Operasi pengangkatan rahim atau histerektomi terkadang diperlukan supaya mencegah komplikasi dari penyakit lain. Histerektomi akan dianjurkan jika Anda mengalami fibroid, endometriosis, atau kanker. Namun sebelum melakukan histerektomi, sebaiknya pahami dulu berbagai efek samping jangka panjang yang bisa muncul setelah prosedur angkat rahim ini.
Ragam efek samping operasi pengangkatan rahim (histerektomi)
Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim yang biasanya dilakukan ketika seorang wanita mengalami masalah tertentu pada rahimnya.
Operasi angkat rahim ini merupakan prosedur bedah yang bisa dilakukan dengan beberapa metode, termasuk histerektomi abdominal, vaginal, atau laparoskopi.
Namun, sama seperti operasi pengangkatan organ tubuh lainnya, prosedur angkat rahim ini bisa menimbulkan efek samping jangka panjang.
Beberapa orang mungkin mengalami dampak secara psikologis dan fisik selama proses pemulihan pengangkatan rahim.
Adapun penanganan efek samping angkat rahim akan bergantung pada jenis histerektomi yang Anda alami, seberapa parah efek sampingnya, dan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa efek samping, baik jangka pendek maupun panjang, yang mungkin timbul setelah operasi angkat rahim.
1. Dampak fisik
Pada proses pemulihan, Anda mungkin akan mengalami flek selama beberapa hari. Hal ini sangat normal, dan Anda disarankan untuk menggunakan pembalut selama ini terjadi.
Namun, ada juga beberapa efek samping pengangkatan rahim yang harus Anda perhatikan, seperti berikut ini.
- Rasa nyeri.
- Pembengkakan dan kulit kemerahan.
- Rasa gatal dan terbakar.
- Mati rasa pada kaki.
- Perdarahan berat.
- Infeksi pada luka.
Untuk mengatasi rasa nyeri yang timbul, dokter Anda akan memberikan resep obat penghilang rasa sakit yang sesuai.
Anda juga dapat mencoba kompres dingin atau panas di daerah yang nyeri untuk meredakan rasa tidak nyaman yang mungkin menyertai nyeri.
Sementara itu, jika terjadi perdarahan berlebihan, segera konsultasikan dengan dokter Anda. Mungkin Anda akan disarankan untuk istirahat dan menghindari aktivitas fisik berat.
Jika Anda merasa ada gejala infeksi seperti demam, kemerahan, bengkak, atau keluar cairan berbau dari luka bedah, segera hubungi dokter Anda.
Pastikan untuk menjaga area bedah tetap bersih dan mengikuti instruksi dokter mengenai perawatan luka.
2. Gejala menopause
Dilansir dari NHS, efek samping jangka panjang setelah angkat rahim umumnya meliputi gejala menopause yang terjadi lebih awal.
Jika Anda menjalani histerektomi yang juga mencakup pengangkatan ovarium, Anda akan mengalami menopause segera setelah operasi angkat rahim.
Akan tetapi, gejala menopause juga bisa terjadi meski hanya satu atau bahkan tidak ada ovarium yang diangkat.
Hal tersebut disebabkan oleh perubahan hormon estrogen pada tubuh Anda, sehingga proses ovulasi tidak terjadi. Berikut beberapa gejala menopause yang mungkin dialami.
- Merasakan rasa panas yang tiba-tiba (hot flashes).
- Vagina kering.
- Berkeringat pada malam hari.
- Gangguan tidur atau insomnia.
- Penurunan gairah seks.
- Merasakan nyeri ketika berhubungan intim.
- Perubahan suasana hati.
Untuk mengatasi gejala menopause, dokter mungkin akan menyarankan terapi pengganti hormon.
Terapi ini berfungsi untuk menggantikan hormon yang hilang akibat menopause dengan menggunakan obat-obatan.
3. Kemandulan
Rahim adalah salah satu organ yang penting bagi para wanita untuk bisa hamil.
Oleh karena itu, salah satu efek samping angkat rahim jangka panjang, yaitu Anda sudah tidak memiliki peluang untuk hamil atau mengalami kemandulan.
Beberapa wanita mungkin mengalami perubahan emosional setelah mengetahui hal tersebut. Ini dapat meliputi perasaan sedih, cemas, atau stres.
Oleh karena itu, konsultasikan kepada dokter Anda untuk mengetahui apakah ini pilihan pengobatan yang paling tepat untuk mengembalikan kesehatan Anda atau ada pilihan lain.
Untuk mencegah atau mengatasi perubahan emosional setelah menjalani histerektomi, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan konsultasi psikologi atau psikoterapi.
4. Masalah seksual
Beberapa wanita melaporkan perubahan dalam fungsi seksual setelah histerektomi. Sebagian wanita mungkin merasa gairah seks meningkat atau biasa-biasa saja.
Namun, sebagian lainnya justru mengalami penurunan gairah setelah angkat rahim dan frekuensi orgasmenya serta merasakan sakit ketika berhubungan intim.
Sebuah penelitian dalam jurnal Current Sexual Health Reports mengungkapkan bahwa histerektomi menimbulkan efek samping yang buruk pada sebagian wanita.
Penelitian tersebut menemukan, 10—20% wanita mengalami penurunan fungsi seksual saat dilakukan histerektomi karena kasus penyakit tumor jinak.
Sementara pada kasus tumor ganas, penurunan fungsi seksual terjadi lebih buruk lagi.
Meski demikian, tetap dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan histerektomi dengan masalah seksual pada wanita.
Anda bisa bicarakan dengan dokter Anda mengenai masalah ini untuk mendapat saran atau perawatan yang sesuai.
Dokter mungkin akan menyarankan terapi penggantian hormon untuk membantu menjaga keseimbangan hormon di dalam tubuh.
Tahukah Anda?
Setelah operasi angkat rahim dilakukan, Anda sangat disarankan untuk tidak berhubungan intim selama 6 minggu.
5. Masalah kandung kemih
Setelah histerektomi, beberapa wanita mengalami inkontinensia urine (kencing tidak terkendali) sebagai efek samping angkat rahim jangka panjang.
Jika Anda mengalami efek samping ini, latihan otot dasar panggul seperti senam Kegel dapat membantu mengatasinya.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga akan merujuk Anda ke terapis fisik atau memberikan perawatan lainnya.
6. Masalah usus
Bukan hanya gangguan pada kandung kemih, beberapa wanita mungkin mengalami masalah pencernaan setelah histerektomi.
Salah satu gangguan pencernaan yang bisa terjadi, yaitu sembelit.
Mengonsumsi makanan tinggi serat, minum banyak air, dan menghindari makanan yang dapat menyebabkan sembelit dapat membantu mengurangi efek samping pengangkatan rahim ini.
7. Osteoporosis
Jika Anda berusia kurang dari 40 tahun, menopause dini yang mungkin terjadi setelah menjalani histerektomi juga bisa meningkatkan risiko kelemahan tulang atau osteoporosis.
Pada kondisi ini, osteoporosis dapat terjadi akibat kadar hormon estrogen yang rendah setelah terjadi menopause.
Bergantung dari usia dan kondisi kesehatan Anda, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan tambahan untuk mencegah osteoporosis.
8. Efek samping dari obat bius
Pada saat operasi berlangsung, tentu Anda akan diberikan anestesi atau obat bius agar tidak merasakan sakit.
Namun, Anda mungkin akan merasakan beberapa efek samping dari obat bius tersebut setelah operasi.
Efek yang terjadi di antaranya suasana hati tidak stabil, kelelahan, dan merasa letih selama beberapa hari. Anda mungkin juga akan merasa mual.
Oleh karena itu, beritahukan kepada dokter Anda mengenai gejala tersebut agar diberikan resep obat sesuai keluhan Anda.
Perlu diketahui!
- Histerektomi merupakan prosedur bedah yang cukup besar, sehingga memerlukan waktu yang lama untuk pulih. Penting untuk tetap mengikuti perawatan, perjanjian, serta pantangan setelah angkat rahim yang dianjurkan oleh dokter Anda.
- Pastikan untuk memberikan tubuh Anda cukup waktu untuk pulih sepenuhnya.
- Bicarakan dengan dokter Anda tentang semua efek samping, baik jangka panjang maupun pendek, atau masalah yang Anda alami setelah angkat rahim, sehingga bisa mendapat penanganan yang sesuai.
[embed-health-tool-ovulation]