Aku Bukan Aku, Aku Membenci Istriku
Sore Dokter
Menikah 13 Th, 10 Th bersama, 3Th LDM. Suami saya berubahh 180° dalam 1 bulan.
Tapi, sudah ada merasa ada yang aneh 3 bulan belakangan. Cuma nampak sekali di 1 bulan terakhor itu. Pernah bilang, "Aku ini Bukan Aku", Insomnia, selalu bekerja, tidur jam 2, jam 4 bangun kerja. Dari yang tdk pernah telat ke kantor, jd sering telat ke kantor. Keluar malam diatas jam 12, buat jalan2, krn penuh pikirannya. Yang biasanya rajin olahraga, lari hampir setiap hari. Ini sama sekali tidak olahraga. Semua kontak saya diblokir. Kami ng bs komunikasi. Saya datangi ke kota, suami tampak berantakan, pucat, dan seperti orang bingung/kaget ketemu saya. Suami agak marah pas saya datang ke kota, krn merasa, ng ingin dilihat berantakannya dia, ng ingin anak dan istrinya lihat, dia dititik itu. Lalu krn blm dpt jawaban kenapa tiba2 berubah saya pulang kampung. Dari sini, suami mulai "seperti" membenci saya dan ingin berpisah. (Sebelumnya, tidak ada pertengkaran). Komunikasi sama anak2 juga jarang. Ng mau VC, maunya telp suara saja. Saya sendiri terdampak, mental saya down. 2 Bulan saya Survive, tp krn karena ada anak2 dan orangtua. Saya bisa segera kembali memotivasi diri secara spiritual (beribadah). Dan bisa bangkit. 3 bulan berlalu. Saya mencoba membuka komunikasi. Jawaban2 suami, masih sama. Singkat. Bagaimana saya memulainya, jika kami LDM?. Bingung sekali, sedang komunikasi kami terputus. Ijin datang ke kota, ditolak, dan dilarang sama sekali.
Baik, Terima Kasih Banyak atas Jawabannya. Sangat membantu sekali. Semoga Allah permudah jalannya, Allah sembuhkan. Aamiin.
Halo, terima kasih untuk pertanyaan anda
Sebagai caregiver tentunya membutuhkan usaha dan kesabaran yang ekstra karena melakukan 2 hal sekaligus, yaitu merawat pasangan dan tetap merawat kebutuhan diri sendiri agar dapat mengelola stres dengan baik. Dengan demikian, keduanya bisa tetap berfungsi optimal dalam menjalani keseharian.
Anda dapat memulai dengan mengajak pasangan anda konsultasi langsung ke psikolog agar memperoleh pendampingan secara professional serta memperoleh gambaran kondisinya saat ini. Jika diperlukan, psikolog nantinya akan memberikan rujukan ke Psikiater agar mendapatkan penanganan dengan obat-obatan. Selanjutnya, anda juga perlu memperluas pencarian informasi dan mengedukasi diri terkait gangguan kejiwaan yang dialami oleh pasangan anda kepada psikolog/ psikiater yang menanganinya. Dengan demikian, anda jadi mengetahui kondisi yang sebenarnya, faktor pemicu kekambuhan, serta gejala-gejala yang dialami termasuk gejala awal ketika akan kambuh, dan sebagainya.
Anda juga dapat meminta bantuan kerabat terdekat pasangan di lokasi kerja agar mengajak pasangan untuk beraktivitas secara rutin, dan sebaiknya tetap aktif mengikuti aktivitas sosial di lingkungan sehingga ia tetap merasa berharga dan berdaya. Selain itu, anda juga dapat menanyakan kekhawatiran dan kegelisahan pasangan, dengarkan semua yang disampaikan tanpa menghakimi. Kemudia anda dapat menunjukkan dukungan seperti “bagaimana pun kondisimu, saya tetap ada disampingmu. Kamu tidak sendirian” atau bisa mananyakan “apa yang kamu harapkan dari saya sebagai pasangan? Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu kamu?”. Dengan kata lain, kembangkan komunikasi terbuka dan hangat agar saling mengetahui dan memahami kondisi masing-masing, serta meminimalisir kesalahpahaman. Semoga membantu ya
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya akan mencoba memberikan jawaban berdasarkan informasi yang Anda berikan.:Dari apa yang Anda ceritakan, terlihat bahwa suami Anda mengalami perubahan perilaku yang drastis dalam waktu singkat. Beberapa perubahan yang Anda sebutkan, seperti insomnia, perubahan pola tidur, perubahan dalam rutinitas olahraga, dan pemblokiran komunikasi, dapat menunjukkan adanya masalah kesehatan mental atau emosional yang mungkin sedang dialami oleh suami Anda.
Penting untuk diingat bahwa saya hanya seorang asisten virtual dan tidak dapat memberikan diagnosis medis secara akurat. Namun, berdasarkan gejala yang Anda sebutkan, ada beberapa kemungkinan yang perlu dipertimbangkan:
Gangguan kecemasan atau depresi: Perubahan perilaku dan suasana hati yang drastis dapat menjadi tanda-tanda gangguan kecemasan atau depresi. Gangguan ini dapat mempengaruhi pola tidur, energi, dan interaksi sosial seseorang.
Gangguan bipolar: Perubahan suasana hati yang ekstrem, seperti perasaan "bukan diri sendiri" dan perubahan pola tidur yang drastis, dapat menjadi tanda-tanda gangguan bipolar. Gangguan ini ditandai dengan perubahan antara episode mania (tingkat energi yang tinggi) dan episode depresi.
Stres atau tekanan hidup: Perubahan yang Anda lihat pada suami Anda juga dapat disebabkan oleh stres atau tekanan hidup yang berat. Jika ada perubahan signifikan dalam kehidupan atau pekerjaan suami Anda, hal ini dapat mempengaruhi keseimbangan emosionalnya.
Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk mendapatkan bantuan profesional. Saya sarankan Anda untuk mencoba membuka komunikasi dengan suami Anda dan mengajaknya untuk mencari bantuan dari dokter atau psikolog. Jika suami Anda menolak atau Anda tidak dapat menghubunginya, Anda juga dapat mencari dukungan dari keluarga atau teman terdekat untuk membantu Anda dalam menghadapi situasi ini.
Jika Anda merasa bahwa suami Anda atau Anda sendiri berada dalam bahaya atau mengalami krisis, segera hubungi layanan darurat setempat atau konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan bantuan segera.
Saya harap Anda menemukan jalan untuk memulihkan komunikasi dan memperbaiki hubungan Anda dengan suami Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau membutuhkan saran tambahan, jangan ragu untuk bertanya.
Related content