backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Hormon Testosteron pada Wanita, Apa Saja Perannya untuk Tubuh?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 20/12/2023

Hormon Testosteron pada Wanita, Apa Saja Perannya untuk Tubuh?

Tak hanya pada pria, wanita juga secara alami mempunyai hormon testosteron di dalam tubuh. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak pria.

Sebenarnya, apa peran hormon ini pada tubuh wanita? Bagaimana kalau seorang wanita mengalami kelebihan atau kekurangan hormon tersebut? Berikut penjelasan lengkapnya.

Apa fungsi hormon testosteron pada wanita?

hormon testosteron pada wanita

Mengutip dari laman Hormone, testosteron adalah hormon seks utama pada pria yang fungsi utamanya yaitu mengontrol perubahan fisik.

Namun, wanita juga mempunyai hormon testosteron yang diproduksi dalam ovarium dan kelenjar adrenal, tetapi dengan kadar yang jauh lebih rendah daripada pria.

Saat hormon testosteron atau androgen lainnya diproduksi, tubuh akan dengan mudah mengubahnya menjadi hormon seksual.

Berikut adalah fungsi dari adanya hormon testosteron.

Kadar hormon testeosteron dan androgen lainnya pada wanita dapat diukur melalui tes darah. Pada wanita, kadar normal berkisar antara 15—70 nanogram per desiliter darah.

Apabila setelah melakukan tes lalu kadar hormon testosteron Anda hasilnya lebih tinggi atau lebih rendah, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengecek efeknya pada tubuh Anda.

Kelainan terkait hormon testosteron pada wanita

ejakulasi dini pada wanita

Ketidakseimbangan hormon testosteron dapat memengaruhi penampilan fisik dan juga kondisi kesehatan wanita. Berikut penjelasannya.

1. Kelebihan hormon testosteron

Peningkatan produksi hormon testosteron dapat menyebabkan perubahan atau gejala yang terjadi pada tubuh, seperti:

  • tumbuh rambut berlebih pada wajah dan area tubuh lainnya,
  • timbulnya jerawat berlebih,
  • perubahan suara,
  • peningkatan massa otot,
  • siklus menstruasi tidak teratur, dan
  • ukuran payudara mengecil.

Pada kondisi hormon testosteron yang terlalu tinggi, ada kemungkinan wanita juga dapat mengalami peningkatan berat badan serta masalah kesuburan.

Kadar hormon testosteron yang tinggi juga mungkin mengindikasikan adanya tumor pada area ovarium atau kelenjar adrenal.

Salah satu penyebab terjadinya peningkatan hormon testosteron adalah saat Anda mengalami sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS).

PCOS adalah kondisi hormon androgen yang berlebih pada wanita hingga berakibat pada resistensi insulin.

Untuk menurunkan kadar hormon testosteron, dokter akan merekomendasikan obat serta kontrasepsi minum untuk memblokir produksi hormon testosteron pada wanita.

Dokter juga mungkin akan memberikan terapi hormon progestin untuk mengembalikan siklus menstruasi dan membantu meningkatkan kesuburan.

2. Kekurangan hormon testosteron

Selain berlebih, kadar testosteron juga bisa berkurang. Penurunan ini bisa terjadi secara alami seiring dengan bertambahnya usia wanita.

Biasanya, wanita mengalami penurunan hormon testosteron saat mulai menopause. Berikut adalah gejala atau tanda menurunnya hormon testosteron.

  • Penurunan fungsi otot.
  • Lebih mudah lelah.
  • Merasa sulit tidur.
  • Penurunan gairah seksual.
  • Peningkatan berat badan.
  • Vagina kering.
  • Penurunan kepadatan tulang.

Akan tetapi, karena gejala atau tanda dari penurunan hormon testosteron termasuk umum, dokter juga akan melihat masalah kesehatan lainnya seperti depresi, kegelisahan, hingga stres kronis.

Dokter kemungkinan akan cukup sulit mendeteksi kadar testosteron yang rendah pada wanita karena kadar hormon ini tidak seimbang setiap harinya.

Jika wanita masih mengalami menstruasi, dokter akan menyarankan untuk melakukan tes testosteron pada 8—20 hari setelah periode dimulai.

Bila hasil tes menunjukkan bahwa kadar hormon testosteron cukup rendah, dokter mungkin akan melakukan perawatan untuk mengatasinya.

Namun, perawatan ini bukan meningkatkan kadar hormon secara drastis, melainkan agar kadar hormon wanita ini bisa kembali seimbang.

Perawatan ini tersedia dalam bentuk obat krim, gel, hingga pil. Namun, tidak semua dokter bersedia untuk melakukan terapi ini.

Pasalnya, peningkatan hormon ini dapat menimbulkan efek samping, seperti munculnya jerawat berlebih, tumbuh rambut atau bulu pada wajah, serta kerontokan rambut.

Tahukah Anda?

Mengubah gaya hidup dapat membantu merawat rendahnya kadar testosteron, yaitu dengan:
  • mengelola stres,
  • melakukan terapi seks,
  • cukup waktu tidur,
  • mengubah pola makan sehat, serta
  • mengonsumsi suplemen tertentu sesuai rekomendasi dokter.

Yang perlu diingat, kelebihan atau kekurangan hormon testosteron pada wanita dapat berdampak pada kesehatan tubuhnya.

Oleh karena itu, bila Anda merasa adanya ketidaknormalan pada tubuh Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 20/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan