🔥 Diskusi Menarik

Apa yang harus saya lakukan?

Selamat pagi dokter... Tolong bantuannya dok, bisa jadi ini langkah awal saya untuk konseling.... Setahun lalu istri saya mulai bekerja sebagai guru, dengan penghasilan minim, praktisyidak ada pemasukan tambahan untuk rumah tangga, kebutujan di rumah denhan anak 3, sepenuhnya dari penghasilan saya sebagai ASN. Terjadi suatu situasi dimana istri saya dekat atau memdekati rekan guru laki2nya, bbrp kali saya temukan sedang main hape sambil tiduran jam 03 atau 04 dini hari, ternyata benar dia chatting dengan lali2 tsb sekitaran jam. 04.00, inisiatifnya dati istri saya walaupun tentang pekerjaan namun saya melihat hanya sebagai pembuka untuk ngobrol berduaan lewat wa.. Lalusaya temukan juga foto2 di ig sekolah mereka foto bareng dengan posisi nempel, ternyata istri saya sering berfoto atau merekam kegiatan mereka di sekolah mereka saling foto/rekam bergantian, dan salaing berkirim foto video tadi.. Setelahsaya temukan, saya kongrontir ke istri saya, awalnya penyangkalan, saya kasih bukti screenshoot wa dan ig, membela diri karena terpaksa oleh sekolah oleh murid, setelah itu saya larang.. Namunyang terjadi malah merekam bergantian dengan 1 hape, hape laki2 tsbt, walaupun isinya video ucapan ulang tahun muridnya... Sayategur, pembelaanya adalah "sudah mw resign, gpp dong".. Sayamelihat sudah ada ikatan perasaan antara istri saya ke laki2 tsb.. Setelahitu saya ultimatum jika masij begitu akan saya pulangkan ke ortunya.. Terjadiistti saya kemnali ke ortunya, atas oermintaan saya, lalu saya beberkan bukti2 screen shoot dan video dan kronologi yg saya temukan.. Sayameras istri saya hanya sekedar minta maaf saja, seperti tabrak lari yang seolah2 tidak ada kejadian, namun tidak ada penyesalan padahal yg saya rasakan melebihi dari marah dan kecewa, ada persaan saya di disrespect, diremehkan.. Dan akhir2 ini timbul rasa jijik saya kepada kelakuan istri saya...(kami sdb menikah 18 thn

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
2

2 komentar

Halo Wawan Setiawan, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan dan disebabkan karena hadirnya orang ketiga, maka anda dan pasangan perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.


Kami dapat mengerti perasaan yang anda alami, adanya emosi yang bercampur aduk, merasa direndahkan, dikhianati, dsb. Tidak terdapat batasan waktu yang baik untuk mengatasi perasaan tersebut. Artinya, setiap orang memiliki waktunya masing-masing dalam menghadapinya. Namun, perlu diperhatikan bahwa kondisi yang dibiarkan berlarut-larut perlu segera ditangani secara tepat sehingga tidak mengganggu kehidupan sehari-hari.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses tersebut, yaitu memberikan waktu pada diri sendiri untuk mengakui, memahami dan menerima emosi yang hadir, karena dengan menolak emosi tersebut hanya akan menyebabkan proses berdamai membutuhkan waktu yang lebih lama, atau bahkan malah membuat kondisi diri semakin buruk. Melakukan aktivitas yang produktif dan menyenangkan sebagai bentuk pengalihan agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan kekecewaan tersebut. Anda juga dapat menuangkan seluruh pikiran dan perasaan anda pada jurnal harian secara berkala. Selain itu, tetap membuka diri untuk terkoneksi dengan sekitar, karena tanpa disadari akan menyebabkan rasa kesepian.


Menghadapi pasangan seperti yang anda ceritakan memiliki tantangan tersendiri. Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Anda juga memiliki hak untuk menetapkan batasan toleransi atas sikap pasangan anda. Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi dikomunikasi juga dengan pasangan. Setiap keputusan yang anda ambil, sebaiknya diputuskan dalam kondisi yang tenang dan pikiran yang jernih. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan dalam hubungan anda dengan pasangan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang terbaik. Jika dirasa perlu, tidak ada salahnya meminta bantuan pihak keluarga yang dianggap netral dan bijaksana sebagai penengah.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda atau melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah, agar segera tertangani dengan tepat.


2 bulan yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Tidak cukup data untuk menjawab. Apakah Anda masih memiliki pertanyaan lain?
2 bulan yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan