Jantung bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Saat organ vital ini tidak bisa memompa darah secara optimal untuk memenuhi kebutuhan tubuh, itu artinya terjadi suatu kondisi yang disebut sebagai gagal jantung kongestif.
Apa itu gagal jantung kongestif?
Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) adalah suatu kondisi ketika jantung tidak memompa darah ke organ dan jaringan tubuh secara optimal.
Saat salah satu atau dua bagian jantung tidak memompa darah keluar, darah akan menumpuk dalam jantung atau pada organ dan jaringan tubuh.
Berdasarkan bagian jantungnya, gagal jantung kongestif terbagi tiga jenis seperti berikut ini.
- Gagal jantung kongestif kiri: bilik kiri jantung tidak mampu memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh yang bisa menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru.
- Gagal jantung kongestif kanan: bilik kanan jantung tidak dapat memompa darah ke paru-paru dengan baik sehingga memicu penumpukan cairan di tungkai dan perut.
- Gagal jantung kongestif campuran: bilik kiri dan kanan jantung tidak bisa memompa darah dengan baik yang terjadi secara bersamaan.
Gagal jantung kongestif bisa terjadi di segala usia, termasuk anak-anak yang memiliki kelainan jantung bawaan.
Namun, gagal jantung lebih sering terjadi pada orang tua karena mereka lebih berisiko terkena kondisi yang memicu kerusakan otot dan katup jantung.
Perubahan jantung seiring usia juga dapat menyebabkan kontraksi jantung kurang efektif untuk memompa darah. CHF adalah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Tanda dan gejala gagal jantung kongestif
Gejala gagal jantung mungkin terjadi secara tiba-tiba (akut) atau berkembang perlahan (kronis).
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, beberapa tanda dan gejala umum CHF, meliputi:
- nyeri dada,
- sesak napas,
- terbangun di malam hari karena sesak napas,
- sering buang air kecil di malam hari,
- jantung berdebar-debar,
- kelelahan saat beraktivitas,
- batuk kering,
- pembengkakan tungkai atau perut,
- berat badan naik,
- perut kembung atau terasa keras, serta
- kehilangan selera makan.
Mungkin ada tanda dan gejala lain yang tidak disebutkan di atas. Konsultasikan dengan dokter bila Anda mengalami kondisi tertentu yang dicurigai sebagai gagal jantung.
Kapan harus periksa ke dokter?
Penyebab gagal jantung kongestif
Penyebab paling umum dari CHF ialah penyakit jantung koroner, yang terjadi saat aliran darah ke jantung terganggu akibat penumpukan plak dalam pembuluh arteri koroner.
Adapun, beberapa penyebab gagal jantung lainnya, meliputi:
- fenomena otot jantung tegang,
- tekanan darah tinggi (hipertensi),
- kardiomiopati,
- serangan jantung,
- infeksi jantung (miokarditis),
- penyakit katup jantung,
- kelainan jantung bawaan,
- ritme jantung abnormal (aritmia),
- anemia,
- penyakit tiroid,
- gangguan paru-paru, dan
- terlalu banyak cairan di dalam tubuh.
Faktor risiko gagal jantung kongestif
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda untuk mengalami congestive heart failure adalah sebagai berikut.
- Kerusakan otot jantung akibat serangan jantung.
- Memiliki riwayat diabetes, yang dapat meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit arteri koroner.
- Mengalami gangguan tidur sleep apnea yang menyebabkan kadar oksigen dalam darah berkurang dan meningkatkan risiko ritme jantung abnormal.
- Memiliki riwayat penyakit katup jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah dengan baik.
- Terkena infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan kerusakan otot jantung.
- Memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi.
- Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
- Memiliki detak jantung yang abnormal, terutama berdetak terlalu kencang yang berisiko melemahkan otot jantung .
- Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol secara berlebihan.
Diagnosis gagal jantung kongestif
Dalam mendiagnosis gagal jantung kongestif, dokter bisa melakukan pemeriksaan fisik, seperti untuk mengetahui kondisi pembengkakan pada tungkai dan perut.
Beberapa tes lain di bawah ini mungkin juga bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis CHF.
- Rontgen dada: untuk melihat pembesaran jantung dan adanya penumpukan darah di paru-paru.
- Ekokardiogram: tes pencitraan menggunakan gelombang suara guna melihat kondisi jantung, terutama bagian otot dan katup jantung.
- Elektrokardiogram (EKG): untuk mengevaluasi kesehatan jantung dengan merekam aktivitas kelistrikan pada jantung.
Pengobatan gagal jantung kongestif
Pengobatan gagal jantung kongestif harus disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Pertama kali, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk menurunkan penumpukan cairan di dalam tubuh dan membantu jantung memompa darah dengan lebih baik.
Beberapa jenis obat yang umum diresepkan untuk pengidap CHF, antara lain:
- obat diuretik,
- beta-blocker, atau
- angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor.
Penting untuk dipahami bahwa obat gagal jantung dapat menimbulkan efek samping, termasuk dehidrasi, batuk, pusing, pingsan, dan kelelahan.
Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai obat mana yang paling sesuai. Jika terdapat efek samping yang mengganggu, segera bicarakan dengan dokter Anda.
Terkadang, kondisi ini harus ditangani melalui prosedur operasi. Contohnya, bila penyebab CHF adalah penyakit katup jantung, dokter akan menyarankan operasi perbaikan katup jantung.
Pemasangan implan pacu jantung (pacemaker) atau kejut jantung (defibrillator) ataupun bahkan transplantasi jantung dapat dilakukan tergantung keparahan kondisi yang Anda alami.