Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kok, Perut Kram Padahal Haid Sudah Selesai? Ternyata Ini Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 31/10/2022

    Kok, Perut Kram Padahal Haid Sudah Selesai? Ternyata Ini Penyebabnya

    Anda mungkin pernah mengalami kram pada area perut selama haid. Ini merupakan hal yang wajar karena otot dinding rahim Anda terus mengalami kontraksi selama periode tersebut. Namun, ada pula wanita yang justru merasakan kram bahkan setelah masa haid berakhir. Jika Anda juga mengalaminya, berikut adalah sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan kram setelah haid serta tips yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

    Apa yang menyebabkan kram setelah haid?

    Kram yang terjadi setelah haid umumnya tidak membahayakan. Meski demikian, kram yang berlangsung lebih lama dari siklus haid atau menimbulkan nyeri berkepanjangan dapat menandakan kondisi berikut.

    1. Ovulasi

    Ovulasi merupakan salah satu bagian dari siklus menstruasi, yakni ketika ovarium (indung telur) melepaskan sel telur untuk dibuahi. Penyebab pasti kram saat ovulasi tidak diketahui, tapi beberapa teori menyatakan kemungkinan disebabkan saat folikel merekang sebelum melepaskan sel telur atau saat folikel pecah ketika melepaskan sel telur. Kram akibat ovulasi biasanya terjadi karena pada salah satu sisi tubuh selama beberapa menit hingga beberapa hari, kemudian akan membaik dengan sendirinya.

    2. Endometriosis

    Endometriosis terjadi jika sel-sel pada lapisan dinding rahim berkembang di bagian luar rahim. Akibatnya, Anda mungkin mengalami kram sebelum, selama, dan setelah masa haid. Gejala lainnya dapat berupa:

    • nyeri selama atau sesudah berhubungan intim
    • perdarahan berlebih saat Anda haid atau di antara siklus haid
    • nyeri saat buang air kecil atau buang air besar
    • sembelit atau diare
    • mual dan kembung

    3. Kehamilan

    Kram setelah haid juga dapat menandakan bahwa Anda sedang hamil. Terlebih lagi bila Anda juga mengalami gejala lain seperti payudara membesar, lebih sering buang air kecil, serta terdapat bercak darah pada masa haid.

    Rasa nyeri pada awal kehamilan biasanya bersifat ringan dan hanya sementara. Namun, rasa nyeri yang parah di area panggul disertai perdarahan abnormal juga dapat menjadi gejala dari hamil anggur. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang dibuahi tumbuh di luar rahim.

    4. Kista ovarium

    Sebagian besar kista ovarium biasanya akan menghilang dengan sendirinya. Akan tetapi, pertumbuhan kista juga dapat menyebabkan perdarahan dan kram setelah haid. Terkadang, sejumlah orang juga akan merasakan nyeri pada panggul dan bagian bawah perut.

    Kista ovarium yang berukuran besar juga dapat membuat area panggul Anda terasa berat dan menimbulkan sensasi kembung. Jika hal ini terasa mengganggu, Anda dapat memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

    5. Fibroid rahim

    Fibroid adalah sejenis tumor yang dapat tumbuh di rahim. Anda tidak perlu panik, sebab fibroid bukanlah jaringan yang bersifat ganas seperti kanker.

    Pertumbuhan fibroid pada rahim biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Akan tetapi, ada pula sejumlah orang yang mungkin mengalami gejala seperti kram setelah haid, haid tidak teratur, sering buang air kecil, serta sembelit.

    Bagaimana cara mengatasi kram setelah haid?

    Nyeri yang timbul saat Anda mengalami kram dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, Anda kini dapat mengatasinya sendiri dengan menjalani perbaikan gaya hidup seperti:

    • mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan mencukupi kebutuhan cairan harian
    • membatasi konsumsi alkohol, kafein, makanan tinggi lemak, dan makanan tinggi garam
    • berlatih mengelola stres dengan baik
    • lebih sering berolahraga untuk melancarkan sistem peredaran darah

    Saat kram menyerang, Anda juga dapat menggunakan kompres hangat di area perut atau memijat perut secara lembut. Jika cara tersebut tidak berhasil atau Anda mengkhawatirkan adanya kondisi lain, Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.

    Disclaimer

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 31/10/2022

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan