Anda mungkin sudah tak asing dengan istilah detoksifikasi atau detox. Proses membersihkan “racun” ini dipercaya meningkatkan kesehatan tubuh. Akan tetapi, sudah tahukah Anda bagaimana proses detoksifikasi sebenarnya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu detoksifikasi (detox)?
Detoksifikasi alias detox adalah berbagai cara yang Anda lakukan untuk membersihkan tubuh dari “racun”. Untuk melakukannya, Anda perlu menerapkan pola hidup sehat dalam jangka waktu tertentu.
Secara umum, istilah “racun” dalam diet detoks mencakup hal-hal yang berasal dari luar yang berdampak bagi kesehatan, seperti polutan, logam berat, dan bahan kimia berbahaya.
Terdapat berbagai cara untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh, antara lain:
- mengonsumsi jus detoks yang terdiri dari buah dan sayuran,
- menghindari makanan olahan yang tinggi gula dan garam,
- menjalani diet detoks,
- berhenti minum kafein untuk sementara waktu,
- menjauhi konsumsi alkohol berlebihan,
- melakukan aktivitas olahraga secara rutin, hingga
- menenangkan hati dan pikiran dengan meditasi.
Bagaimana cara kerja detoksifikasi tubuh?
Meski pola hidup sehat di atas bermanfaat untuk kesehatan, belum ada bukti medis yang membahas mengenai manfaat diet detoks untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
Tanpa disadari, tubuh manusia sudah melakukan detoksifikasi secara alami. Proses ini berlangsung dalam organ-organ penting, seperti hati, ginjal, paru, kulit, dan sistem pencernaan.
Berbagai organ tersebut bertanggung jawab memecah racun dan zat lain yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh. Kemudian, tubbuh mengeluarkannya melalui urine, tinja (feses), dan keringat.
Untuk melakukan detoks tubuh secara optimal, tentu organ-organ Anda harus dalam kondisi sehat. Di sinilah diet detoks berperan untuk memaksimalkan sistem detoksifikasi alami tubuh Anda.
Kate Patton, ahli diet dari Cleveland Clinic, mengatakan bahwa pembatasan makanan padat dalam diet detoks mungkin bisa membantu menghilangkan racun dari dalam tubuh.
Makanan padat sering diganti dengan jus buah dan sayuran segar, teh hijau, atau air perasan lemon. Metode detoksifikasi ini umumnya berlangsung satu hari hingga satu bulan.
Diet detoks yang membatasi makanan tertentu memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan untuk beristirahat. Jadi, organ pencernaan bisa pulih dan usus mampu menyerap zat gizi lebih baik di masa depan.
Kate Patton
Tanda tubuh perlu detoksifikasi
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, diet detoks pada dasarnya bermanfaat untuk mendukung proses detoksifikasi alami yang telah dilakukan tubuh.
Anda bisa mempertimbangkan detoksifikasi tubuh bila muncul gejala, seperti:
- tubuh kelelahan, kurang fokus, dan tidak bersemangat,
- berat badan gampang naik tetapi sulit turun,
- gangguan pencernaan, seperti mual, sembelit, perut kembung, dan masuk angin,
- sering pusing tiba-tiba dan tanpa sebab,
- sulit tidur dan jarang bisa tidur nyenyak,
- timbul masalah kulit, seprerti mudah jerawatan,
- jadwal menstruasi tidak teratur pada wanita, dan
- perubahan suasana hati secara drastis (mood swing).
Manfaat detoksifikasi tubuh
Meski tidak secara langsung menghilangkan racun, detoks tubuh bisa menjadi cara yang ampuh bagi Anda untuk melakukan pola hidup sehat.
Dengan menerapkan konsumsi makanan bergizi seimbang dan gaya hidup yang lebih sehat, detoksifikasi tubuh bisa memberikan beberapa manfaat seperti di bawah ini.
1. Meningkatkan kesehatan pencernaan
Pola makan diet detoks bermanfaat bagi orang yang mengidap gangguan pencernaan, seperti kemampuan mencerna makanan berkurang (gastroparesis) dan penyakit Crohn.
Membatasi konsumsi makanan padat bisa mengurangi beban usus dalam mencerna makanan.
Akan tetapi, pastikan konsumsi makanan selama diet detoks memenuhi kebutuhan zat gizi, seperti dari jus buah dan sayuran, nasi merah, dan oatmeal.
2. Menurunkan risiko penyakit kronis
Berbagai kebiasaan hidup sehat bisa mengurangi risiko penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung yang mungkin diturunkan dalam keluarga Anda.
Hal ini bisa Anda peroleh melalui pengaturan pola makan, seperti memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, dan rutin berolahraga setiap hari.
3. Membantu memperpanjang umur
Di samping penurunan risiko gangguan kesehatan, pola hidup sehat juga berhubungan dengan angka harapan hidup yang lebih lama.
Sebuah studi dalam jurnal Circulation (2018) menemukan orang yang lebih aktif, menjaga berat badan sehat, tidak merokok, dan membatasi alkohol bisa hidup 14 tahun lebih lama.
Risiko dan efek samping detox tubuh
Selain manfaatnya, Anda juga perlu mempertimbangkan sejumlah risiko dan efek samping detoks terhadap kesehatan tubuh.
Metode detoksifikasi dengan makanan biasanya melibatkan diet rendah kalori. Pembatasan asupan kalori bisa menyebabkan tubuh kurang berenergi, kelelahan, hingga lekas marah.
Detox usus yang sering dianjurkan selama diet detoks juga berisiko membuat Anda mengalami dehidrasi, kram perut, kembung, mual, dan muntah.
Hal ini tentu berisiko bagi kalangan tertentu, termasuk anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui, lansia, pengidap diabetes, dan orang yang kekurangan gizi.
Jika berencana melakukan diet untuk detoksifikasi tubuh, lebih baik konsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi Anda untuk menilai manfaat dan risikonya.
Anda mungkin diperbolehkan melakukan detoksifikasi asalkan tetap memenuhi kebutuhan zat gizi lain, termasuk karbohidrat, lemak, dan protein.
Kesimpulan
- Tubuh melakukan detoksifikasi secara alami yang melibatkan organ hati, ginjal, kulit, paru-paru, dan sistem pencernaan.
- Diet detoks belum terbukti menghilangkan racun, tetapi dapat membantu organ-organ tubuh untuk tetap sehat dan bekerja lebih baik.
- Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu untuk menilai manfaat dan risiko diet detoks bagi tubuh Anda.
[embed-health-tool-bmi]