Apakah saya seorang introvert, namun mengapa saya selalu berusaha jadi seorang ekstrovert yg ramai saat bersosial?

Saya belum dapat memastikan apa bentuk kepribadian saya. Setelah menilik segala permasalahan dan pengalaman hidup yang saya alami, nampaknya saya seorang introvert. Namun apakah salah jika saya selalu berusaha menjadi seorang ekstrovert? Saya selalu ingin mudah akrab dengan orang baru, tapi ternyata tidak semudah itu mengakrabkan diri dgn teman sebaya. Tapi saya tidak kesusahan ketika harus mengakrabkan diri dgn orang yg lebih tua (bapak2/ibu2). Saya juga terlalu insecure dan rendah diri dalam banyak hal, padahal di sisi lain saya sadar bahwa saya berkompeten. Beberapa hal yang membuat saya beranggapan bahwa saya introvert: (1) Tidak mudah bersosialisasi (2) Tidak punya banyak teman namun bisa sgt dekat dgn beberapa orang a.k.a sahabat (3) Saya mudah menangis saat saya tidak nyaman dalam lingkungan sosial padahal kenyataannya tidak terjadi sesuatu yang merugikan (spt bullying dll) (4) Sering merasa diabaikan, padahal saya sudah mencurahkan perhatian lebih (5) Ternyata saya selalu sendiri sedari kecil, semisal bermain sendiri, tidak punya teman kecil, pendiam (menurut anggapan banyak orang termasuk guru saya - tapi mengapa saya merasa saya banyak bicara ketika bersama orang-orang yang telah saya kenal dekat) (6) Mudah berpikir negatif sesaat sebelum mengenal orang baru.


Saya sangat ingin mudah bergaul, supel, dikenal ramah, namun ketika saya berusaha menjadi seperti itu saya justru merasa kurang dodengar dan dihargai. Saya juga tidak pernah bisa akrab dengan lawan jenis, saya iri dengan sahabat saya yang dengan mudah bergaul dengan semua gender. Jujur saja, kepribadian ini benar-benar mengganggu hari-hari saya dan membebani kehidupan saya. Saya tidak bisa menerima fakta bahwa saya seorang introvert. Mohon solusinya, terima kasih.

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
36
1
1

1 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap individu memiliki elemen kepribadian ekstrovert dan introvert. Hanya saja salah satu lebih mendominasi daripada yang lainnya. Extrovert dan introvert diibaratkan seperti garis bilangan yang bersifat kontinu di mana seseorang tetap memiliki kecenderungan yang dominan pada salah satu tipe kepribadian tersebut. Maka dari itu, seseorang dengan tipe kepribadian introvert bukan berarti tidak boleh berperilaku seperti karakteristik tipe ektrovert, begitupun sebaliknya.


Perlu diketahui bahwa tipe kepribadian ekstrovert dan introvert akan mempengaruhi cara seseorang dalam memproses informasi, mengambil keputusan, cara berinteraksi dengan lingkungan, dan berbagai hal lainnya. Selain itu, tipe kepribadian tersebut juga berkaitan dengan bagaimana seseorang mengarahkan energi yang dimiliki dalam menjalani keseharian. Namun, dalam menjalani kehidupan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, bukan hanya sebatas tipe kepribadian tersebut saja.


Seseorang dengan kecenderungan introvert akan merespon dunia di sekitarnya dengan lebih internal (berasal dari dalam diri). Bukan berarti tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, atau antisosial, atau pemalu dan sebagainya. Namun, sebagai makhluk sosial, ia akan tetap memiliki kebutuhan sosial. Sedangkan seseorang dengan kecenderungan ekstrovert akan merespon dunia sekitarnya secara eksternal. Namun, pada waktu tertentu juga dapat membutuhkan waktu untuk “me time” meskipun dalam durasi yang sebentar.


Dengan mengetahui kecenderungan tipe kepribadian yang dimiliki, maka anda dapat lebih efektif dalam memperoleh dan menggunakan energi yang anda miliki secara tepat.


Beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk menghadapi rasa cemas ketika bersosialisasi dengan lingkungan sekitar/ orang banyak yaitu, anda dapat melakukan relaksasi pernapasan saat perasaan cemas anda muncul (fokus pada napas masuk dan keluar) sehingga anda merasa tenang dan rileks kembali. Anda juga dapat menyiapkan air minum yang membantu anda lebih tenang. Selain itu, anda dapat melatih dan membiasakan diri untuk beradaptasi di lingkungan tersebut, atau berlatih dengan intens untuk memulai pembicaraan dengan orang yang baru ditemui. Semakin sering anda berlatih maka semakin membantu anda untuk terbiasa melakukannya. Anda juga bisa menuliskan kekhawatiran anda di kertas, lalu anda dapat menanyakan kembali ke diri anda mengenai kekhawatiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan didukung oleh fakta sehingga perlu dipikirkan secara berlebihan atau hanya kekhawatiran tanpa alasan yang jelas?”, sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber kecemasan anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar segera tertangani secara tepat.


2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan