Meskipun menstruasi terjadi setiap bulan, siklusnya sering kali tidak dapat diprediksi. Menstruasi bisa terjadi lebih cepat atau lambat, setiap bulan atau dua bulan sekali, atau berlangsung selama tujuh hari, kurang, atau lebih. Sesuai bertambahnya usia, siklus haid akan beradaptasi karena terjadi perubahan hormonal terkait umur, kehamilan, dan pramenopause.
Perubahan siklus haid pada usia remaja
Menstruasi pertama pada anak perempuan umumnya terjadi saat remaja, dengan usia rata-rata 12—13 tahun. Menstruasi biasanya mulai terjadi 1,5—3 tahun setelah payudara tumbuh dan berkembang.
Pada usia remaja, siklus haid cenderung terjadi secara tidak menentu dengan rentang selama 21—45 hari.
Siklus haid bisa datang lebih cepat atau lebih lambat. Bahkan, menstruasi bisa berjarak hingga paling lama 6 bulan.
Haid juga biasanya disertai dengan beberapa gejala yang terjadi sejak beberapa hari sebelum terjadinya haid, yang dikenal dengan istilah premenstrual syndrome (PMS).
Gejala tersebut dapat berupa kram perut akibat kontraksi otot rahim, payudara terasa sakit dan membesar, serta nyeri pada kaki dan pinggul.
Jika anak perempuan Anda belum mengalami menstruasi pertama pada usia 15 tahun atau dalam 3 tahun setelah mengalami pertumbuhan payudara, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.
Perubahan siklus haid pada usia 20-an hingga 30-an
Pada usia 20-an, siklus haid umumnya akan lebih teratur dan dapat diprediksi, sehingga lebih jarang mengalami perubahan.
Jarak antara hari pertama haid bulan ini dengan hari pertama haid bulan depan biasanya berjarak 28 hari dan menstruasi akan terjadi selama 2 sampai 7 hari.
Berdasarkan data dari Allina Health, 80% siklus haid terjadi dalam rentang waktu 21—45 hari. Siklus haid mungkin juga akan mengalami perubahan setelah Anda hamil dan menyusui.
Jika Anda memiliki bayi tetapi tidak menyusui, biasanya Anda akan mulai menstruasi lagi pascamelahirkan setelah enam minggu proses kelahiran.
Jika Anda menyusui, Anda akan kembali haid setelah menghentikan atau mengurangi jumlah waktu Anda menyusui.
Kram perut saat haid juga akan membaik setelah Anda melahirkan.
Hal ini terjadi karena pembukaan serviks menjadi sedikit lebih besar, sehingga arus keluar darah tidak memerlukan kontraksi rahim yang kuat.
Selain itu, perubahan siklus haid juga bisa terjadi akibat pengaruh faktor tertentu, seperti pemilihan alat kontrasepsi, stres, dan masalah kesehatan.
Pada usia 20-an sampai awal 30-an, ada beberapa gejala yang harus diwaspadai dan perlu segera diperiksakan ke dokter, di antaranya sebagai berikut.
- Perdarahan yang lebih berat. Hal ini bisa disebabkan oleh pertumbuhan jinak yang disebut fibroid.
- Rasa sakit yang berlebihan yang berlangsung sepanjang bulan. Hal ini bisa disebabkan oleh endometriosis atau infeksi lapisan dalam rahim.
- Terlambat menstruasi. Hal ini bisa menjadi tanda awal kehamilan atau disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik.
- Siklus haid abnormal. Haid bisa terjadi lebih dari 7 hari dengan siklus kurang dari 21 hari atau lebih dari 38 hari.
- Rasa nyeri yang berlebihan dibandingkan kram perut biasa.
- Perdarahan antarsiklus menstruasi. Misalnya setelah berhubungan seksual.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan kondisi Anda dan mengetahui penyebabnya.
Perubahan siklus haid pada usia 40-an
Siklus haid pada wanita berusia akhir 30-an dan 40-an biasanya akan terjadi lebih pendek dengan perdarahan yang lebih berat.
Pada awal usia 40-an, jumlah hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium di dalam tubuh mungkin juga akan mengalami peningkatan. Kondisi ini bisa menyebabkan ovulasi tidak terjadi secara rutin.
Perubahan hormon estrogen tersebut bisa menjadi tanda masa menjelang menopause, yang disebut dengan perimenopause.
Walau rata-rata terjadi pada usia 50-an, tetapi menopause juga dapat terjadi lebih awal untuk beberapa wanita. Menopause bisa terjadi secara normal pada wanita dengan rentang usia 45—55 tahun.
Sementara jika menopause terjadi sebelum wanita usia 45 tahun, kondisi ini disebut dengan menopause dini. Menopause juga dapat dikatakan prematur bila terjadi sebelum berusia 40 tahun.
Masa perimenopause bisa terjadi selama beberapa bulan atau hingga lebih dari 10 tahun. Selama masa ini, beberapa wanita biasanya akan mengalami perubahan pada siklus haid.
Aliran darah haid juga bisa berubah menjadi lebih ringan, berat, atau lama, disertai gejala menopause lain, seperti hot flashes atau berkeringat pada malam hari.
Meskipun pada usia ini ovulasi tidak menentu, Anda tetap perlu menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seksual jika tidak ingin mengalami kehamilan.
Perubahan siklus haid pada usia 50-an
Seperti yang telah dikatakan di atas, sebagian besar wanita umumnya akan mengalami menopause saat memasuki usia 50-an, dengan usia rata-rata 51 tahun.
Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi kapan Anda akan mengalami menopause, di antaranya sebagai berikut.
- Faktor keturunan. Anda biasanya akan mengalami menopause pada usia yang sama dengan ibu Anda ketika mengalami menopause.
- Jumlah anak. Semakin banyak jumlah anak yang Anda miliki diketahui bisa membuat menopause semakin lambat terjadi.
- Kebiasaan merokok. Perokok biasanya akan mengalami menopause lebih cepat.
Jika pada usia ini Anda mengalami perdarahan setelah menopause, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Ini karena perdarahan bisa menjadi gejala suatu kondisi yang serius, seperti kanker rahim.
Perlu diketahui!
Siklus haid bisa menjadi tanda dari kondisi kesehatan seorang wanita secara keseluruhan. Untuk itu, penting bagi Anda agar selalu memperhatikan apa saja gejala yang normal terjadi saat haid dan apa saja yang tidak. Jika Anda mengalami suatu gejala yang tidak normal atau terjadi perubahan secara tiba-tiba pada siklus haid Anda, disarankan untuk segera melakukan konsultasi ke dokter guna memastikan kondisi dan mengetahui penyebabnya.
[embed-health-tool-ovulation]