backup og meta

Alergi Bahan Pakaian: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll.

Alergi Bahan Pakaian: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll.

Definisi

Apa itu alergi bahan pakaian?

Alergi bahan pakaian adalah salah satu penyebab umum reaksi alergi pada kulit. Kondisi ini dapat terjadi ketika Anda menggunakan bahan pakaian, meliputi kain, kancing, hingga aksesoris pakaian lainnya, menyebabkan iritasi kulit. 

Iritasi kulit akibat bahan pakaian ini dapat menyebabkan peradangan yang dikenal sebagai dermatitis kontak. Dermatitis kontak alergi biasanya menyebabkan gatal dan kemerahan di kulit. 

Seberapa umum kondisi ini?

Alergi bahan atau tekstil pakaian lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin disebabkan karena kebanyakan wanita mengenakan pakaian yang lebih ‘pas’ dan berwarna-warni. 

Walaupun demikian, perlu diingat bahwa setiap orang dapat mengalami alergi ini, terlepas dari usia dan jenis kelaminnya. 

Tanda-tanda dan gejala

Apa saja tanda dan gejala alergi bahan pakaian?

Reaksi alergi akibat bahan dan tekstil pakaian biasanya baru akan muncul setelah beberapa jam atau hari usai penggunaan pakaian yang memicu alergi. Pada dasarnya, gejala alergi kulit ini tidak jauh berbeda dengan jenis alergi lainnya, yakni:

  • gatal-gatal,
  • ruam pada kulit,
  • kulit menjadi kering, bersisik, dan mengelupas,
  • perubahan kulit menjadi gelap dan terasa kasar,
  • bengkak dan tampak seperti terbakar, serta
  • kulit terasa kaku dan kencang.

Umumnya, area tubuh yang paling sering menimbulkan reaksi alergi adalah lekukan lengan, punggung, lutut, hingga area selangkangan. Artinya, tempat-tempat yang paling sering bersentuhan dengan pakaian berisiko mengalami tanda-tanda tersebut.

Selain itu, reaksi alergi juga dapat memburuk akibat adanya gesekan dari kain ke kulit dan ditambah oleh keringat di lingkungan yang panas dan lembap. 

Gesekan dari pakaian terkadang dapat menyebabkan masalah yang disebut intertrigo. Pada beberapa kasus, ruam bisa terinfeksi oleh jamur atau bakteri. 

Kapan saya harus ke dokter?

Jika Anda mengalami beberapa gejala yang disebutkan di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Hal ini dilakukan untuk mengendalikan gejala yang mengganggu dan mencegah terjadinya reaksi alergi yang parah, yaitu syok anafilaksis

Tanda-tanda reaksi alergi yang sudah parah dan membutuhkan penanganan medis adalah:

  • sulit bernapas,
  • mual dan muntah,
  • susah menelan, serta
  • pingsan.

Penyebab

Apa saja penyebab alergi bahan pakaian?

Serat dari bahan pakaian terdiri atas berbagai macam tekstil, mulai dari sintetis hingga kombinasi dari serat alami maupun sintetis. Oleh sebab itu, alergi bahan pakaian pun dapat terjadi akibat berbagai macam hal, di antaranya:

Alergi nikel (logam)

Nikel adalah salah satu jenis logam yang dapat menimbulkan alergi. Alergi logam tidak hanya terjadi pada pengguna perhiasan, melainkan juga pada kancing pakaian. 

Nikel yang ditemukan pada kancing baju, kemeja, jaket, hingga ikat pinggang dapat menjadi penyebab mengapa kulit bereaksi terhadap bahan pakaian. 

Alergi karet

Selain nikel, karet yang digunakan untuk mempercantik pakaian ternyata juga dapat mengiritasi kulit. Karet umumnya dijahit pada bagian pinggang dan pergelangan tangan pada baju. Sementara itu, karet di celana biasanya diberikan di area pergelangan kaki. 

Ada sejumlah jenis karet yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada kulit, misalnya karet hitam, senyawa merkapto, hingga karet thiuram. 

Alergi formaldehida

Formaldehida adalah karsinogen yang banyak dihubungkan sebagai penyebab alergi kulit, seperti gatal dan kulit kemerahan. Senyawa kimia ini juga dikenal sebagai formalin yang digunakan untuk menghasilkan kain yang tahan lama. 

Jika Anda menjumpai pakaian berbahan bebas kerut, ada kemungkinan formaldehida digunakan dalam proses pembuatannya. Hal ini bertujuan agar pakaian tidak cepat kusut. 

Alergi akibat formaldehida dalam bahan pakaian dapat menyebabkan ruam dan gatal pada bagian punggung, leher, dan paha. 

Alergi pigmen dalam pewarna pakaian

Penyebab alergi bahan pakaian lainnya yang mungkin tidak Anda sadari adalah kandungan pigmen yang terkandung dalam pewarna pakaian. Sebagai contoh, kandungan disperse blue 106 adalah pigmen berwarna biru gelap untuk memberikan warna pakaian menjadi biru tua dan hijau. 

Kandungan phenylenediamine dalam disperse blue 106 ini juga sering digunakan sebagai bahan cat rambut. Artinya, jenis alergi yang satu ini mungkin berkaitan erat dengan munculnya reaksi alergi cat rambut

Faktor risiko

Apa faktor yang dapat meningkatkan risiko saya terkena alergi ini?

Setiap orang dapat mengembangkan reaksi alergi akibat bahan pakaian. Namun, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena alergi ini, yakni: 

  • penderita dermatitis atopik,
  • memiliki kulit sensitif,
  • berat badan berlebih atau obesitas,
  • bekerja di lingkungan panas dan lembap, seperti dapur restoran dan pengecoran logam, serta
  • bekerja di industri tekstil.

Perlu diingat bahwa tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak dapat mengalami alergi ini. Oleh sebab itu, Anda tetap perlu berhati-hati dalam memilih pakaian demi terhindar dari reaksi alergi. 

Obat dan pengobatan

Bagaimana mengobati alergi bahan pakaian?

Langkah pertama sebagai cara mengobati alergi terhadap bahan pakaian adalah tidak menggunakan pakaian yang memicu alergi. Umumnya, reaksi alergi akan hilang dalam beberapa hari hingga minggu. 

Selain itu, obat alergi kulit yang dijual bebas, seperti krim hidrokortison dengan dosis rendah, dapat digunakan untuk membantu meringankan gatal dan bengkak. 

Apabila kondisi tidak kunjung membaik dan semakin parah, segera periksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan memberikan krim steroid dengan dosis yang lebih tinggi dan antibiotik oral jika ruam telah terinfeksi. 

Bagaimana mendiagnosis kondisi ini?

Alergi terhadap bahan pakaian biasanya dapat didiagnosis dengan menjalani tes kulit alergi, yaitu tes tempel (skin patch test). 

Pengujian ini biasanya akan melibatkan bahan kimia yang berbeda karena ada banyak alergen yang mungkin terdapat di kain. 

Pengobatan di rumah

Apa saja yang perlu dilakukan di rumah untuk mengobati alergi bahan pakaian?

Apabila Anda mengalami reaksi alergi terhadap bahan pakaian, sebaiknya hindari semua pakaian atau kain yang membuat iritasi kulit. Hal ini mungkin sulit dilakukan karena kebanyakan bahan diolah dengan bahan kimia yang tidak teridentifikasi. 

Berikut ini ada beberapa cara yang mungkin dapat membantu Anda mencegah reaksi alergi pada kulit, yaitu sebagai berikut.

  • Pakai pakaian yang terbuat dari serat alami, seperti katun dan linen.
  • Gunakan pakaian berwarna terang karena mengandung lebih sedikit pewarna.
  • Pakai pakaian yang longgar saat cuaca terasa panas dan lembap.
  • Hindari pakaian berlabel non-iron dan dirt-repellent.
  • Hindari pakaian dengan tanda “cuci secara terpisah”.

Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut, tanyakan kepada dokter demi mendapatkan solusi yang tepat untuk Anda. 

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Nickel Allergy. (2018). Mayo Clinic. Retrieved 17 April 2018, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nickel-allergy/symptoms-causes/syc-20351529

Eungdamrong, N.J. (2016). Surprising ways clothing can cause a rash or diarrhea. Aurora Health Care. Retrieved 12 August 2020, from https://www.aurorahealthcare.org/patients-visitors/blog/surprising-ways-clothing-can-cause-a-rash-bug-bite-or-diarrhea 

Ngan, V. Textile contact dermatitis. DermNet NZ. Retrieved 12 August 2020, from https://dermnetnz.org/topics/textile-contact-dermatitis/

Ngan, V. (2013). Textile dye allergy. DermNet NZ. Retrieved 12 August 2020, from https://dermnetnz.org/topics/textile-dye-allergy/

Yoshihisa, Y., & Shimizu, T. (2012). Metal Allergy and Systemic Contact Dermatitis: An Overview. Dermatology Research And Practice, 2012, 1-5. doi: 10.1155/2012/749561. Retrieved 12 August 2020. 

Versi Terbaru

13/11/2020

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Alergi Panas Matahari

Alergi Kosmetik


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 13/11/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan