Pernahkah Anda mendapati keputihan yang berwarna cokelat? Jika ya, Anda tidak perlu panik. Pasalnya, hal tersebut cukup umum terjadi dan memang terdapat penyebab yang mendasarinya. Kendati begitu, Anda tetap perlu mewaspadai dengan menyimak pembahasan seputar keputihan berwarna cokelat di bawah ini.
Normalkah keputihan berwarna cokelat?
Sesuai namanya, keputihan biasanya berwarna putih susu, encer, atau bening. Namun, terkadang ada juga yang mengalami keputihan berwarna cokelat.
Meskipun mungkin terlihat menakutkan, tetapi keputihan berwarna coklat adalah hal wajar dan bukan suatu kondisi yang perlu Anda khawatirkan.
Dilansir Baby Center, keputihan berwarna coklat biasanya muncul pada awal maupun akhir siklus menstruasi. Keputihan yang terjadi sebelum menstruasi sering kali diikuti dengan sedikit darah.
Darah akibat peluruhan rahim tersebut akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk keluar melalui vagina.
Ketika hemoglobin dan zat besi dalam darah bersentuhan atau terpapar dengan udara, maka akan melewati proses yang disebut oksidasi sehingga berubah warna menjadi kecokelatan.
Kendati begitu, selama keputihan yang Anda alami tidak menimbulkan bau yang kuat dan tidak sedap, kemungkinan besar kondisi tersebut bukan masalah yang serius.
Akan tetapi, bila Anda ragu dan khawatir mengalami keputihan yang tidak normal, segera konsultasikan dengan dokter.
Penyebab keputihan berwarna cokelat yang perlu diperhatikan
Pada sebagian besar wanita, termasuk remaja yang sedang mengalami pubertas, mungkin saja mengalami siklus menstruasi yang belum teratur hingga sekitar 2 tahun pertama.
Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat disebabkan oleh hormon yang belum seimbang.
Itulah kenapa ketika siklus menstruasi dimulai, terutama pada remaja, terkadang yang muncul tidak selalu darah dengan jumlah yang banyak, tetapi juga bisa berupa keputihan berwarna cokelat.
Namun, ada sejumlah penyebab lain dari keputihan berwarna cokelat yang perlu Anda ketahui dan waspadai, di antaranya sebagai berikut.
1. Perimenopause
Salah satu penyebab keputihan berwarna cokelat yakni tanda perimenopause. Terlebih lagi, bila Anda telah menginjak usia 40-an hingga 50-an.
Mengutip Cleveland Clinic, saat perimenopause terjadi penurunan estrogen.
Hal itulah yang menyebabkan dinding vagina Anda menjadi tipis dan rapuh hingga memicu siklus menstruasi tidak teratur dan keputihan berwarna cokelat.
Selain keputihan berwarna coklat, waspadai beberapa gejala perimenopause lainnya, seperti hot flashes, perubahan kulit, kekeringan vagina, insomnia, dan perubahan suasana hati.
2. Vaginosis bakterialis
Infeksi umum yang menyerang vagina ini biasanya dikaitkan dengan keputihan berwarna keabu-abuan. Akan tetapi, bagi sebagian orang, keputihan bisa terlihat kecokelatan, terutama setelah mengering di celana dalam Anda.
Keputihan dari bakterial vaginosis (BV) disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri di vagina dan akan berkembang saat Anda menstruasi dan setelah berhubungan seks.
Kondisi ini sering kali disertai dengan bau amis sebagai penanda utama bahwa bakteri pemicu infeksi yang bercampur dengan darah saat menstruasi sudah mati.
3. Penyakit menular seksual
Keputihan berwarna cokelat sebelum menstruasi dapat mengindikasikan mengalami penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore atau klamidia.
Gejala lain yang mungkin terjadi termasuk sensasi terbakar saat buang air kecil, keputihan yang berbau, dan rasa sakit saat berhubungan seks
Meski begitu, tidak semua orang dengan PMS mengalami gejala yang sama. Itulah alasan kenapa penting bagi semua orang yang sudah aktif secara seksual melakukan tes untuk mendeteksi PMS secara teratur.
4. PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome)
Wanita dengan sindrom ovarium polikistik memiliki ketidakseimbangan hormon yang membuat ovulasi jarang atau tidak teratur bahkan membuat sulit untuk hamil.
Tak jarang, kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan ringan atau keluarnya keputihan berwarna coklat.
Anda juga mungkin akan mengalami siklus menstruasi yang sangat ringan, sangat berat atau tidak sama sekali. Sering kali hal itu diikuti dengan kondisi kulit berminyak, bercak-bercak gelap pada kulit, dan penambahan berat badan.
5. Penggunaan implan KB
Sejumlah metode kontrasepsi seperti pil, implan atau IUD (alat kontrasepsi dalam rahim seperti koil), membuat tubuh mulai beradaptasi dengan perubahan kadar hormon yang diproduksi.
Anda mungkin akan mengalami efek samping seperti menstruasi tidak teratur, keluarnya keputihan berwarna cokelat, bahkan perdarahan pada vagina.
6. Kista ovarium
Kista ovarium terjadi ketika ada cairan yang terbentuk di dalam ovarium. Sering kali kondisi ini datang dan pergi secara tiba-tiba, tetapi jika terus tumbuh dapat menyebabkan keputihan berwarna cokelat.
Anda harus mewaspadai bila kondisi tersebut diserta rasa sakit pada perut, tekanan panggul, atau nyeri saat berhubungan seks dan buang air kecil.
7. Endometriosis
Endometriosis terjadi karena jaringan yang biasanya melapisi rahim (endometrium) tumbuh di luarnya.
Ini dapat menyebabkan haid terasa sangat menyakitkan hingga muncul keputihan berwarna coklat di tengah-tengah siklus.
Gejala lain yang mungkin termasuk seperti buang air besar dan buang air kecil yang menyakitkan, nyeri saat berhubungan seks, dan susah hamil.
Kapan harus ke dokter?
Meskipun terbilang normal, keputihan berwarna cokelat juga bisa menjadi tanda kondisi abnormal.
Jika Anda khawatir, segera periksakan ke dokter, terlebih lagi bila keputihan tersebut disertai oleh sejumlah masalah seperti berikut.
- Keputihan coklat berlangsung lebih dari beberapa minggu.
- Keputihan sering terjadi setelah berhubungan seks.
- Area vagina terasa gatal atau terbakar.
- Muncul bau yang menyengat.
- Memicu kram.
Terkadang, keluarnya cairan berwarna cokelat dapat mengindikasikan kondisi yang lebih serius bila disertai dengan gejala lain seperti yang dijelaskan di atas.
Dalam hal ini, siapapun dapat mengalaminya. Oleh karena itu, segera temui dokter jika Anda merasa ada sesuatu yang tidak biasa.
Dokter mungkin akan mendiagnosis penyebab keputihan yang tidak normal dan mengobati kondisi yang mendasarinya jika perlu.
[embed-health-tool-ovulation]