Apakah benar perlu cek autisme?

saya usia 22 tahun dan melakukan research terkait ciri autisme dan saya lihat similaritasnya seperti berikut, saya dari kecil rasanya enek kalau makan, makanan tertentu seperti bayam, kangkong/sayuran lainnya yang keras/berbau, kalau makan makanan seperti cracker/wafer rasanya seperti ngilu tidak enak dimulut. Selain itu kalau saya naik mobil saya sangat mual dengan baunya. Saya pendiam karna saya kalau ngomong kadang kurang terstruktur dan bingung harus ngomong apa, jadi saya hanya memiliki sedikit teman. Saya juga waktu kecil sangat gemar lihat macam2 jenis ikan dan alam semesta, hingga saat ini juga masih hanya lebih diperdalam. Begitu pula hal yang sangat saya benci adalah Ketika sesorang mangacaukan jadwal saya/jika saya sedang malakukan sesuatu, salah satu contohnya beberapa bulan yang lalu saya nugas banyak dan ingin self reward dengan ramen yang saya beli dijakarta (saya dibandung jadi hanya ada satu), saat saya masak sadar tidak ada telok jadi saya simpan kuah instant ramen dikulkas untuk saya bikin esok harinya (harus lengkap telor+remen+seaweed), jadi tidak jadi saya simpan dulu untuk esok hari sampai ada telor), tapi paginya saat saya cek kulkas kuahnya sudah tidak ada dibuang oleh ibu, setelah itu saya sangat marah sampai lempar2 barang, motong pensil pakai tangan, bicara hal sensitive ke ibu, dan nangis (berlangsung selama 2 minggu hingga bisa kembali normal). Jika iya perlu melakukan pengecekan bagaimana caranya, saya bingung tahapnya dan bagaimana, atau mungkin ini hanya saya yang overthinking?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1

1 komentar

Ya, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah Anda memiliki ciri-ciri autisme:

Meskipun diagnosis autisme pada orang dewasa lebih sulit, gejala yang Anda sebutkan seperti kesulitan berkomunikasi, pola perilaku berulang, minat terbatas, dan kesulitan berempati bisa menjadi indikasi. Tahapan pemeriksaan autisme pada dewasa:

  1. Konsultasi dengan profesional: Cari psikolog, psikiater, atau dokter saraf yang berpengalaman dalam mendiagnosis autisme pada orang dewasa.
  2. Evaluasi: Dokter akan melakukan wawancara mendalam tentang riwayat perkembangan Anda, perilaku, dan kesulitan yang Anda alami. Mereka mungkin juga meminta Anda mengisi kuesioner atau melakukan tes tertentu.
  3. Observasi: Dokter akan mengamati perilaku Anda dalam berbagai situasi untuk melihat apakah ada ciri-ciri autisme yang tampak.
  4. Diagnosis: Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi, dokter akan menentukan apakah Anda memenuhi kriteria diagnosis autisme. Penting untuk diingat:
  • Diagnosis autisme hanya bisa ditegakkan oleh profesional yang terlatih.
  • Jika Anda didiagnosis dengan autisme, ada berbagai terapi dan dukungan yang tersedia untuk membantu Anda mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
  • Jika Anda tidak didiagnosis dengan autisme, dokter dapat membantu Anda mencari tahu apa yang menyebabkan kesulitan yang Anda alami dan memberikan saran tentang cara mengatasinya. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda merasa kesulitan. Terapi dan dukungan kelompok dapat membantu mengelola gejalanya.
6 jam yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan