backup og meta
Kategori

2

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

8 Kemungkinan Dampak pada Janin Bila Ibu Hamil Menangis

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    8 Kemungkinan Dampak pada Janin Bila Ibu Hamil Menangis

    Setiap ibu tentu mendambakan kehamilan yang lancar dan penuh kebahagiaan. Akan tetapi, adanya perubahan hormon dan berbagai tekanan psikologis bisa membuat ibu hamil bisa bersedih hingga meluapkannya dengan menangis. Lantas, apa yang akan terjadi pada janin saat ibu hamil menangis? Benarkah ia bisa merasakan kesedihan ibunya? Cari tahu jawaban ilmiahnya di sini.

    Apa pengaruh menangis saat hamil pada kandungan ibu?

    hepatitis saat hamil

    Apa yang dialami ibu hamil biasanya berpengaruh pada kehamilannya, seperti makanan dan obat-obatan yang dikonsumsi.

    Pertanyaannya, apakah emosi yang ibu menangis saat hamil juga berpengaruh pada keadaan janin?

    Sebuah penelitian dari Association for Psychological Science menemukan bahwa janin yang berumur enam bulan bisa merasakan dampak dari emosi yang dirasakan oleh ibunya. 

    Pada ahli menyatakan bahwa ibu yang menangis saat hamil 1-2 dalam batasan yang wajar tidak berefek atau menimbulkan reaksi pada janin dalam kandungan.

    Namun, jika perasaan tersebut terjadi berkali-kali, terus menerus, dan berkepanjangan ternyata bisa berpengaruh pada janin.

    Ini karena ketika ibu menangis karena sedih atau stres, tubuh akan menghasilkan hormon stres yang disebut dengan hormon kortisol.

    Selanjutnya, apa yang terjadi pada janin saat ibu menangis? Ternyata, ia akan turut mendapatkan hormon stres yang dialirkan oleh ibu melalui plasenta.

    Makin sering ibu menangis, makin banyak pula hormon kortisol yang dialirkan kepada janin.

    Adakah risiko yang bisa terjadi pada janin jika ibu hamil menangis?

    tanda bahaya kehamilan

    Menangis adalah bentuk luapan emosi. Aktivitas ini dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, misalnya terharu, sedih, bahkan stres.

    Sebenarnya, menangis adalah hal yang biasa terjadi pada siapa pun dan bisa saja terjadi pada ibu hamil.

    Bila ibu menangis saat hamil karena bahagia atau terharu mungkin tidak membawa reaksi atau kondisi yang buruk pada janin.

    Namun, jika ibu menangis karena sedih atau stres, sebaiknya lebih waspada.

    Pasalnya, hal ini dapat membawa sejumlah risiko bagi kandungan, tak terkecuali janin yang sedang berkembang.

    1. Janin kekurangan nutrisi

    Bila ibu hamil menangis terus-menerus, ia bisa mengalami stres berat, kecemasan, hingga depresi.

    Kondisi-kondisi tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan ibu, seperti sulit tidur dan nafsu makan menurun.

    Jika hal ini terjadi, tubuh ibu akan kekurangan energi dan nutrisi. Padahal, nutrisi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk tumbuh kembang janin.

    2. Tubuh kekurangan energi

    Selain kekurangan nutrisi, menangis berkepanjangan dapat menguras energi.

    Bukan hanya membuat ibu hamil kelelahan, kekurangan energi juga dapat menghambat perkembangan janin.

    Terlebih lagi saat hamil, kebutuhan energi ibu mengalami peningkatan yang cukup drastis.

    3. Dehidrasi atau kekurangan cairan

    Pada kondisi tertentu, air mata mungkin perlu untuk membersihkan mata dari debu dan kotoran.

    Namun, saat ibu hamil menangis berkepanjangan, air mata yang terus menerus dikeluarkan dapat membuat tubuh ibu kekurangan cairan.

    Selain membuat ibu kehausan dan kelelahan, kurangnya cairan juga dapat mengurangi suplai darah ke janin.

    4. Berisiko keguguran atau bayi lahir prematur

    Keguguran dan kelahiran prematur merupakan keadaan janin saat ibu hamil menangis yang sangat penting untuk diwaspadai.

    Melansir jurnal Frontiers in Endocrinology, keguguran atau persalinan dini dapat terjadi karena terpicunya peningkatan hormon corticotropin-releasing (CRH) saat Anda stres dan cemas.

    Seharusnya, hormon ini dihasilkan oleh tubuh jika janin sudah siap dilahirkan. Namun, karena ketidakseimbangan hormonal, hormon CRH memaksa janin untuk dikeluarkan.

    Akibatnya terjadilah keguguran atau kelahiran prematur.

    5. Mengganggu proses perkembangan saraf bayi

    Janin yang terus menerus mendapatkan hormon stres akibat ibu hamil menangis bisa mengalami stres kronis akibat ketidakseimbangan hormon.

    Kondisi ini dapat menghambat perkembangan sistem sarafnya.

    Hal ini berdasarkan penelitian dari University of California-Irvine dan Association for Psychological Science.

    Studi tersebut menjelaskan adanya risiko gangguan saraf pada bayi yang dikandung oleh ibu hamil yang menangis karena stres.

    6. Anak berisiko mengalami depresi di kemudian hari

    Reaksi janin saat ibu menangis tidak hanya berdampak saat ia dalam kandungan, tetapi ternyata bisa menetap dalam tubuh si kecil dan muncul saat ia dewasa kelak.

    Sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal JAMA Psychiatry menyatakan bahwa ibu hamil yang menangis karena depresi berisiko berefek pada janinnya kelak.

    Ya, anak yang nantinya tumbuh dewasa berisiko mengalami depresi dan masalah kejiwaan lainnya.

    7. Meningkatkan risiko gangguan kecerdasan pada anak

    Selain depresei, keadaan janin saat ibu menangis lainnya yang perlu diwaspadai adalah gangguan akibat sistem saraf yang terganggu.

    Riset yang diterbitkan oleh jurnal Clinical Obstetrics Gynecology menunjukkan bahwa stres yang berkepanjangan saat hamil dapat meningkatkan risiko gangguan emosi, dan penurunan kecerdasan, dan autisme pada anak.

    8. Memengaruhi struktur otak anak

    Selain itu, anak-anak yang lahir dari ibu yang sering merasa cemas ketika hamil juga akan memiliki perbedaan struktur pada otaknya.

    Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek jangka panjang dari perbedaan struktur otak tersebut.

    Bagaimana cara mencegah agar tidak stres dan menangis saat hamil?

    setelah menangis

    Pengaruh menangis saat hamil tidak hanya dirasakan oleh ibu, tetapi juga janin.

    Oleh karena itu, penting untuk menjaga suasana hati agar tetap ceria dan bersemangat sepanjang masa kehamilan.

    Beberapa tips berikut semoga bisa membantu ibu untuk menghindari terlalu sering sedih dan menangis saat hamil.

    1. Hindari terlalu lama menangis

    Meskipun berisiko buruk pada janin, Anda boleh saja menangis saat hamil jika hal itu bisa membantu untuk meluapkan emosi.

    Menangis sesekali tidak membawa pengaruh pada janin.

    Namun, pastikan tangisan Anda tidak berkepanjangan agar terhindar dari efek buruk yang disebutkan di atas.

    Setelah itu, segera berhenti menangis saat Anda merasa sudah lega.

    2. Hindari pikiran-pikiran negatif

    Pada dasarnya, bukanlah menangis yang buruk bagi tubuh maupun janin, melainkan penyebabnya.

    Ibu hamil menangis karena terharu atau bahagia tidaklah berdampak buruk, tetapi menangis karena stres atau depresi itulah yang perlu Anda hindari.

    Untuk mencegah depresi saat hamil, usahakan agar pikiran Anda selalu tenang, hindari berpikiran hal-hal yang negatif, dan selalu optimis menjalani kehidupan.

    3. Lakukan aktivitas yang bersemangat

    Daripada melampiaskan emosi dengan menangis, cobalah cara lain yang lebih aman seperti berolahraga.

    Berolahraga saat hamil dapat membantu keseimbangan hormonal dan memperbaiki suasana hati.

    Cobalah mengikuti kelas senam hamil, berenang, atau yoga bersama ibu-ibu hamil lainnya.

    Setelahnya, Anda akan merasa lebih bersemangat dan melupakan kesedihan yang sebelumnya Anda rasakan.

    4. Bercengkrama dengan orang terkasih

    Rasa sedih akan semakin menjadi-jadi jika Anda mengurung diri. Akibatnya, ibu hamil bisa menangis berkepanjangan.

    Sebagai cara mengatasinya, cobalah beranikan diri keluar, bertemu dengan kerabat dan teman. 

    Bercengkerama dengan orang terkasih seperti suami, ibu, atau saudara dapat membantu Anda melewati masa-masa sulit dan menyedihkan.

    5. Lakukan aktivitas yang menyenangkan

    Untuk mengatasi sedih dan stres penyebab ibu hamil menangis, cobalah lakukan kegiatan yang Anda sukai seperti mendengarkan musik, membaca buku, atau menonton film.

    Pilihlah musik, film, atau bacaan yang ringan dan lucu untuk memancing Anda tertawa. Alhasil, rasa sedih dan duka yang Anda alami pun dapat terlupakan.

    6. Berkonsultasi ke tenaga ahli

    Bila kesedihan yang Anda alami saat hamil cukup parah, cobalah berkonsultasi ke dokter jiwa atau psikolog.

    Mereka mungkin dapat memberikan solusi yang lebih tepat untuk mengatasi masalah emosi yang Anda alami.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan