Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah gangguan hormonal yang sering dialami wanita usia subur. Salah satu gejala umum PCOS adalah munculnya jerawat yang sulit diatasi. Jerawat akibat PCOS biasanya lebih parah dibandingkan jerawat biasa karena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan hormon androgen dalam tubuh.
Untuk memahami lebih lanjut, berikut adalah ciri-ciri khas jerawat akibat PCOS serta cara mengatasinya.
Ciri-ciri jerawat karena PCOS
Jerawat merupakan kondisi umum yang dialami banyak orang dan menyerang pada usia berapa pun. Namun, jerawat PCOS merupakan jenis jerawat hormonal yang lebih parah dibandingkan jerawat baisa.
Berikut ini ciri-ciri jerawat PCOS yang perlu Anda ketahui.
- Muncul di area rahang, dagu, dan leher bagian bawah. Jerawat akibat PCOS lebih sering muncul di area wajah yang dipengaruhi oleh hormon androgen, seperti rahang, dagu, dan leher bagian bawah, bukan di zona T seperti jerawat biasa.
- Bersifat kistik atau jerawat batu, meradang, dan terasa nyeri. Jerawat ini biasanya lebih besar, merah, dan terasa nyeri saat disentuh karena terbentuk jauh di bawah kulit.
- Muncul berulang, terutama menjelang atau selama menstruasi. Jerawat PCOS cenderung muncul berulang di area yang sama, terutama menjelang atau selama menstruasi, karena fluktuasi hormon yang memicu produksi minyak berlebih.
- Sulit hilang dengan obat jerawat biasa. Produk jerawat yang dijual bebas terkadang kurang efektif karena penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan hormon, bukan sekadar penyumbatan pori-pori.
- Disertai siklus haid yang tidak teratur. Jika jerawat di rahang dan dagu diikuti dengan menstruasi yang tidak teratur atau jarang terjadi, ini bisa menjadi tanda bahwa jerawat tersebut berkaitan dengan PCOS.
- Ada gejala hirsutisme (rambut berlebih) atau rambut rontok. Peningkatan hormon androgen yang memicu jerawat PCOS juga bisa menyebabkan pertumbuhan rambut berlebih di wajah atau tubuh dan rambut rontok di kulit kepala.
- Sering disertai kenaikan berat badan yang sulit dikontrol. PCOS juga berhubungan dengan resistensi insulin, yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang sulit dikontrol.
Penyebab PCOS menimbulkan jerawat
PCOS dapat menyebabkan jerawat karena dipicu oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, terutama peningkatan hormon androgen.
Hormon ini merangsang kelenjar sebaceous untuk memproduksi minyak secara berlebihan.
Hal inilah yang menyebabkan penyumbatan pori-pori dan menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri penyebab jerawat untuk berkembang.
Selain itu, resistensi insulin yang sering terjadi pada penderita PCOS dapat meningkatkan kadar androgen, memperparah produksi minyak, dan memperburuk kondisi kulit.
Salah satu penelitian dalam jurnal Journal of the Endocrine Society mengatakan bakteri dan faktor genetik juga bisa menjadi penyebab munculnya jerawat PCOS.
Faktor lain yang berkontribusi adalah peradangan kronis yang memicu reaksi inflamasi dan memperparah jerawat, terutama yang bersifat kistik.
Kenaikan hormon saat siklus menstruasi juga turut berperan sehingga jerawat PCOS cenderung muncul secara berulang menjelang atau selama menstruasi.
Karena penyebab utama jerawat ini berasal dari hormon, obat jerawat biasa sering kali kurang efektif menghilangkan jerawat PCOS. Lantas, bagaimana cara tepat mengatasinya?
Cara mengatasi jerawat PCOS

Pengobatan jerawat PCOS berbeda dengan jerawat biasa. Berikut ini beberapa cara mengatasi jerawat PCOS yang bisa Anda lakukan.
1. Kontrasepsi oral
Salah satu penelitian dalam jurnal Journal of Human Reproductive Sciences mengatakan pada wanita yang sedang tidak ingin hamil, pil KB merupakan pengobatan utama untuk mengobati jerawat PCOS.
Hal ini karena estrogen dan progestin dalam pil KB dapat membantu mengatasi jerawat akibat PCOS dengan menyeimbangkan hormon androgen yang berlebihan.
Pil KB untuk PCOS juga membantu mengatur siklus menstruasi yang menjadi keluhan banyak wanita penyandang PCOS.
2. Spironolakton
Spironolakton adalah obat diuretik yang juga memiliki efek antiandrogen sehingga sering digunakan untuk mengatasi jerawat akibat PCOS.
Obat ini bekerja dengan menghambat efek hormon androgen di dalam tubuh yang dapat mengurangi produksi minyak berlebih di kulit dan mencegah terbentuknya jerawat kistik.
Penggunaan spironolakton untuk jerawat PCOS perlu dilakukan di bawah pengawasan dokter karena dapat memiliki efek samping.
3. Obat jerawat topikal
Obat jerawat topikal juga bisa digunakan untuk membantu mengatasi jerawat PCOS. Beberapa jenis obat jerawat yang bisa Anda gunakan yaitu sebagai berikut.
- Retinoid topikal: membantu mempercepat regenerasi sel kulit dan mencegah penyumbatan pori-pori.
- Asam salisilat: bekerja sebagai eksfolian untuk membersihkan sel kulit mati dan mencegah pori-pori tersumbat.
- Benzoyl peroxide: membantu membunuh bakteri penyebab jerawat dan mengurangi peradangan.
4. Merawat kulit dengan tepat
Selain perawatan di atas, merawat kulit dengan tepat bagi penyandang PCOS penting dilakukan.
Pilihlah produk perawatan kulit yang bebas alkohol dan nonkomedogenik. Selain itu, hindari sabun yang terlalu keras karena dapat merangsang produksi minyak berlebih.
Jangan sering menyentuh atau memencet jerawat karena bisa meningkatkan risiko bekas luka. Pilih juga pelembap berbahan dasar air atau gel yang tidak menyumbat pori-pori.
Perawatan kulit yang tepat harus dikombinasikan dengan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi penyebab utama jerawat PCOS, seperti terapi hormon atau perubahan gaya hidup.
Apabila jerawat semakin parah, meradang, dan tidak membaik meskipun sudah mencoba berbagai perawatan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Ringkasan
- Jerawat PCOS biasanya muncul di rahang, dagu, dan leher bagian bawah, bersifat kistik, meradang, nyeri, dan sulit hilang dengan obat biasa. Kondisi ini sering disertai haid tidak teratur, hirsutisme, rambut rontok, dan kenaikan berat badan.
- Jerawat akibat PCOS dipicu oleh peningkatan hormon androgen yang merangsang produksi minyak berlebih, menyumbat pori-pori, dan memperparah peradangan.
- Penanganan jerawat PCOS meliputi penggunaan kontrasepsi oral untuk menyeimbangkan hormon, spironolakton untuk mengurangi produksi minyak, serta obat topikal seperti retinoid dan asam salisilat.
[embed-health-tool-ovulation]