang mungkin dia hadapi. Seorang profesional dapat memberikan panduan dan strategi yang tepat untuk mengelola emosi dan perilaku yang tidak sehat.
Pembangunan keterampilan sosial: Bantu pacar Anda untuk mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik, seperti mengelola emosi, berkomunikasi dengan baik, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat. Ini dapat dilakukan melalui terapi atau pelatihan keterampilan sosial.
Lingkungan yang mendukung: Pastikan pacar Anda berada dalam lingkungan yang mendukung dan positif. Bantu dia menemukan kegiatan atau hobi yang dapat membantu mengalihkan perhatian dari kecenderungan negatifnya.
Perlu diingat bahwa perubahan adalah proses yang kompleks dan tidak dapat dijamin. Namun, dengan dukungan yang tepat dan komitmen untuk mengatasi masalah, seseorang dapat mengubah perilaku dan memperbaiki kondisi mentalnya.
Saya sarankan Anda untuk tetap mendukung pacar Anda dan mengajaknya untuk mencari bantuan profesional. Jika situasinya menjadi tidak aman atau mengkhawatirkan, segera hubungi pihak berwenang atau sumber bantuan yang tersedia di wilayah Anda.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya.
Related content